Thursday 20 February 2020

Lisan


Oleh; Erna Dewi Sulaiman, Lc

 "Manusia tidak akan teguh imannya sebelum teguh hatinya, dan tidak akan teguh hatinya sebelum teguh lidahnya." (HR. Ahmad).

Berbicara yaitu salah satu nikmat Allah yang sangat besar yang dianugerahkan kepada manusia. Dengan berbicara insan sanggup berkomunikasi satu sama lain. Diciptakannya verbal bukan hanya untuk berkomunikasi tetapi juga untuk menyebut asmaNya dan membaca kalamNya. Karena verbal pula kita sanggup menjadi makhluk yang paling mulia dibandingkan makhluk lainnya, menyerupai yang terdapat dalam firman-Nya:

 "Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia membuat insan dan mengajarkannya akil berbicara". (Ar-Rahman: 1-4).
 Allah Swt. melebihkan derajat insan daripada makhluk lainnya dengan mengajarkannya akil berbicara. Sudah sepatutnyalah kita memanfaatkan nikmat yang sangat besar itu dengan sebaik-baiknya.

Lisan, seringkali tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang tidak diinginkan. Lisan yang lepas kendali akan banyak mendatangkan kesusahan bagi diri sendiri bahkan orang lain. Karena lisan, sanggup menyebabkan permusuhan bahkan pertumpahan darah pun sanggup terjadi. Pertikaian seringkali bermula dari verbal yang tidak dijaga dengan baik.

Manusia yang lemah nalar pikirannya jikalau berbicara sering mengeluarkan kata-kata yang tak berkhasiat dan tak jarang juga mengeluarkan ucapan yang sanggup merusak korelasi persahabatan antar sesama. Seperti pepatah mengatakan, "Sesekali waktu orang sanggup mati lantaran terpeleset lidahnya.

Namun, seseorang tidak mati lantaran terpeleset kakinya. Jika kita sanggup menghitung pembicaraan kita, ternyata apa yang kita bicarakan lebih banyak yang tidak berguna. Oleh lantaran itu, islam mengajarkan umatnya untuk lebih baik membisu jikalau tidak ada yang perlu dibicarakan. 

Sikap membisu juga merupakan media pendidikan yang telah teruji. Rasulullah Saw.pernah bersabda: "Hendaknya kau diam, lantaran membisu itu sanggup menyingkirkan syaitan dan menolongmu dalam urusan agamamu".(HR. Ahmad).
Untuk memelihara verbal dari perkataan yang tidak berguna, Islam menganjurkan umatnya untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang menyebabkan perdebatan, sekalipun dalam kasus kebenaran.

Dalam perdebatan biasanya lebih mengutamakan kemenangan daripada persaudaraan. Oleh kesannya Rasulullah Saw. menganjurkan kita untuk menjaga lisan, lantaran pengecap yang tak bertulang sanggup menyakiti hati manusia, sanggup membahayakan dunia dan akhirat. Sedikit saja kata hikmah yang keluar dari bibir kita dan sanggup membawa kepada kebaikan itu lebih baik daripada banyak kata-kata tetapi sanggup merusak ukhuwah Islamiyah.

Salah satu pintu maksiat yaitu lisan. Apabila kita berbicara hendaklah menyampaikan sesuatu yang sanggup memberi manfaat bagi yang lain. Apabila kita ingin mengetahui apa yang ada di hati seseorang, sanggup diketahui dari gerakan lisannya, lantaran ucapan sanggup menawarkan apa yang terdapat dihati kita.

Banyak cara yang sanggup kita lakukan biar verbal kita terjaga dengan baik dan menjadi terhormat bagi pemiliknya, apalagi dibulan yang suci ini. Diantaranya dengan menyadari arti pentingnya menjaga lisan, berkata salah berarti menjatuhkan harga diri.

Perbanyaklah berdoa kepada Allah Swt. biar dimudahkan dalam menjaga lisan. 'gak ada salahnya bukan kita memulai untuk berbicara dengan lebih baik. Fabda' binnafsi, mulailah dari sekarang.

Perubahan itu sebuah keniscayaan. Perubahan ke arah yang lebih baik merupakan sesuatu yang mutlak bagi seorang muslim. Semoga waktu yang diberikan dalam hidup ini, menjadi saksi perubahan itu. Hingga menjadi muslim yang semakin baik dari hari ke hari. Amin!  (El-Asyi Edisi 91)


                      


banner
Previous Post
Next Post