Sunday, 13 October 2019

Satu Hari Satu Malam Bersama Rasulullah Saw.

Oleh: Muhammad Mutawalli Taqiyuddin*

Masjid Nabawi (Foto: Ahmad Mortaja Photography/flickr.com)
Kini, setiap orang lazim memiliki idola, apakah itu dari kalangan agamais (ulama, dai, ustadz), kalangan atlet (pemain sepakbola, badminton), kalangan pemimpin atau orang-orang yang berpengaruh, kalangan pemain film atau artis dan kalangan-kalangan hebat lainnya. Dari setiap individu masyarakat juga tidak sedikit yang ingin bahkan hingga bercita-cita untuk bertemu dengan idolanya walaupun hanya sebatas lima menit, dua menit, bahkan hanya melihat sebentar saja. Bukankah ada sebagian orang-orang yang menyerupai itu? Tentu ada, bahkan banyak pastinya. 

Untuk bertemu para idola itu sendiri tentunya bukanlah hal yang instan. Tidak sedikit orang yang mengorbankan nyawa dan hartanya hanya alasannya ingin bertemu atau sekedar melihat idolanya secara langsung. 

Akan tetapi ada satu orang, dia ialah insan pilihan dan makhluk terbaik sepanjang masa. Pengaruhnya terhadap perubahan dunia diakui oleh para filsuf, orientalis, bahkan dari kalangan yang tidak mengikutinya sekalipun. 

Namanya merupakan nama yang paling banyak ditulis oleh pena-pena di dunia ini, baik dalam Bahasa Arab, Indonesia, Perancis, Inggris dan bahasa-bahasa lainnya. Walaupun dia dari kawasan dan masa tertentu, akan tetapi ketika ini pengaruhnya, bahkan pengikutnya berada di seluruh penjuru dunia, dari Timur hingga Barat. Dari yang pedalaman hingga di kota-kota. Sampai kini belum ada insan yang kuat menyerupai itu. 

Beliau ialah bapak anti perbudakan, bapak anti rasisme, bapak pemberdayaan hak-hak wanita. Beliau ialah Habibullah, Habib Al-Mujtaba, tak lain dan tak bukan ialah Rasulullah Nabi Muhammad Saw. Al-‘Arabi Al-Hasyimiy. 


Apakah ada insan lain yang derajatnya lebih tinggi darinya? Adakah tokoh-tokoh lain yang lebih layak diidolakan selain Nabi Muhammad Saw.? 

Jika tadi soal mengorbankan harta dan nyawa hanya alasannya ingin melihat eksklusif idola ketika ini, maka Rasulullah Saw. lebih layak untuk kita idolakan. Tak perlu mengorbankan nyawa dan harta untuk bersama dengan beliau. Bahkan kita bisa bersama dia selama satu hari satu malam bahkan setiap hari dalam hidup kalau kita mau. Mengapa menyerupai itu? Karena Rasulullah Saw. sendiri yang ingin selalu bersama umatnya, dia sangat-sangat rindu dengan umatnya bahkan dia menyebut umat-umatnya sebagai saudara. Beliau selalu membanggakan umatnya. 

Sekarang yang menjadi pertanyaan kita bersama, apakah kita selaku umatnya tidak ada rasa rindu yang dalam kepada nabi kita? Apakah kita tidak besar hati dengan nabi kita sendiri sebagaimana dia rindu dan besar hati dengan umatnya? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. 

Selalu bersama Rasulullah Saw. 

12 Rabiulawal, merupakan hari kelahiran insan yang mulia ini. Alam semesta gembira akan kehadirannya. Pada ketika itu api-api yang disembah oleh kaum Majusi padam seketika. Seluruh orang dari kalangan keluarga dan kerabat-kerabat Bani Hasyim gembira alasannya kelahiran salah seorang yang mereka tunggu-tunggu. 

Abu Lahab sendiri yang mendustakan dan menghina Nabi Muhammad Saw. ketika diangkat menjadi rasul sempat gembira atas kelahiran Muhammad Saw. Pada ketika itu juga Abu Lahab membebaskan budaknya yaitu Tsuwaibah saking gembiranya. Maka ada satu riwayat dari para jago sirah Nabi Muhammad Saw. menyampaikan bahwa:

“Dari Abbas bin Abdul Muththalib bermimpi bekerjsama Abu Lahab berkata dirinya diringankan siksaan pada hari senin, yaitu hari kelahiran Rasulullah Saw. alasannya waktu itu Abu Lahab amat gembira ketika kelahirannya. 

