Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni seluruh dosa, dengan syarat apabila hamba tersebut bertaubat dengan benar kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ
“Tidaklah mereka mengetahui, gotong royong Allah mendapatkan taubat dari hamba-hamba-Nya?” (QS. At Taubah: 104).
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, pasti ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110).
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم
Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar:53).
Imam Ibnu Katsir rahimahullah , didalam kitab tafsirnya, menafsirkan ayat QS. Az-Zumar :53 tersebut :
هذه الآية الكريمة دعوة لجميع العصاة من الكفرة وغيرهم إلى التوبة والإنابة ، وإخبار بأن الله يغفر الذنوب جميعا لمن تاب منها ورجع عنها ، وإن كانت مهما كانت وإن كثرت وكانت مثل زبد البحر .
“Ayat yang mulia ini merupakan permintaan kepada orang-orang yang bermaksiat -baik orang-orang kafir ataupun selainnya- untuk bertaubat dan kembali (kepada Allah).
(Ayat yang mulia ini) juga mengandung kabar bahwa Allah akan mengampuni seluruh dosa bagi orang-orang yang bertaubat darinya dan meninggalkannya, dosa apapun juga (akan diampuni), walaupun dosanya sebanyak buih lautan”.
Ibnul Al-Qayyim menjelaskan ihwal taubatnya seseorang yang sejak dari kecil melaksanakan perbuatan liwath :
“Jika pelaku liwath bertaubat (dengan sebenarnya) dan kembali (kepada Allah) dan mendapatkan anugerah taubat yang nasuha dan bisa bersedekah sholeh, sedangkan keaadaannya pada ketika ia berusia dewasa/tuanya lebih baik dari masa kecilnya.
Iapun mengganti kejelekan-kejelekannya dengan kebaikan, membersihkan dosanya dengan banyak sekali ketaatan dan taqarrub kepada Allah, menjaga pandangan dan kemaluannya dari kasus yang haram serta ia juga ikhlas dalam amal ibadahnya, maka dosanya diampuni dan termasuk Ahli Surga, alasannya Allah mengampuni semua jenis dosa.
Apabila taubat itu sanggup menghapus dosa syirik, kufur, membunuh para nabi dan wali-Nya, sihir serta kekafiran serta dosa yang lainnya, maka tentunya taubat pelaku liwath pun sanggup menghapuskan dosanya” (Ad-Da’ wad Dawaa’: 236-237).
Demikian pula Allah mendapatkan taubat dari pelaku dosa lesbi dan yang lainnya, asalkan terpenuhi syarat taubat, yaitu : Ikhlas, menyesal, berhenti dari dosanya, bertekad besar lengan berkuasa tidak mengulangi lagi dan taubat dilakukan sebelum nyawa hingga kerongkongan (sakaratul maut) serta sebelum matahari terbit dari barat.
Pelaku homoseks tidak perlu mengaku, kalau sudah bertaubat
Jika seorang pelaku homoseks, baik lesbi maupun gay, bertaubat dengan sebenarnya, maka ia tidak perlu membuka aibnya dan mengakui dosanya di hadapan orang lain, bahkan ia tertuntut untuk menutupi aibnya. Sebagaimana ia tidak wajib melaporkan dosanya kepada hakim atau polisi untuk dilaksanakan eksekusi kepadanya dan sesungguhnya dilaksanakan eksekusi itu bukanlah syarat taubat dari maksiat itu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah ditanya duduk kasus taubatnya pelaku maksiat yang ancamannya eksekusi hadd2, kemudian dia menjawab :
( إذا تاب إلى الله توبة صحيحة تاب الله عليه من غير حاجة إلى أن يقر بذنبه حتى يقام عليه الحد )
“Jika ia bertaubat kepada Allah dengan benar, maka Allah akan mendapatkan taubatnya, tanpa perlu ia mengakui dosanya untuk ditegakkan eksekusi hadd kepada dirinya”. (Majmu’ Al-Fatawa: 34/180) 3.
Pelaku homoseks kalau sudah bertaubat tidak ada larangan untuk menikah
Berkata Syaikh Muhammad Sholeh Al-Munajjid hafizhahullah ketika menjelaskan ihwal solusi menikah bagi mantan pelaku liwath yang telah bertaubat:
“Maka kalau ia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang benar , maka tidak ada larangan (baginya) untuk menikah, bahkan terkadang menikah itu hukumnya wajib baginya, sebagai benteng bagi dirinya dan dalam rangka mengambil sesuatu yang halal baginya”4.
LGBT! Marilah kembali kepada jalan yang lurus sesuai dengan anutan Syari’at Islam dan kembali hidup normal sesuai dengan tabi’at orisinil manusia. Wallahu a’lam. (selesai).
___
- Homoseks yakni aktifitas seksual seseorang yang dilakukan terhadap seseorang yang mempunyai jenis kelamin yang sama, baik pria maupun perempuan. (Fatwa MUI no. 57 thn. 2014 ihwal lesbian, gay, sodomi dan pencabulan).
- Hadd yakni jenis eksekusi atas tindakan pidana yang bentuk dan kadarnya telah ditetapkan oleh Nash. (Fatwa MUI no. 57 thn. 2014 ihwal lesbian, gay, sodomi dan pencabulan)
- Lihat https://Islamqa.info/ar/5177
- Lihat: Https://Islamqa.info/ar/5177
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id