Wednesday 16 October 2019

Seminar Muslimah Days Out (Mdo) Kma Mesir Berjalan Sukses

Seminar Metamor for Self. (Foto: Dok. Keputrian KMA)
Kmamesir.org (28/10/2018). Sabtu (27/10), seminar Muslimah Days Out (MDO) yang merupakan program tahunan keputrian KMA berjalan sukses. Agenda pada hari terakhir dilanjutkan dengan seminar yang berlangsung semenjak pukul 11.00 hingga pukul 13.00 clt. Seminar yang diadakan di Meuligoe KMA ini dimoderatori oleh ustazah Mumtazatul Armi, Lc. 


Seminar ini panitia mengangkat tema yang sangat menarik. Tema yang disuguhkan yaitu “Metamor for Self”. Dalam KBBI, metamorforsa bermakna perubahan bentuk. Metamorfosa yang dimaksud dalam seminar ini yaitu bagaimana para mahasiswi bisa melaksanakan perubahan yang membangun pada diri sendiri. Melalui seminar khusus keputrian ini, para penerima seminar diperlukan bisa berkembang menjadi pribadi yang produktif, kreatif dan inovatif. 

Dua pemateri handal mengisi program secara bergantian. Adalah ustazah Dea Fitria, Lc dan ustazah Yuliana yang diundang oleh panitia untuk membuatkan ilmu dan pengalaman perihal bagaimana untuk “bermetamorfosa” dengan baik. 


Dea Fitria, Lc dalam presentasinya menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa, kita harus mempunyai tiga elemen. Pertama, agent of change; mahasiswa yaitu biro perubahan yang harus bisa mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik. Kedua, mahasiswa yaitu social control; sebagai mahasiswa, kita harus mempunyai rasa kepekaan sosial yang tinggi terhadap sesama. Ketiga, mahasiswa yaitu iron stock; mahasiswa harus memanfaatkan masa muda mereka dengan semangat membara dan melahirkan ide-ide cemerlang yang mereka punya. 

“Masa perkuliahan yaitu masa-masa emas yang tidak bisa terulang lagi. Masa dimana kita berpeluang membangun kualitas diri. Bukan malah membuang waktu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.” Kata Dea. 

Menurutnya, ada beberapa tipe mahasiswa dalam dunia perkuliahan. Pertama, mahasiswa yang hanya fokus kuliah saja, tanpa berkecimpung dalam dunia organisasi. Kedua, mahasiswa yang hanya berorganisasi saja, hingga lupa kewajiban kuliah yang harus dipenuhinya. Mahasiswa ideal yaitu yang bisa menyeimbangkan antara dunia akademik dan dunia aktivis. Banyak mahasiswa yang hanya mengisi dirinya dengan ilmu pengetahuan dan memperoleh nilai tinggi saat ujian. Namun ia sulit menyalurkan ilmunya kepada orang lain. Hal ini disebabkan lantaran mahasiswa tersebut tidak mempunyai kecakapan komunikasi dengan baik. 

“Sebagai mahasiswa, kita tidak hanya cukup menjadi kutu buku. Kita juga harus ikut terjun dalam dunia organisasi. Organisasi bisa membentuk pribadi yang berani serta bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik,” tambah Dea. 

Pemateri kedua, Yuliana, memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan dan bisnis. Menurutnya, Mahasiswa yang berpendidikan juga harus kreatif menghasilkan karya sehingga menjadi dapat berdiri diatas kaki sendiri dengan penghasilan sendiri. Tentunya menjadi pembisnis yang tidak mengenyampingkan studi. 

Dalam presentasinya, Yuliana memakai istilah “wanita able”. Wanita able yaitu perempuan yang mempunyai kreatifitas dan tidak monoton. Wanita harus dapat berdiri diatas kaki sendiri menghasilkan karyanya sendiri yang kemudian bisa dipasarkan dan menghasilkan uang. Yuliana juga memberi beberapa trik memulai bisnis dengan tetap memprioritaskan akademik. 

Seminar yang berlangsung selama tiga jam ini berjalan sukses. Acara tambah meriah dengan performa Sanggar Putroe KMA yang menampilkan tari saman yang menciptakan penerima sangat antusias. Setelah seminar, kegiatan dilanjutkan dengan perlombaan babak final cerdas cermat. Perwakilan Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) mempertahankan juara pertama dengan skor 1150. Juara kedua diraih oleh Kelompok Studi Mahasiswa Riau (KSMR) dengan skor 1100, dan dilanjtukan Kelompok Studi Walisongo (KSW) di posisi ketiga dengan skor 800.[] 

Maulidia Azzukhraifa
banner
Previous Post
Next Post