12 Rabiulawal, merupakan momen yang sempurna untuk memperbarui rasa cinta dan rindu kepada junjungan alam ini. Jika kita ingin bersama Rasulullah Saw. pada momen baik tersebut, maka bergembiralah dan bacalah selawat untuk beliau. 

Secara garis besar, bentuk pengagungan hari kelahiran Rasulullah Saw. ada tiga macam, antara lain: ‘amaliyyan (praktek), farhan (kegembiraan), dan 'amaliyyan wa farhan (praktek dan kegembiraan). 

Pengagungan hari kelahiran Rasulullah Saw. yang berbentuk ‘amaliyyan adalah dengan mengerjakan sunah Rasulullah Saw. dari pagi, petang hingga malam. Mulai dari berdiri tengah malam untuk shalat Tahajud hingga salat Witir di malam hari sesudah salat Isya. 

Rasulullah Saw. ialah seorang dokter. Terbukti dari sunahnya yang lebih dikenal dengan Thibbun Nabawi. Di antaranya menyerupai anjuran bersiwak setiap sebelum shalat lima waktu biar gigi selalu sehat dan nafas tidak bau. Di antarnya ada juga sunah untuk berbekam, berolahraga dan lain sebagainya. Bahkan seorang dokter Muslim yang juga mantan pilot asal Amerika Serikat, Jerry D. Gray menulis satu buku yang berjudul “Rasulullah Saw. is My Doctor”. 

Rasulullah Saw. ialah seorang yang sosial. Lihatlah bagaimana relasi baiknya dengan para sahabat, orang tua, anak-anak, fakir miskin, dan lain sebagainya. Beliau selalu menolong orang-orang yang sedang kesusahan. Beliau ialah pembebas sistem perbudakan. Beliau juga anti rasisme, terbukti dengan bagaimana bersahabat dan sayangnya dia kepada sobat Bilal bin Rabah. Rasulullah Saw. juga senantiasa melindungi hak-hak perempuan dari kezaliman-kezaliman yang dilakukan oleh kaum Jahiliyah. 

Rasulullah Saw. ialah seorang yang hobi berolahraga. Terbukti dari sunahnya yang menganjurkan biar kita semua berolahraga biar fisik selalu bugar. Beberapa olahraga yang dianjurkan oleh dia menyerupai berkuda, memanah, dan berenang. 

Rasulullah Saw. ialah seorang pemimpin teladan yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Beliau tidak pernah marah. Selama Islam dia pimpin selama 23 tahun, tidak ada skandal-skandal internal yang terjadi. Malah yang ingin setia dengan Rasulullah Saw. makin bertambah alasannya akhlaknya yang mulia. 

Rasulullah Saw. ialah seorang utusan Allah Swt. Beliau membawa risalah dewa ke muka bumi. dia tiba ke dunia ini sebagai rahmatan lil ‘alamin. Beliau memberikan apa-apa saja yang Allah Swt perintahkan dan yang dilarang. Semua hukum-Nya layak dan masuk akal. Beliau mencontohkan bagaimana caranya beribadah dan bagaimana hingga kepada Allah Swt. Selain amalan wajib, banyak amal-amal sunnah yang dia anjurkan guna menambah amal baik kita. 

Hingga di maut dia hanya menyebut “Ummati, ummati...” 

Merupakan salah satu rujukan bagaimana pedulinya dia terhadap umat Islam bahkan umat insan sesudah dia wafat. Tidak ada satu insan pun yang patut jadi suri tauladan utama selain Nabi Muhammad Saw. Maka dari itu, seharusnya sebagai umat Rasulullah Saw. selalu melakukan semua yang Rasulullah Saw. anjurkan, menyerupai menjaga kebersihan, bersiwak, olahraga, makan makanan yang sehat serta minum minuman yang sehat. Semua itu ialah beberapa amalan harian Rasulullah Saw. 

Praktek sunah Rasulullah Saw. sangat manjur kalau dimulai bertepatan pada tanggal kelahiran beliau. Seakan-akan kita sedang bersama Rasulullah Saw. dan sebaiknya amalan-amalan sunah tersebut tetap dikerjakan di hari-hari lain hingga kita bisa melaksanakannya setiap hari. 

Ada juga pengagungan yang berbentuk farhan, yaitu perasaan senang alasannya datangnya hari kelahiran Rasulullah Saw. Dengan perasaan senang tersebut sebaiknya diisi dengan majelis-majelis selawat. Bagi yang gembira dengan hari kelahiran Rasulullah Saw. maka hadirilah majelis-majelis selawat ataupun hadir pada perayaan-perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. yang diisi dengan zikir, selawat bersama, tausiah islami, membuatkan dengan para anak yatim dan fakir miskin, serta amal-amal bermanfaat lainnya. Semua bentuk farhan tersebut sangat dianjurkan demi menumbuhkan benih-benih cinta kepada Rasulullah Saw. sehingga kita seolah-olah selalu dengan idola kita. 

