I‘Rab Lā Ilāha Illallāh Dan Dampak Maknanya (1)
in
Aqidah
on December 03, 2019
1.
Fenomena Ironis
Orang-orang kafir di zaman Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam tahu makna Lā ilāha illallāh, terbukti dikala dahulu mereka diseru untuk mengucapkan Lā ilāha illallāh, mereka menjawab,
أَجَعَلَ الآلِهَةَ إِلَـهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
“Mengapa beliau menimbulkan sembahan-sembahan (kami) itu (harus ditinggalkan dan hanya menyembah) Sesembahan Yang Satu saja (Allah)? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan” (QS. Shaad: 5).
Syaikh Muhammad At-Tamimi raḥimahullāh dalam kitabnya Kasyfusy Syubuḥatmenjelaskan bahwa bila anda telah mengetahui bahwa orang-orang kafir yang awam (saja) mengetahui (makna Lā ilāha illallāh), maka sungguh mengherankan orang yang mengaku beragama Islam sedangkan beliau tidak mengetahui tafsir kalimat ini, (padahal itu) sesuatu yang diketahui oleh orang-orang kafir yang awam. Bahkan ada prasangka bahwa (kalimat Lā ilāha illallāh) itu sekedar diucapkan huruf-hurufnya tanpa diyakini sedikitpun maknanya. Sedangkan kaum intelektual mereka (ada yang) menyangka maknanya hanya sebatas tidak ada yang menciptakan, memberi rezeki, mengatur urusan kecuali Allah. Tidak ada kebaikan pada diri seseorang yang pemahamannya terhadap Lā ilāha illallāh tidak lebih baik daripada orang-orang kafir.
[Bersambung]
___