Tgk. Azwani Putra mendoakan dan mengecup kening putra Teuku Iskandar setelah prosesi peusijuk. (Foto: Dok. KMA Mesir) |
Acara kali ini sedikit berbeda, KMA menggabung beberapa aktivitas program pada satu hari. Aqiqah 3 bayi dari anggota KMA, tasyakuran suksesnya pelaksanaan Sumatera Cup, dan tasyakuran Tgk. Maulizar yang berhasil meraih juara 2 pada lomba kaligrafi internasional. Adapun 3 bayi yang diaqiqahkah ialah: Umar, putra dari Tgk. Hengki Firmansyah dan Tgk. Indah Laida; Teuku Muhammad Farouq, putra dari Tgk. Teuku Iskandar dan Tgk. Intan Qurratul Aini; dan Zeemam Khalifah Essalim, putra dari Tgk. Mujibussalim dan Tgk. Evici Heriandi.
Thaiburrifqi Ananda, ketua KMA dan perwakilan panitia Sumatera Cup tahun ini juga mengucapkan terimaksih atas segala pinjaman dari segenap partisipan sehingga event tersebut berjalan sukses. Tgk. Maulizar Muhammad turut memberikan rasa syukur atas keberhasilan yang diperolehnya dalam lomba kaligrafi internasional. Adapun Tgk. Teuku Iskandar, perwakilan orang renta yang anaknya turut diaqiqahkan mengucapkan ungkapan syukur kepada Allah atas kelahiran putranya.
"Saya mewakili orang renta yang anaknya diaqiqahkan pada hari ini mengucapkan rasa syukur yang luar biasa kapada Allah atas anugerah dan amanah yang diberikan kepada kami berupa bayi yang lahir sehat. Terima kasih juga kepada keluarga KMA yang telah banyak membantu kami dalam proses kelahiran sampai hari ini," ujar Teuku Iskandar.
"Saya mewakili orang renta yang anaknya diaqiqahkan pada hari ini mengucapkan rasa syukur yang luar biasa kapada Allah atas anugerah dan amanah yang diberikan kepada kami berupa bayi yang lahir sehat. Terima kasih juga kepada keluarga KMA yang telah banyak membantu kami dalam proses kelahiran sampai hari ini," ujar Teuku Iskandar.
Tgk. Amri Fatmi yang mengisi tausiyah, mengambarkan bahwa kelahiran yaitu proses penting, proses ilahiyah dan insaniyah, yang cukup penting. Beliau mengungkapkan, kelahiran seseorang juga punya nasihat yang besar.
"Kelahiran seseorang punya nasihat yang cukup besar. Dari sini kita dapat menyadari bahwa alam sehabis alam dunia, alam baqa, alam akhirat, aktual wujudnya. Bayi sebelum lahir, ia hidup nyaman dalam kandungan, ia makan bukan dengan mulut, bernafas bukan dengan hidung. Ia hidup nyaman dalam air ketuban. Nah, seorang bayi beranggapan, selain perut ibunya, ia tidak mengenal dunia lain. Ia akan mati bila keluar dari perut ibunya. Nyatanya, hal itu salah. Setelah keluar dari perut ibunya, bayi dapat makan tanpa tali pusar, ia kini dapat bernafas dengan hidung. Sesuatu yang tidak ia sadari sebelumnya. Begitu juga dengan kehidupan setelah dunia, akan ada kehidupan setelah ini yang mekanismenya berbeda sama sekali. Dan Allah Maha Mampu melaksanakan itu semua."
Tgk. Amri Fatmi juga menjelaskan, menikah bukan hanya ajang mencari keindahan. Menikah yaitu tanggung jawab. Menikah bukan hanya mengharap hal-hal yang indah saja.
"Adapun bila sudah berkeluarga hal ekspektasi yang selama ini kita yakini indah, bertahap realitanya akan jauh dari bayangan. Kita akan dibentuk kerepotan ketika si bayi sudah lahir, memikirkan ini-itu. Makara bila ada yang menikah dengan mengharap indahnya saja, maka lebih baik mulai dari kini ubahlah mindset itu, sehingga ketika tibanya beban dan tanggung jawab. Kita benar-benar siap," pesan Tgk. Amri.
"Kelahiran seseorang punya nasihat yang cukup besar. Dari sini kita dapat menyadari bahwa alam sehabis alam dunia, alam baqa, alam akhirat, aktual wujudnya. Bayi sebelum lahir, ia hidup nyaman dalam kandungan, ia makan bukan dengan mulut, bernafas bukan dengan hidung. Ia hidup nyaman dalam air ketuban. Nah, seorang bayi beranggapan, selain perut ibunya, ia tidak mengenal dunia lain. Ia akan mati bila keluar dari perut ibunya. Nyatanya, hal itu salah. Setelah keluar dari perut ibunya, bayi dapat makan tanpa tali pusar, ia kini dapat bernafas dengan hidung. Sesuatu yang tidak ia sadari sebelumnya. Begitu juga dengan kehidupan setelah dunia, akan ada kehidupan setelah ini yang mekanismenya berbeda sama sekali. Dan Allah Maha Mampu melaksanakan itu semua."
Tgk. Dr. Amri Fatmi memberikan tausiah. (Foto: Dok. KMA Mesir) |
"Adapun bila sudah berkeluarga hal ekspektasi yang selama ini kita yakini indah, bertahap realitanya akan jauh dari bayangan. Kita akan dibentuk kerepotan ketika si bayi sudah lahir, memikirkan ini-itu. Makara bila ada yang menikah dengan mengharap indahnya saja, maka lebih baik mulai dari kini ubahlah mindset itu, sehingga ketika tibanya beban dan tanggung jawab. Kita benar-benar siap," pesan Tgk. Amri.
Kepada Kmamesir.org, Tgk. Rif'at Zaky, penanggung jawab acara, memberikan rasa bahagianya dapat ikut membantu program ini. "Alhamdulillah, program ini berjalan lancar. Ini merupakan program terbesar di KMA dengan sajian 8 ekor kambing, belum pernah ada sebelumnya," kata Tgk. Zaky.
Acara berlangsung penuh khidmat dan tertib, program lalu ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Tgk. Ibnu Akhyar dan makan-makan bersama.[]
Acara berlangsung penuh khidmat dan tertib, program lalu ditutup dengan doa yang dibacakan oleh Tgk. Ibnu Akhyar dan makan-makan bersama.[]
Muhammad Syukran