Dari bentuk farhan juga, kita sanggup menghadirkan Rasulullah Saw. dalam rumah. Sama sekali bukan hal yang sulit. Caranya dengan selalu bersalawat dan membahas keutamaan-keutamaan Rasulullah Saw. lewat sejarah hidupnya dalam Sirah Nabawiyah. Apapun pembicaraan dalam rumah, kaitkan pembicaraan tersebut dengan Rasulullah Saw. dan para sahabat-sahabatnya. 

Ditambah dengan satu bentuk lagi yaitu ‘amaliyan wa farhan, yaitu dengan kita melakukan dua bentuk tersebut. Konsisten melakukan sunah Rasulullah Saw, akan tetapi di samping itu juga merasa rindu dan cinta terhadap dia dengan selalu bersalawat kepada beliau. Bahkan tak hanya pada ketika maulid saja, akan tetapi bisa setiap hari baik dalamrumah maupun di luar rumah. Di rumah kita menghadirkan Rasulullah Saw dan di luar rumah pun kita selalu bersama Rasulullah Saw. Maka dari itu sangat baik kalau kita bisa melakukan ‘amaliyan wa farhan sebagai wujud kasatmata cinta kita kepada Rasulullah Saw. 

Pada tanggal 12 Rabiulawal 1440 H dini hari. Bertepatan di Masjid Sayyidina Hussein, Cairo, Mesir. Peringatan Maulid Rasulullah Saw. dihadiri oleh seseorang dari kalangan sufi sekaligus ahlul bait, dia ialah Habib Ali Al-Jifri Hafizhahullah. Dalam majelis tersebut dia menunjukkan dua pesan penting, yang pertama dia menghimbau kepada kita umat Muhammad Saw. biar mulai malam ini, besok dan seterusnya untuk tidak pernah meninggalkan salat sunah Witir sebagaimana amalan tersebut merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh nabi kita. Dan yang kedua dia berpesan biar kita selalu bersalawat kepada Rasullah Saw. sebagaimana malam ini. Berselawatlah seolah-olah Rasulullah Saw. di samping kita, dia selalu ada dalam hidup kita hingga simpulan hayat. 

Pesan yang pertama ialah cinta kepada Rasulullah Saw. dalam bentuk ‘amaliyyan, dan pesan kedua berbentuk farhan. Maka dari itu, sangat dianjurkan kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. dibuktikan dengan dua bentuk secara bersamaan, yaitu dengan mengamalkan sunah Rasulullah Saw. dan senantiasa selalu berselawat dengan rasa penuh cinta dan rindu kepadanya. Dengan melakukan itu semua berarti kita sudah melakukan perintah Allah Swt. yaitu mengasihi dan setia mengikuti utusan-Nya Nabi Muhammad Saw. 

Oleh alasannya itu di kala modern ini, teknologi dan kemajuan peradaban sama sekali bukan alasan untuk tidak ingat kepada Rasulullah Saw. Jika bukan alasannya perjuangan beliau, umat islam bahkan dunia tidak akan hingga menyerupai ini. Dunia akan tetap gelap suram dengan aneka macam kebiasaan dan norma biadabnya. Sebagaiamana Rasulullah Saw. membawa alam ini dari kegelapan menuju alam yang terang-berderang, dari yang buta ilmu pengetahuan menjadi zaman yang pintar pengetahuan. Semua itu sama sekali tak terlepas dari tugas Rasulullah Saw. dan para sahabat-sahabatnya. 


Sekarang ini bukanlah zaman yang mengharuskan kita berdebat apakah maulid itu boleh atau tidak. Para ulama mutaqaddimin dan muta’akhkhirin sudah usang membahas itu semua. Bagi yang tidak oke diadakannya perayaan maulid maka tidak perlu rayakan. Bagi yang oke diadakan perayaan maulid maka laksanakan. Intinya ialah bagaiamana kita sebagai seorang umat senantiasa menghadirkan Rasulullah Saw. dalam hidup kita. Rasulullah Saw. tentunya memilki harapan biar umatnya yaitu umat muslim jangan hingga terpecah belah. Maka dari itu marilah kita selalu bersatu pada tali Allah Swt. biar kita senang dunia dan akhirat. 

*Mahasiswa tingkat satu Jurusan Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.
banner
Previous Post
Next Post