Thursday 31 October 2019

Syarah Ushul Tsalatsah [4]

yang diperintahkan kita semua melaksanakannya Syarah Ushul Tsalatsah [4]

MUQODDIMAH KE-3 mencakup dua kasus :
1. Hanifiyyah (Tauhid) yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang diperintahkan kita semua melaksanakannya, sekaligus sebagai tujuan hidup kita.
2. Tauhid yakni perintah Allah yang terbesar, sedangkan syirik yakni larangan Allah yang terbesar

MATAN

PERKARA PERTAMA

Berkata penulis rahimahullah :
Saudaraku,Semoga Allah membimbing anda untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah bahwa Hanifiyyah (Tauhid) yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim yakni anda beribadah kepada Allah semata dengan memurnikan peribadatan kepada-Nya, itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh ummat insan dan hanya untuk itu sebetulnya mereka diciptakan, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)”.
(QS. Adz-Dzaariyaat : 56), “dan untuk beribadah kepada-Ku”, maksudnya yakni “dan untuk mengesakan-Ku. ”

PENJELASAN
Perkara Pertama :
Hanifiyyah yang merupakan millah/agama Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang diperintahkan kita semua melaksanakannya, sekaligus sebagai tujuan hidup kita.
Hanifiyyah, diambil dari kata Al-Hanaf, artinya : condong, maka Al-Haniif yakni orang yang berpaling dari kesyirikan menuju kepada tauhid, dengan demikian hakekatnya hanifiyyah yakni millah/agama Tauhid.
Inilah agama Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang diperintahkan kita semua mengikutinya,
Allah Ta’ala berfirman :

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
(123) Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Rasulullah Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah beliau termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. [QS. An-Nahl: 123].

Hanifiyyah atau Tauhid yakni tujuan hidup kita
Perlu diketahui, Hanifiyyah atau Tauhid ini disamping millah Nabi Ibrahim 'alaihis salam, juga merupakan tujuan hidup kita, dan tujuan diciptakannya jin dan manusia.
Firman Allah Ta’ala :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)”.
(QS. Adz-Dzaariyaat : 56).

Alasan Pendalilan :
Pada ayat yang agung tersebut, terdapat penggabungan antara abjad {مَا} dan {إِلَّا} yang menunjukkan salah satu bentuk gaya bahasa yang terkuat untuk mengungkapkan pembatasan.

Hal ini membuahkan sebuah faedah bahwa tujuan diciptakan jin dan insan dibatasi hanyalah untuk beribadah kepada Allah saja atau dengan kata lain untuk mentauhidkan Allah dalam peribadatan. Hal ini berarti bahwa tujuan diciptakan insan yakni Tauhid Uluhiyyah yang hakekatnya mengandung Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Asma` dan Sifat.1

PERKARA KEDUA

MATAN

Dan perintah Allah yang paling agung yakni tauhid, yaitu memurnikan ibadah untuk Allah semata. Sedang larangan Allah yang paling besar yakni syirik, yaitu : menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya.
Allah Ta’ala berfirman :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (QS. An-Nisa` : 36).

PENJELASAN
Kesimpulan Dalil :
Perintah Allah yang paling agung yakni tauhid dan larangan Allah yang paling besar yakni syirik.

Alasan Pendalilan :
Untuk mengetahui alasan pendalilan, maka perlu menyebutkan ayat tersebut secara lengkap :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

(36) Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat oke kepada dua orangtua, karib-kerabat, bawah umur yatim, orang-orang miskin, tetangga yang akrab dan tetangga yang jauh, dan teman dalam safar, ibnu sabil dan hamba sahaya kalian. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Dalam ayat ini Allah Ta'ala menyebutkan perintah untuk menunaikan sepuluh hak, sehingga ayat ini dinamakan “Ayat wacana 10 hak”, sedangkan perintah penunaian hak yang pertama kali disebutkan yakni penunaian hak Allah Ta'ala, yaitu : perintah untuk bertauhid dengan menyembah Allah saja dan larangan dari menyekutukan Allah (syirik).

Dan Allah tidaklah memulai suatu perintah kecuali dengan perintah yang terpenting dan terbesar.
Hal ini menunjukkan bahwa tauhid yakni perintah Allah terbesar, sedangkan syirik yakni larangan Allah yang terbesar!
Berkata Syaikh Abdur Rahman Al-Qosimi rahimahullaah menjelaskan hal ini di dalam kitabnya Hasyiah Kitabit Tauhid :

وتسمى هذه الآية آية الحقوق العشرة؛ وذلك لأنها تضمنت عشرة حقوق. وابتدأت بالأمر بالتوحيد والنهي عن الشرك، فدلت على أن التوحيد هو أوجب الواجبات، وأن الشرك أعظم المحرمات.

Dinamakan ayat ini dengan nama: 'Ayat wacana 10 hak', demikian itu sebab ayat ini mengandung 10 hak .
Dan ayat tersebut dimulai dengan perintah untuk bertauhid dan larangan dari menyekutukan Allah (syirik). Hal ini menunjukkan bahwa tauhid yakni kewajiban yang paling wajib dan syirik yakni keharaman terbesar”.

(Bersambung, in sya Allah)

Referensi terjemah matan :



1. Penjelasan kandungan Tauhid Uluhiyyah ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullaah.
banner
Previous Post
Next Post