Saturday, 26 October 2019

Madrasah Haji (8) - Pelajaran Dari 2 Lembar Kain Ihram

Ketika seorang muslim telah hingga ke miqot untuk ihram MADRASAH HAJI (8) - PELAJARAN DARI 2 LEMBAR KAIN IHRAM



5. PELAJARAN DARI DUA LEMBAR KAIN IHRAM (Mengingat kematian)

Ketika seorang muslim telah hingga ke miqot untuk ihram, ia menggunakan dua lembar kain pakaian ihram, dan menanggalkan pakaian yang biasa ia kenakan dalam keseharian.
Semua laki-laki muslim yang sedang berihram menggunakan baju yang sama, tidak ada bedanya antara yang miskin dan kaya, majikan dan karyawan, serta pejabat dan rakyat!
Yang membedakan antar mereka ialah hanya ketakwaan semata, kualitas ibadah haji mereka dan ibadah-ibadah selainnya, serta tingkat bersihnya mereka dari dosa! Itulah satu-satunya pembeda antar mereka di hadapan Rabb mereka !
Pakaian ihram ini mengingatkan jamaah haji kepada kain kafan yang akan menyelimuti jasad mereka kelak sesudah meninggalnya mereka, ketika itu tak ada bedanya antara yang miskin dan kaya, serta pejabat dan rakyat!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

البَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ البَيَاضَ، فَإِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ، وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ

Pakailah pakaian kalian yang berwarna putih, alasannya ialah pakaian putih itu termasuk sebaik-baik pakaian kalian, dan kafanilah mayat kalian dengan kain putih tersebut.” [HR. Tirmidzi, shahih]

Hendaknya seorang yang sedang mengenakan pakaian ihram mengingat saat-saat nantinya dikafani dengan kain putih, diantar ke kuburan, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia, meninggalkan sanak keluarga dan harta yang dicintainya selama di dunia, hanya selembar kain kafan menempel di tubuhnya yang akan dibawa ke kuburnya.

Wallahi, mengingat kematian ialah masalah yang sangat bermanfaat!

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أكثروا ذكرَ هاذم اللَّذَّاتِ

Perbanyak mengingat 'pemutus kelezatan'”. [HR. Tirmidzi, shahih]
Maksudnya : Perbanyak mengingat kematian!

Pakaian ihram ini mengingatkan jamaah haji kepada kain kafan yang akan menyelimuti jasad mereka kelak sesudah meninggalnya mereka, ketika itu tak ada bedanya antara yang miskin dan kaya, serta pejabat dan rakyat!

Barangsiapa yang banyak mengingat kematian dan bisa mengambil pelajaran darinya, maka dunia tidak akan mendominasi isi hatinya, dan dunia tidak pula menjadi puncak ilmunya dan keinginannya. Keridhoan Allah-lah yang ia cari, dan yang menggerakkan seluruh aktifitasnya.
Orang yang banyak mengingat kematian dan bisa mengambil pelajaaran darinya cita-citanya ialah masuk surga!

Benar-benar kedua lembar kain putih ihram mengingatkan pemakainya kepada kematian, bahwa tatkala seseorang meninggal, maka tidak ada yang menemaninya kecuali amalnya!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

يتبع الميِّتَ ثلاثةٌ، فيرجع اثنان ويبقى واحد: يتبع أهلُه ومالُه وعملُه، فيرجع أهلُه ومالُه، ويبقى عملُه

Ada tiga masalah yang menngantar mayit (ke kuburannya), kemudian akan kembali dua darinya dan hanya tertinggal satu yang menyertainya. Tiga masalah yang mengantarnya tersebut yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya, dan hartanya kembali pulang, sedangkan yang tertinggal menemaninya hanyalah amalnya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Merupakan masalah yang dimaklumi bahwa insan butuh keluarga yang menyertai langkah hidupnya dan butuh harta untuk bisa hidup di dunia ini.
Dan keduanya meski menyertainya di dunia ini, namun niscaya akan berpisah dengannya.
Maka orang yang cerdas ialah orang yang berinteraksi dengan keduanya dalam bingkai ketaatan kepada Allah.

Ia akan saling tolong menolong dengan keluarganya dan menggunakan hartanya untuk taat kepada Allah Ta'ala, inilah orang yang senang dunia akherat.

Sedangkan bila keluarganya dan hartanya justru menghalanginya dan menyibukkan dirinya dari melaksanakan ketaatan kepada Allah, maka ini kerugian dunia akherat.


Allah Ta'ala juga berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

(9) Hai orang-orang beriman, janganlah harta dan belum dewasa kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.[Al-Munafiqun:9]

Ingat harta dan belum dewasa tak berkhasiat kelak di akherat, apabila sesorang tak mempunyai hati yang higienis dari penyakit mengikuti hawa nafsu dan syubhat.
Allah Ta'ala berfirman :
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

(88) (yaitu) di hari harta dan belum dewasa laki-laki tidak berguna

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(89) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat

Renungan : Antara kain ihram dan kain kafan !

Hendaknya seorang yang sedang mengenakan pakaian ihram mengingat saat-saat nantinya dikafani dengan kain putih,
- Sebagaimana kendaraan beroda empat dan rumah mewahnya tak dibawa ketika menunaikan ibadah haji, maka begitu pula nantinya, tak ada yang ia bawa menghadap Rabb-nya kecuali ketakwaan !
Maka hendaklah ia fokus menlaksanakan ibadah haji dengan sempurna, alasannya ialah itu bab ketakwaan yang akan bermanfaat baginya ketika menghadap Rabb-nya !

- Meski keluarga dan harta bisa menyertainya ketika ia sedang menunaikan haji, namun niscaya akan berpisah dengannya ketika meninggal dunia !
Maka orang yang sedang menunaikan ibadah haji hendaknya fokus beribadah kepada Allah tanpa terrsibukkan dengan keluarga dan dunianya sewaktu di Tanah Suci sehingga dibutuhkan hajinya menjadi haji yang mabrur.

Sedangkan sepulang haji nantinya, janganlah keluarga dan hartanya justru menghalanginya dan menyibukkan dirinya dari melaksanakan ketaatan kepada Allah yang selama di Tanah Suci ia sudah terbiasa dengan manisnya beribadah dan dzikrullah ketika menunaikan manasik haji.

- Barangsiapa yang selama menunaikan ibadah haji banyak mengingat kematian dan bisa mengambil pelajaran darinya, maka dunia tidak akan mendominasi isi hatinya, dan dunia tidak pula menjadi puncak ilmunya dan keinginannya. Keridhoan Allah-lah yang ia cari, dan yang menggerakkan seluruh aktifitasnya.


Orang yang banyak mengingat kematian selama ibadah hajinya cita-citanya ialah masuk kedalam surga, maka sepulang haji di tanah airnya, ia berupaya dengan sungguh-sungguh supaya seluruh aktifitasnya merupakan aktifitas yang menghantarkannya ke nirwana dan menjauhkannya dari api neraka, bukan justru sebaliknya!

(Bersambung, in sya Allah)
banner
Previous Post
Next Post