Tuesday, 3 December 2019

Peraih Nobel Kimia Asal Mesir Meninggal Dunia

Ahmad Zewail, peraih nobel kimia asal Mesir

Kmamesir.org 8/8/2016 Setiap yang bernyawa niscaya akan mencicipi mati. Beberapa hari yang kemudian tepatnya pada Selasa, 2 Agustus 2016,  dunia ilmu pengetahuan dikejutkan oleh meninggalnya Ahmad Hasan Zeweil, seorang  ilmuan muslim asal Mesir, peraih Nobel bidang Kimia tahun 1999. 

Zeweil menghembuskan  nafas terakhir di California, Amerika Serikat , pada usia 70 tahun. Sebelum meninggal, kesehatannya telah memburuk karena  peradangan paru-paru, ia juga menderita kanker sumsum tulang, penyakit kronis yang hingga kini masih belum ditemukan obatnya. Semasa hidupnya, ia mewasiatkan biar jenazahnya dimakamkan di Mesir. 

Sesuai wasiatnya tersebut, Jenazah Zeweil datang di Tajammu’ Awwal, Cairo pada Sabtu, 6 Agustus 2016. Dan dimakamkan hari Minggu, (8/7) bersamaan dengan upacara militer dan dihadiri Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi. Upacara pemakaman Zeweil dimulai dari shalat mayat di Mesjid Ath-Thanthawi yang diimami eksklusif oleh maulana Syeh Ali Jum’ah. Kemudian dikebumikan di pemakaman keluarga di Kota 6 Oktober, Mesir, kota daerah Universitas Ilmu pengetahuan dan Teknologi “Zeweil” berdiri. 

Grand Syeh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Tayeb, menyampaikan bahwa kepergian  Ahmad Zeweil yakni kerugian yang sangat besar bagi kemanuasiaan. Sejarah akan mengenangnya dengan menoreh goresan pena dari cahaya, bahwa ia yakni ilmuan besar bidang kimia dan fisika yang menyebabkan revolusi ilmu pengetahuan, mereka juga akan mengenangnya sebagai tokoh yang cinta negeri dan umatnya, serta impiannya akan kejayaan Mesir. 

Kecintaan Zeweil terhadap ilmu pengetahuan, terutama kimia membuatnya tak pernah lelah untuk melaksanakan percobaan dan menulis aneka macam macam karya yang berkaitan dengan ilmu kimia untuk dibagikan kepada semua orang. Atas penemuannya terhadap ilmu femtokimia, Zeweil mendapatkan segudang penghargaan. Selain Nobel kimia pada tahun 1999, ia juga mendapatkan gelar pnghormatan tertinggi di Mesir yaitu Grand Collar of the Nile. Ia juga mendapatkan gelar PHD Honoris dari Lund University di Swedia ada Mei 2003. 

Kepergian Zeweil meninggalkan pelajaran penting untuk kita bahwa prestasi bukanlah sebatas mendapatkan nilai tertinggi, tetapi yang terpenting yakni berprestasi, kemudian berkreasi, membuat temuan gres dan mendalaminya di bidang apa saja dan dimana saja. Semoga Ahmed Zeweil mendapatkan daerah yang mulia di sisi-Nya. (MTH) 
banner
Previous Post
Next Post