Tuesday 12 November 2019

Penjelasan Hadits Istikharah (Bag. 5)

 bergotong-royong saya meminta pilihan yang sempurna kepada Penjelasan Hadits Istikharah (Bag. 5)


Petikan Hadits

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ

“Ya Allah, bergotong-royong saya meminta pilihan yang sempurna kepada-Mu dengan ilmu-Mu”

Penjelasan

Petikan Hadits:

اللَّهُمَّ

“Ya Allah”,

Ini yaitu kalimat yang seorang yang memulai istikharah. Yaitu beliau memohon kepada Allah dengan Uluhiyyah-Nya yang mengandung tuntutan bagi para hamba untuk mengesakan-Nya dalam peribadahan, seakan-akan beliau mengatakan: “Ya Allah, Engkau satu-satunya Sesembahan-ku Yang Haq, dan saya yaitu penyembah-Mu serta hamba-Mu”, maka menyebutkan nama Allah dalam berdoa di sini yaitu bentuk tawassul dalam berdoa yang sesuai dengan Syar’iat, dan ini juga alasannya yang sangat besar terkabulnya doa, apalagi kandungan yang terdapat dalam nama “Allah” itu meliputi kandungan seluruh nama-nama Allah yang lainnya.

Petikan Hadits :

إِنِّي

“Sesungguhnya aku”, di dalamnya terdapat pengkhususan dan penegasan bahwa yang benar-benar membutuhkan petunjuk Allah yaitu diri orang yang beristikharah sendiri yang lemah dan tak berdaya kalau tidak mendapat derma Allah.

Petikan Hadits:

أَسْتَخِيرُكَ

“Saya memohon pilihan yang sempurna kepada-Mu”

Alif, sin,dan ta’ pada “astakhiru” secara lafal menyampaikan permohonan kepada Allah, ditambah lagi keadaan diri orang yang beristikharah saat itu juga menyampaikan bahwa dirinya membutuhkan petunjuk Allah, sehingga ada kesesuaian antara lafal dan keadaan, keduanya menyampaikan rasa butuh yang sangat kepada Allah. Sedangkan “ka” pada “astakhiruka” yang berarti: “Engkau” ini selain menyampaikan tujuan permohonan, yaitu kepada Allah, juga menyampaikan pengkhususan, bahwa hanya kepada Allah-lah permohonan itu ditujukan. Seolah-olah orang yang beristikharah mengatakan:
“Saya memohon pilihan yang sempurna kepada-Mu, dan tidak kepada selain-Mu”

Petikan Hadits :

بِعِلْمِكَ

“(Saya memohon pilihan yang sempurna kepada-Mu) dengan ilmu-Mu”, huruf “ب” di sini mengandung dua kemungkinan makna :
  1. Ba` litta’liili, yaitu huruf ba` yang menyampaikan alasan, dengan demikian pengartiannya: “saya memohon pilihan yang sempurna kepada-Mu dengan alasannya ilmu-Mu”, maksudnya saya memohon pilihan yang sempurna kepada-Mu, lantaran Engkau Maha Mengetahui.
  2. Ba` lilisti’anah, yaitu: huruf ba` yang menyampaikan permohonan derma dengan sesuatu. Dengan demikian pengartiannya: “saya memohon pilihan yang sempurna kepada-Mu dengan ilmu-Mu”
Hakikatnya seorang yang beristikharah bertawassul dengan sifat Allah (yaitu: ilmu) semoga Allah memilihkan pilihan yang terbaik untuknya, dan ilmu Allah yang disebutkan dalam doa ini sesuai dengan keadaan orang yang sedang beristikharah tersebut, lantaran konteksnya beliau sedang memohon petunjuk/ilmu.

Faedah pendahuluan penyebutan ilmu Allah sebelum kekuasaan Allah

Dalam doa ini, sesudah kalimat:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ

“Ya Allah, bergotong-royong saya meminta pilihan yang sempurna kepada-Mu dengan ilmu-Mu”lalu disebutkan :

وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ

“dan saya memohon kekuatan kepada-Mu (untuk tetapkan urusanku dan mengatasinya) dengan Kemahakuasaan-Mu”, karena seorang yang beristikharah memerlukan ilmu untuk bisa menentukan pilihan terbaik, gres sesudah itu beliau membutuhkan kekuatan/kemampuan semoga gampang melakukan pilihan tersebut. Jadi, beliau membutuhkan dua kasus yang diperlukan dalam istikharahnya, yaitu: ilmu, dan kekuatan/kemampuan dalam memperoleh kebaikan serta dalam menghindari keburukan pada pilihannya.

(Bersambung, in sya Allah)

***

Penulis : Ustadz Sa’id Abu Ukasyah

Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post