Monday, 28 October 2019

Tujuan Hidup Insan (Khuthbah Jum'at)


This photo was uploaded by one of the photographers you follow Tujuan Hidup Manusia (Khuthbah Jum'at)

Khuthbah Pertama



إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

{يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ} (سورة آل عمران الآية: 102)

{يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} (النساء : 1)

{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا} (الأحزاب : 70 و 71)

أَمَّا بَعْدُ،

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى عَبْدِكَ ورَسُوْلِكَ محمَّد وعلى آله وصحبه أجمعين.



أيها الناس اتقوا الله تعالى ، قال الله تبارك وتعالى: {يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ}







Manusia diciptakan tidak sia-sia



Allah Ta'ala berfirman :

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ



(115) Maka apakah kau mengira, bahwa sesungguhnya Kami membuat kau secara main-main (saja), dan bahwa kau tidak akan dikembalikan kepada Kami?



فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ


(116) Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.



Tujuan hidup manusia

1. Tujuan hidup pertama

Allah Ta'ala berfirman,



{اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا}



Allah-lah yang membuat tujuh langit dan menyerupai itu pula bumi. Perintah Allah (berulangkali) turun pada keduanya, biar kalian mengetahui sebenarnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. [QS.Ath-Thalaaq: 12].

Pada ayat ini, Allah Ta'ala mengkabarkan bahwa Dia membuat langit, bumi serta apa yang terdapat keduanya dan apa yang ada diantara keduanya. Allahpun menurunkan perintah-Nya, baik perintah yang Syar'i, yaitu agama-Nya, maupun perintah yang Kauni Qodari, yaitu takdir-Nya yang dengan itu Allah mengatur hamba-hamba-Nya.

Sungguh semua itu tujuannya ialah biar kita mengetahui tentang-Nya, mengetahui bahwa kekuasaan dan ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

Hal ini memperlihatkan bahwa kita diciptakan untuk mengenal Rabb kita, mengenal nama, sifat dan perbuatan-Nya.

Inilah tujuan hidup kita terlahir di dunia ini, yaitu : Ma'rifatullah ,mengenal Allah, melalui mengenal nama, sifat dan perbuatan-Nya. Atau dikenal dengan Tauhidur Rububiyyah & Tauhidul Asmaa` wash Shifaat.

Faedah : Ma'rifatullah , yaitu Tauhidur Rububiyyah & Tauhidul Asmaa` wash Shifaat adalah tujuan hidup kita.

Kedua macam tauhid ini berisikan pengetahuan (ilmu) ihwal Allah, dengan demikian tauhid jenis ini hakekatnya ialah ilmu.



2. Tujuan hidup kedua

Allah Ta'ala berfirman,

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ}


Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)”.[QS.Adz-Dzaariyaat : 56].

Adapun pada ayat ini, Allah Ta'ala mengkabarkan bahwa Dia membuat jin dan insan dengan tujuan biar mereka beribadah kepada-Nya saja, atau dengan kata lain mentauhidkan Allah dalam peribadatan, yang kemudian dikenal dengan istilah Tauhidul Uluhiyyah.



Keutamaan Ma'rifatullah

Beberapa keutamaan Ma'rifatullah, diantaranya:

1.   Rukun Iman yang pertama dan pokok dari seluruh rukun-rukun Iman yang selainnya.

Allah Ta'ala berfirman :


{لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ }


Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, Kitab-Kitab, Nabi-Nabi”. (QS.Al-Baqarah : 177).

2.   Paling agung,paling utama dan paling banyak sesuatu yang disebutkan dalam Al-Qur`an,buktinya hampir setiap Ayat Al-Qur`an ditutup dengan penyebutan nama atau sifat Allah.

Sebagaimana dinyatakan oleh Penulis Sittu Duror,hal.34.



3.   Sebagai asas perbaikan hati dan badan,karena kedudukannya membangun pengetahuan ihwal Allah dan tauhid dalam Islam menyerupai kedudukan memperbaiki hati di dalam jasad,dan dikarenakan ma’rifatullah dan tauhid itu letaknya dalam hati,memperbaiki dan menyempurnakan keimanan dalam hati

Allah Ta'ala berfirman :

{أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ}


(24) Tidakkah kau perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik menyerupai pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

{تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ}


(25) pohon itu memperlihatkan buahnya pada setiap demam isu dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk insan supaya mereka selalu ingat. (QS.Ibrahim : 24-25). 

4. Sebagai pokok dari seluruh ilmu yang bermanfa’at ,karena seluruh ilmu itu dasarnya ialah ma’rifatullah,sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah.

6. Sebagai penarik dan pengokoh Arkanu’Ibadah Al-Qolbiyyah : Mahabbah,Khauf dan Roja`.

Semoga Allah memudahkan kita mengenal ihwal diri-Nya dan menyebabkan kita semakin erat dengan-Nya ,sehingga kelak sanggup berjumpa dengan-Nya & melihat wajah-Nya. Amiin.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم 
 



Khuthbah Kedua

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، إقرارا به وتوحيدا ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليما مزيدا ، أما بعد :

أمَّا بعد أيها المؤمنون عباد الله : اتقوا الله تعالى ؛ فإن تقوى الله جل وعلا خير زاد ، قال الله تبارك وتعالى: {وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ}[البقرة:197]

Tujuan hidup kedua

Allah Ta'ala berfirman,

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ}

Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)”.[QS.Adz-Dzaariyaat : 56].

Adapun pada ayat ini, Allah Ta'ala mengkabarkan bahwa Dia membuat jin dan insan dengan tujuan biar mereka beribadah kepada-Nya saja, atau dengan kata lain mentauhidkan Allah dalam peribadatan, yang kemudian dikenal dengan istilah Tauhidul Uluhiyyah.

Definisi ibadah ditinjau dari jenis ibadah yang disyari'atkan oleh Allah Ta'ala.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mendefinisikan ibadah dalam kitab dia Al-'Ubudiyyah1, dengan mengatakan,

الْعِبَادَةُ هِيَ اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ تَعَالَى وَيَرْضَاهُ مِنَ الْأَقْوَالِ وَالْأَعْمَالِ الْبَاطِنَةِ وَالظَّاهِرَةِ.

Ibadah ialah suatu kata yang meliputi setiap kasus yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Ta'ala, baik berupa ucapan maupun perbuatan, (baik) yang batin (hati), maupun yang zhahir (anggota tubuh yang nampak).

Kemudian dia memberi pola ibadah zhahir,

Maka sholat, zakat, puasa, haji, ucapan yang jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung tali silaturrahmi,memenuhi perjanjian, memerintahkan kasus yang ma'ruf dan melarang kasus yang mungkar, berjihad memerangi orang kafir dan munafik, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, budak dan kepada binatang, demikian pula berdo'a, berdzikir dan membaca Alquran, serta selainnya dari bentuk-bentuk ibadah (zhahir).

Beliaupun juga memberi pola ibadah batin,

Demikian pula menyayangi Allah dan Rasul-Nya, takut kepada-Nya, Inabah (kembali) kepada-Nya, lapang dada dalam ketaatan kepada-Nya, sabar terhadap ketetapan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, ridho terhadap keputusan taqdir-Nya,bertawakal keopada-Nya, mengharap rahmat-Nya, takut terhadap adzab-Nya, serta selainnya dari bentuk-bentuk ibadah (batin) yang dipersembahkan kepada Allah .

Itulah definisi ibadah dan contoh-contohnya ditinjau dari jenis ibadah yang disyari'atkan oleh Allah Ta'ala.

Mari kita tutup khuthbah ini dengan berdoa :

Alhamdulillahi Rabbil 'alamin, Allahumma shalli wa sallim 'ala Rasulillah,



{رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ولإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ و لا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ}

{رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ}

{رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

{رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ}  

{ رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ}

{رَبَّنَا هَب لنا مِن أزواجنا وذُرياتنا قُرَّةَ أعيُنٍ واجعلنا للمُتقينَ إمَامًا}

اللهم إنا نسألك الجنة، وما قرب إليها من قول أو عمل، ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل.

{رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ}

وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد و آخر دعوانا أن الحمد لله ربّ العالمين 

 

1. Al-'Ubudiyyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, hal. 4.
banner
Previous Post
Next Post