Thursday 10 October 2019

Pengertian Tenggang Rasa Dan Pentingnya Tenggang Rasa Dalam Islam

Selamat tiba guys di kitapunya.net yang kali ini akan membahas mengenai sebuah sifat, yaitu sifat empati. Bahasan kali ini berfokus pada pengertian tenggang rasa dan pentingnya tenggang rasa dalam pandangan Islam. Empati itu apa sih? Sering mendengar tapi ngga tahu definisi spesifiknya yaa.. Tenang akan kita bahas secara tuntas kok kali ini.

Pengertian Empati

Empati ialah keadaan mental yang menciptakan seseorang merasa bahwa dirinya berada dalam keadaan, perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain yang dilihatnya. Ya semacam terbawa suasana yang dialami oleh orang lain, misal saja suatu tempat terkena efek bencana. Maka orang yang ber-empati akan merasa duka mirip orang yang terkena efek bencana, walaupun tingkat kesedihannya berbeda tingkat.

Dalam istilah lain, tenggang rasa merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang guna menyadari diri sendiri atas perasaan orang lain yang sedang mengalami kejadian tertentu, yang lalu tergerak untuk membantunya.


Pentingnya Empati Dalam Islam

net yang kali ini akan membahas mengenai sebuah sifat Pengertian Empati dan Pentingnya Empati dalam Islam
Empati Dalam Islam
Empati dalam islam disebut sebagai salah satu sifat terpuji, sifat tenggang rasa ini akan membawa insan untuk saling pundak membahu, saling tolong menolong dan saling peduli satu sama lain. Bisa dikatakan sih, tenggang rasa merupakan lanjutan dari rasa kasihan kepada orang lain yang sedang terkena musibah. 

Dalil atau ayat AL-Qur'an yang berafiliasi dengan tenggang rasa terdapat dalam surah yang ke 4 dalam Al-Qur'an, yaitu Q.S. An-Nisaa ayat 8 yang artinya :  
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, belum dewasa yatim, dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (Q.S. an-Nisaa/4: 8).
Dalam ayat tersebut, berkaitan dengan pembagian warisan dan rasa tenggang rasa terhadap sesama manusia. Karena dalam ayat tersebut mengandung makna, bahwa apabila sedang dilakukan pembagian warisan lalu ada kerabat, belum dewasa yatim dan orang-orang miskin disekitar tempat tersebut, apalagi jikalau mereka ikut melihat maka setidaknya diberi bab sekadarnya sebagai tali rasa kasih dan sayang.

 
Kepedulian terhadap mereka perlu ditumbuhkan. Sikap tenggang rasa ini akan timbul apabila: 

1. Dapat mencicipi apa yang dirasakan oleh orang lain, 
2. Mampu menempatkan diri sebagai orang lain, dan 
3. Menjadi orang lain yang merasakan. 

Terkait perilaku tenggang rasa ini, Rasulullah saw. bersabda.
“Dari Abi Musa r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan. ” (H.R. Bukh±ri) 
Hadits tersebut mengajarkan kepada kita perihal persaudaraan, bahwa kita sesama umat islam ialah saudara dan mempunyai ikatan yang kuat. Maka kita diibaratkan sebagai banungan yang saling mengkokohkan.

Saling mengkokohkan disini bisa berarti saling menguatkan, saling tolong menolong dan saling peduli. Ketika ada saudara yang sedang sakit, maka kita juga ikut mencicipi sakit yang mengajak kita untuk menjenguknya. Begitu juga saat ada saudara-saudara kita di tempat lain terkena bencana, kita merasa ikut terkena juga sehingga tergerak untuk mengulurkan bantuan. 

Allah Swt. menyuruh umat insan untuk berempati terhadap sesamanya. Peduli dan membantu antar sesama yang membutuhkan. Allah Swt. sangat marah kepada orang-orang yang egois dan sombong. 

Perilaku tenggang rasa terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari sanggup diwujudkan dengan cara: 
1. peka terhadap perasaan orang lain, 
2. membayangkan seandainya saya ialah dia, 
3. berlatih mengorbankan milik diri sendiri
4. membahagiakan orang lain.

banner
Previous Post
Next Post