![]() |
Wakil Presiden menawarkan piala penghargaan kepada Iskandar Muda |
Pembukaan pertandingan terbilang dramatis. Pasukan Iskandar Muda kekurangan pemain. Sesaat sebelum peluit awal berbunyi, hanya delapan pemain yang hadir di lapangan. Pertandingan sempat ditunda sampai dua defender tangguh Fikri dan Darul Akmal datang ditemani oleh ajun instruktur Rizky Aulia. Namun sayangnya, sang ajun instruktur yang dibutuhkan bisa memenuhi kosongnya starter tidak bisa dimainkan alasannya yakni tidak membawa sepatu. Alhasil timnas KMA bermain hanya dengan sepuluh pemain.
Hal ini terus berlanjut sampai menit ke-30 sebelum alhasil sang playmaker Zahrul Bawadi tiba. Munculnya Zahrul menambah daya gempur Iskandar Muda FC, terbukti dengan dihasilkannya beberapa peluang emas.
Babak pertama berakhir denga skor kacamata. Serangan yang dibangun oleh Amru cs tidak bisa merobek jala lawan, begitu juga dengan kesebelasan Minang Saiyo FC.
Di babak kedua pasukan Iskandar Muda FC mendapat suntikan semangat gres dengan hadirnya sang pelatih, Irwandi Novizar. Mereka tampil menggila laksana pasukan prang sabil dikala mengusir Belanda. Hasilnya luar biasa, pada menit ke-56 Wing lincah Akhi memecak kebuntuan. Memanfaatkan pantulan bola yang ditendang Hakiki, Akhi melesakkan sepakan keras yang tidak bisa dihalau kiper Minang Saiyo. 1-0 untuk Iskandar Muda FC.
Mencoba membalas, kesebelasan padang berusaha membangun serangan. Sebuah terobosan indah dari lini tengah Minang Saiyo tercipta. Sayangnya upaya ini digagalkan oleh kesigapan jenderal belakang timnas KMA, Muhammad Fikri.
Tidak mau kalah, Iskandar Muda yang sudah empat kali menggondol gelar juara juga melancarkan serangan. Umpan indah Hakiki pada menit ke-65 kepada Oki belum bisa dikonversikan sebagai gol. Tepat sesudah itu, sang instruktur melaksanakan perombakan fantastis. Irwandi mengganti Zahrul dengan dirinya sendiri. Tampak penonton riuh dengan masuknya sang pelatih.
Pemain Minang Saiyo nampak kesulitan menembus jantung pertahanan Iskandar Muda. Beberapa kali serangan timnas Padang tersebut gagal. Disiplinnya bek timnas KMA menjadi hambatan utama. Tidak hanya lini belakang, gelandang anak ajar Irwandi juga menampilkan performa yang prima. Dengan kombinasi senior Amru-A’maril dan dua ingusan bersaudara Hakiki-Luthfi, lapangan tengah sanggup dikuasai timnas KMA.
Pada menit ke-70, peluang emas diciptakan oleh striker lincah KMA Oki Alexandre. Namun tendangannya masih melambung tinggi di atas mistar gawang. Kehadiran Irwandi, sang instruktur di lapangan juga menambah daya gempur anak asuhnya. Beberapa kali kolaborasi apiknya bersama pemain muda berbakat Hakiki kerap merepotkan lini pertahanan Minang Saiyo.
Panasnya jalan pertandingan memaksa wasit menawarkan kartu kuning kepada Hakiki pada menit ke-75, sesudah melanggar pemain lawan di pinggir lapangan. Wasit tercatat juga menawarkan beberapa tendangan bebas kepada timnas Minang, namun setiap algojo gagal memanfaatkannya.
Di menit-menit simpulan babak kedua, Minang Saiyo mencoba mengejar ketinggalan. Kerja sama indah dari Khoiril Anwar Pasaribu dan Fayad membahayakan pertahanan Iskandar Muda, namun dengan sigap perjuangan tersebut digagalkan oleh Darul Akmal. Hingga peluit panjang berbunyi skor 1-0 tidak berubah. Dengan hasil ini pasukan Iskandar Muda meraih gelar juara III dan berhasil menghapus kesedihan fans sesudah gagal masuk final Sumatera Cup tahun ini.
“Pertandingan hari ini tidak mengecewakan dan lebih baik dari kemarin. Namun ada beberapa peluang yang digagalkan Amru di babak pertama. Jika itu menjadi gol, mungkin akan lebih meriah,” komentar bek tangguh Darul Akmal.
“Angin merusak segalanya, banyak tendangan kita melambung dan terbang tak tentu arah. Tapi tak mengapa, yang penting kita menang. Lagipula ini kan cuma ajang silaturahmi antar kekeluargaan di Sumatera, gak boleh menang dengan jumlah besar. Nanti bawah umur bakalan membanggakan diri. Ada Indonesian Games di depan yang menanti kita,” ucap Mr. Oky Alexandre. (IA)