Sunday 29 September 2019

Muhammad Ikram, Mahasiswa Aceh Yang Dirawat Intensif Di Mesir Meninggal Dunia

Muhammad Ikram Zamzami di Masjid Al-Azhar Kairo. (Foto: Dok. Pribadi)
Kmamesir.org (21/4/2019). Muhammad Ikram, mahasiswa Aceh yang dirawat intensif di Rumah Sakit El-Sefarat Kairo, meninggal dunia pada Minggu (21/4). Mahasiswa Markaz Lughah Al-Azhar yang sebelumnya divonis menderita komplikasi gagal jantung, peradagan hati, dan ginjal ini meninggal pukul pukul 02:00 dini waktu Kairo.


A'maril Basyiriy, ketua mengungkapkan rasa murung cita dan belasungkawa atas meninggalnya salah satu anggota terbaik KMA. Menurut A'maril, Muhammad Ikram merupakan pribadi yang baik dan taat.

Baca juga: Ratusan Jamaah Shalati Jenazah Muhammad Ikram

"Semoga almarhum Ikram diampunkan segala dosa dan diterima di sisi Allah. Ikram pribadi yang cukup baik dan taat, ia juga berkawan dengan sesama dengan baik. Ikram meninggal di malam yang baik. Insya Allah, ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Amin," kata A'maril Basyiriy. 

Ikram datang di Mesir pada bulan Desember 2018, dan ketika ini masih menempuh pendidikan Bahasa Arab di Al Azhar dan tercatat sebagai anggota .

Ikram mulai mengalami tanda-tanda penyakit sekitar dua ahad lalu. Awalnya Ikram menderita luka di kaki yang terus membengkak disertai batuk-batuk. Semakin lama, kondisinya semakin parah sampai Ikram mulai sulit bernafas ditambah muntah-muntah. Ia bahkan tak dapat tidur dengan normal. Ikram harus tidur dengan posisi duduk. pada hari Rabu, 10 April 2019 Ia jadinya dibawa ke Rumah Sakit Tayseer, Nasr City. 

Setelah dilakukan investigasi awal, Ikram didiagnosa menderita asma. Ia hanya diberi obat penyakit asma. Namun, sehabis obatnya habis, kondisi Ikram masih belum membaik. 

Pada Selasa, 17 April 2019 Ikram kemudian dibawa ke Rumah Sakit Rab'ah, Nasr City untuk didiagnosa ulang. Setelah itu, pada tanggal 18 April 2019 ia dibawa ke dr. Latifah, dokter yang biasa menangani mahasiswa Indonesia. dr. Latifah menyarankan biar Ikram dibawa ke Rumah Sakit El Sefarat, Kairo. 

Pada sore harinya Ikram divonis menderita komplikasi gagal jantung, hati dan ginjal. Detak jantungnya sangat lemah dan berada dibawah standar dan eksklusif dilarikan ke ruangan ICU. Pihak dokter juga menemukan bahwa adanya cairan di dalam hati dan perut yang harus dikeluarkan. 

(Image: Dok. KMA Mesir)
Ikram masih dalam kondisi kritis. Pihak dokter terpaksa memasang sinar Akko di jantungnya dan sinar-X pada dada, untuk membantu pendeteksian kinerja jantung. Selang juga dipasang pada laring untuk membantunya bernapas. Ikram sempat berada dalam kondisi koma. Namun, sehabis itu kondisinya sudah agak membaik.

Pada tanggal 20 April 2019, Ikram menjalani operasi pembedahan kaki untuk membersihkan luka yang sudah membengkak dan terinfeksi. Alhamdulillah operasi tersebut berjalan dengan lancar. Namun, detak jantung masih di bawah normal, demikian pula dengan ginjal yang tidak berfungsi dengan baik dan liver yang masih bermasalah. 

Kondisi Ikram sempat membaik sehabis proses operasi pada Sabtu sore (20 April 2019). Pada pukul 11:00 malam, kondisi Ikram kembali memburuk, sampai jadinya pada pukul 02:00 dini Ikram menghembuskan nafas terakhir.[]

Farhan Jihadi
banner
Previous Post
Next Post