Saturday, 30 November 2019

Hadis-Hadis Lemah Dan Palsu Perihal Keutamaan Hari Ke-10 Muharram (4)

Hadis Lemah Dan Palsu Tentang Keutamaan Hari ke Hadis-Hadis Lemah Dan Palsu Tentang Keutamaan Hari ke-10 Muharram (4)


Ke sembilan:
ومن أشبع أهل بيت مساكين يوم عاشوراء مر على الصراط كالبرق الخاطف ومن تصدق بصدقة فكأنما لم يرد سائلا قط ومن اغتسل يوم عاشوراء لم يمرض إلا مرض الموت موضوع
Barangsiapa yang memberi makan kepada Ahli Bait yang miskin hingga kenyang pada hari ke-10 bulan Muharram, maka dia akan melewati jembatan Ash-Shirooth secepat kilat yang menyambar. Barangsiapa yang bershodaqoh dengan sesuatu, maka seakan-akan ibarat orang yang tidak pernah menolak orang yang meminta, sama sekali. Barangsiapa yang mandi pada hari ke-10 bulan Muharram,maka tidak akan pernah sakit kecuali sakit menjelang kematian (Palsu [mauḍū]).
Ke sepuluh:
من صام يوم عاشوراء أعطى ثواب عشرة آلاف ملك
“Barangsiapa yang berpuasa pada hari ke-10 bulan Muharram, maka akan diberi pahala sepuluh ribu (ibadah) malaikat” (Palsu [mauḍū]).
Ke sebelas:
إن الصرد أول طير صام عاشوراء
“Sesungguhnya burung A Ṣurad ialah burung yang pertama kali berpuasa ‘Asyura`”
(Diriwayatkan oleh Al-Khothiib dari Abu Gholiith secara marfu’, sedangkan di kalangan para sahabat, tidaklah dikenal nama ini. Dan sanadnya ialah Abdullah bin Mu’awiyah, dia ialah mungkarul hadis, hal ini sebagaimana disebutkan Asy-Syaukani raimahullāh).
Ke dua belas:
ما من عبد يبكي يوم قتل الحسين يعني يوم عاشوراء إلا كان يوم القيامة مع أولي العزم من الرسل
“Tidak ada seorang hamba pun yang menangis pada hari terbunuhnya Al-Husain -yaitu pada hari ke-10 bulan Muharram- kecuali kelak pada hari Kiamat dia akan bersama ulul ‘azmi dari kalangan para rasul” (Palsu [mauḍū]).
Demikian pula sebuah hadis yang menyebutkan bahwa menangis pada hari ke-10 bulan Muharram ialah cahaya tepat pada hari Kiamat, maka ini ialah hadis palsu yang dipalsukan syi’ah rafidah.
Ke tiga belas:
Setiap hadis ihwal (keutamaan) menziarahi kubur pada hari ke-10 bulan Muharram tidak ada asalnya.
Ke empat belas:
 لئن بقيت لأمرن بصيام يوم قبله أو يوم بعده
“Sungguh apabila aku masih hidup, benar-benar aku akan perintahkan untuk puasa sehari sebelum atau sehabis hari ‘Asyura`” (Syaikh Al-Albani raimahullāh bahwa pelengkap ini mungkar).
Ke lima belas:
صمتم يومكم هذا ؟ قالوا : لا قال : فأتموا بقية يومكم واقضوه . يعني : يوم عاشوراء
“Apakah kalian puasa pada hari kalian ini? Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Beliau (Rasulullah) bersabda, ‘Sempurnakan sisa hari kalian dan bayarlah utang puasa tersebut, yaitu hari ‘Asyura`’” (Syaikh Al-Albani raimahullāh menerangkan bahwa pelengkap ini mungkar).
[Selesai]
***
[serialposts]
Penyusun: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post