Oleh: Nurmayana*
![]() |
ncld.org |
Siapa bilang Azhariyah tidak butuh ilmu pendidikan, tidak butuh terhadap trik-trik cara mengajarkan anak dengan baik? Toh saat pulang ke kampung halaman, Azhary dan Azhariyah juga akan mengajar. Tentu di bidangnya masing-masing, baik itu Ushuluddin, Syari’ah ataupun Lughah yang memang digeluti oleh kebanyakan Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir).
Kenapa demikian? Karena kenyataannya dominan dari Masisir akan kembali dan terjun ke masyarakat, baik mengabdi di pondok, madrasah, ataupun mengajar di universitas nantinya. Hal demikian mau tidak mau secara tidak langsung, kita akan menjadi seorang guru, pengajar, maupun pendidik.
Kawan-kawan tau tidak, bahwa menjadi seorang guru itu tidaklah simpel ibarat menjadi pegawai kantoran pada umumnya, bayangkan saja satu orang guru harus menghadapi puluhan benda hidup dengan bermacam-macam sifat dan aneka tingkah dalam satu harinya, sedangkan pegawai kantoran hanya menghadapi benda mati ibarat komputer yang tidak berubah-rubah sifatnya.
Nah, di sini penulis ingin membuatkan pengalaman dan sedikit trik-trik jitu dalam dunia pendidikan. Sebenarnya, aneka macam hal yang harus kita ketahui dan persiapkan sebelum mengajar, sehingga objek didik nantinya sanggup menangkap materi yang kita ajarkan.
Langkah pertama sebelum mengajar tentu seorang guru harus mengetahui tujuan dan pencapaian yang akan dicapai oleh akseptor didik, bahasa pendidikannya ialah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran, jikalau penasaran lebih detail perihal istilah tersebut silahkan bertanya di Om Google ya...
Kemudian, guru haruslah menyiapkan materi atau materi asuh sesuai dengan tema mencar ilmu hari ini dan tolong dihindari ceramah yang berlebihan keluar dari topik belajar. Hal ini akan menciptakan si anak kebingungan dan bosan. Sebelum memulai pelajaran ada baiknya si guru mengaitkan pembelajaran hari ini dengan lingkungan atau pengalaman anak di luar, atau pun guru mengulang pelajaran yang telah lalu, semoga si anak merasa siap untuk belajar. Jangan lupa untuk mengenali nama akseptor didik satu persatu. Dengan mengenali nama anak saja mereka akan sangat merasa gembira dan dihargai.
Seorang guru harus sanggup mengajak siswa untuk aktif dan produktif dalam proses pembelajaran, jadi guru jangan hanya memakai metode ceramah dan anak hanya mendengarkan, akan tetapi gunakanlah metode-metode variatif yang sudah banyak dikemukakan oleh para ilmuan. Namun, tidak hanya metode yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran semoga proses mencar ilmu hidup, akan tetapi guru juga dituntut untuk menyediakan media pembelajaran yang kreatif, salah satunya memakai audio visual atau media pembelajaran lain yang berkenaan sesuai dengan materi pembelajaran, dengan tujuan semoga si anak sanggup mendapatkan materi dengan simpel dan menghilangkan kebosanan.
![]() |
ldatschool.ca |
Proses terpenting berikutnya ialah menawarkan reward bagi yang sanggup menjawab pertanyaan dari guru atau yang mengikuti proses pembelajaran dengan aktif dan baik. Rewardnya tidak perlu terlalu mewah, hanya dengan menawarkan kebanggaan saja kepada si anak akan menciptakan anak merasa bahagia dan semangat belajarnya bertambah, seperti: “Iya betul, Jono pandai”, terlebih jikalau kita menyentuh bahu si anak (hanya berlaku pada anak usia SD) dan juga punishment kepada anak yang melaksanakan kesalahan atau yang mengganggu proses pembelajaran, tentu seorang guru yang cerdas menghukum anak tidak memakai tangan, akan tetapi cukup dengan menawarkan kiprah yang mempunyai pengaruh jera terhadap anak.
Nah, trik yang terakhir ialah sebelum menutup halaqah belajar, jangan lupa melaksanakan penilaian terhadap pencapain yang kita singgung di atas, dan sejatinya guru mengakhiri dengan menawarkan ramah tamah dan menawarkan motivasi yang bertujuan untuk menyemangati akseptor didik.
Demikian beberapa tips proses mencar ilmu mengajar versi saya, jadi bagi para Azhary dan Azhariyah yang nanti akan bergelut dengan dunia mengajar, semoga sanggup dimanfaatkan, tips di atas tidak hanya berlaku untuk yang terjun di dunia perkuliahan pendidikan saja, akan tetapi untuk semua yang akan menjadi seorang pengajar ibarat kita semua. Semoga bermanfaat.[]
*Alumni Universitas Islam Ar-Raniry dan kini sedang menempuh studi strata dua di Universitas Duwal Arabiyah.