Wednesday, 13 November 2019

Penjelasan Hadits Istikharah (Bag. 1)

pernah mengajari kami Istikharah dalam memutuskan segala sesuatu Penjelasan Hadits Istikharah (Bag. 1)


MATAN HADITS LENGKAP

Dalam Shahihul Al-Bukhari, kitab: At-Tahajjud , bab: Ma Ja-a fit Tathawwu’ matsna matsna , no. 1162, disebutkan:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ


MAKNA HADITS

Dari Jabir Bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ

“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajari kami Istikharah dalam memutuskan segala sesuatu, (sebagaimana mengajari kami) surat dalam Alquran, dia bersabda :

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ

Apabila salah seorang diantara kalian hendak melaksanakan sesuatu (yang membingungkan), maka lakukanlah shalat (sunnah) dua roka’at -selain sholat wajib-, lalu bacalah :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي

Ya Allah, sebenarnya saya memohon pilihan yang sempurna kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan saya memohon kekuatan kepada-Mu (untuk memutuskan urusanku dan mengatasinya) dengan Kemahakuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu kebaikan dari karunia-Mu yang agung, sebenarnya Engkau Maha Kuasa, sedang saya tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui, sedang saya tidak mengetahui dan hanya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila (menurut pengetahuan-Mu) Engkau mengetahui bahwa urusan ini (hendaknya disebutkan urusannya) lebih baik bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan balasannya bagi akheratku atau -Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: …..duniaku dan akhiratku-, maka takdirkanlah untukku, mudahkanlah jalannya, lalu berilah berkah untukku. Akan tetapi apabila (menurut pengetahuan-Mu) Engkau mengetahui urusan ini berdampak jelek bagiku dalam urusan agamaku, penghidupanku, dan balasannya bagi akheratku, atau -Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:….duniaku atau akhiratku-, maka jauhkan urusan tersebut dariku, dan jauhkan saya darinya, takdirkan kebaikan untukku dimana saja kebaikan itu berada, lalu jadikanlah saya ridho dengan takdir tersebut.”

Ia (Jabir atau perowi selainnya) berkata:

وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ

Dan orang tersebut menyebutkan urusannya.”
(HR. Al-Bukhari no.1162,6382 dan 7390)

Takhrij Hadits

Dalam Shahihul Al-Bukhari, ImamAl-Bukhari menyebutkan hadits ini di tiga tempat, selain didalam kitab ke-19 : At-Tahajjud , potongan ke-25: Ma Ja-a fit Tathawwu’ matsna matsna , no. 1162, juga disebutkan didalam kitab ke-80: Ad-Da’awat , potongan ke-48 : Ad-Du’a` ‘indal Istikharah, no. 6382, dan kitab ke-97: At-Tauhid , potongan ke-10: قَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: قُلْ هُوَ الْقَادِرُ , no. 7390, dan hadits ini juga diriwayatkan oleh selain Imam Al-Bukhari rahimahullah.

Penjelasan Hadits

Makna kata “Istikharah”

Dalam Fathul Bari, Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan perihal makna kata “Istikharah” :

هي استفعال من الخير أو من الخيرة…..واستخار الله طلب منه الخيرة…. والمراد طلب خير الأمرين لمن احتاج إلى أحدهما

“Istikharah yaitu bentuk istif’al dari khair atau khiyarah, sedangkan maksud beristikharah kepada Allah yaitu meminta suatu pilihan kepada-Nya yaitu : meminta pilihan yang terbaik dari dua masalah untuk orang yang membutuhkan salah satu dari kedua masalah tersebut”.

Istikharah yaitu sebuah ibadah yang disyari’atkan bagi orang yang hendak melaksanakan sesuatu atau meninggalkannya, namun ia masih gundah dalam memilih diantara dua pilihan perilaku tersebut.

Sebagaimana dalam hadits di atas, istikharah sanggup dilakukan dengan melakukan 
shalat sunnah Istikharah dua raka’at, dan berdoa Itikharah setelahnya.

Ulama menjelaskan bahwa istikharah dengan sholat dan doa inilah yang paling baik (afdhol), akan tetapi jikalau terdapat halangan (haid, dll), atau dalam duduk masalah yang perlu disegerakan, lalu seseorang beristikharah tanpa shalat, maka yang ibarat ini tidak mengapa.

(Bersambung, insya Allah)

***

Penulis : Ustadz Said Abu Ukasyah

Sumber : Muslim.or.id
banner

Related Posts: