Wednesday 25 December 2019

Madrasah Puasa Ramadhan, Sudahkah Kita Raih Buahnya? (1)

 ibadah Puasa Wajib kita lakukan di bulan suci ini Madrasah Puasa Ramadhan, Sudahkah Kita Raih Buahnya? (1)


Beberapa hari sudah, berlalu bulan Ramadhan yang mulia ini….
Beberapa kali sudah, ibadah Puasa Wajib kita lakukan di bulan suci ini…
Beberapa rakaat sudah, Taraweh kita jalani…
Sahur dan buka puasa Ramadhan pun sudah mulai terbiasa kita lakukan…
Ta’jil dan ifthar jama’i pun sudah mulai erat di indera pendengaran kita…
Baca Al-Qur’an, kuliah subuh dan banyak sekali kajian Ramadhan pun kembali bermunculan dengan semarak…
Namun, lihatlah hati kita, adakah kekhusyukan bertambah?
Lihatlah amal kita, adakah keihklasan bertambah dan perhatian terhadap benarnya ibadah juga bertambah?
Ingatlah, Allah hanya melihat hati dan amal seorang hamba! Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلاَ إِلَى أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada bentuk badan dan harta kalian, akan tetapi melihat kepada hati-hati dan amal-amal kalian (HR. Muslim).

Tiga bentuk tarbiyyah dalam madrasah puasa Ramadhan, manakah yang sudah kita raih?

Hamba Allah yang menjalani ibadah puasa Ramadhan hendaknya melaksanakan tiga bentuk intropeksi diri (muhasabah) berikut ini,
  1. Muhasabah kekerabatan dengan Allah Ta’ala. Adakah kekerabatan kita dengan Allah Ta’ala semakin dekat?
  2. Muhasabah kekerabatan (sikap) dengan diri sendiri. Adakah jihad kita semakin gencar melawan jiwa yang ammaratun bis suu`, suka memerintahkan kepada keburukan?
  3. Muhasabah kekerabatan dengan orang lain. Adakah mu’amalah kita dengan saudara kita yang seiman semakin lembut dan baik?
Itulah tiga bentuk tarbiyyah (pendidikan) dari Madrasah Puasa Ramadhan! Ketiga kasus tersebut terkumpul dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ»
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdir Rahman Muadz bin Jabalradhiyallahu’anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, pasti kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan bergaullah dengan insan dengan adat yang baik” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata hadits hasan Shahih dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Mengapa demikian? Bukankah Madrasah Puasa Ramadhan merealisasikan kandungan hadits di atas? Perhatikanlah! Hadits di atas mengandung tiga bentuk tarbiyyah(pendidikan) semoga seorang hamba menjadi baik dan semakin baik, yaitu Ash-Shalaah wal-Ishlah,
Pertama: Baiknya kekerabatan dengan Allah Ta’ala, dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
« اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ»
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada.”
Kedua: Baiknya kekerabatan (sikap) dengan diri sendiridalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
« وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا»
“Iringilah keburukan dengan kebaikan, pasti kebaikan tersebut akan menghapuskannya”.
Ketiga: Baiknya kekerabatan dengan orang laindalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
«وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ»
“Dan bergaullah dengan insan dengan adat yang baik.”
Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullah dalam khuthbah jumatnya yang berjudul “Ramadhan Madrasah Shalah wal Ishlah”:
هذا الحديث العظيم عدَّه العلماء في جوامع كلِم الرسول صلى الله عليه وسلم ؛ لأنه جمَع للمسلم كل ما يحتاج إليه في باب الصلاح والإصلاح ؛ صلاحه فيما بينه وبين الله ، وصلاحه فيما بينه وبين نفسه ، وصلاحه في تعامله مع عباد الله تبارك وتعالى . فهو حديث جامعٌ عظيم في باب تحقيق الصلاح والإصلاح
“Ulama mengelompokkan hadits yang agung ini ke dalam Jawami’u Kalim Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam (sabda yang singkat, namun luas cakupannya), sebab mengumpulkan untuk seorang muslim, seluruh apa yang dibutuhkannya dalam upaya semoga dirinya menjadi baik (Ash-Shalah) dan upaya melaksanakan perbaikan (Al-Ishlah), meliputi:
  • Kebaikan kekerabatan dirinya dengan Allah,
  • Kebaikannya dalam bersikap terhadap diri sendiri,
  • Kebaikannya dalam bermu’amalah dengan hamba-hamba Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Maka (kesimpulannya) Hadits tersebut yakni Hadits universal lagi agung dalam merealisasikan Ash-Shalah (kebaikan) dan Al-Ishlah (perbaikan)”
وإذا تأملتَ في مدرسة الصيام وجدتَ أنها محققةً هذه الأمور الثلاثة التي اشتمل عليها هذا الحديث الجامع العظيم
“Dan kalau Anda memperhatikan madrasah puasa (Ramadhan), pasti Anda akan mendapat bahwa madrasah tersebut  merealisasikan ketiga kasus yang tercakup dalam Hadits universal dan agung ini.”
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post