Thursday, 5 December 2019

Metode Al-Qur’An Dalam Memerintah Dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman (3)

an Dalam Memerintah dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman  Metode Al-Qur’an Dalam Memerintah dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman (3)


Ketahuilah sobat! Tatkala Allah Ta’ala memerintahkan sesuatu kepada kaum mukminin, sesungguhnya semata-mata hal itu demi kebahagiaan hamba-hamba-Nya dan kesempurnaan keyakinan mereka.
Demikian pula, dikala Allah Ta’ala melarang mereka dari sesuatu, hakikatnya Dia melarang mereka dari menjerumuskan diri ke dalam jurang kesengsaraan dan melarang mereka dari sesuatu yang membahayakan keimanan mereka. Jadi, Allah Ta’ala memerintahkan Anda -wahai hamba yang beriman- untuk memberi kabar bangga kepada anda dan mengajarkan kepada anda sesuatu yang bermanfa’at bagi anda. Sedangkan Allah Ta’ala melarang anda -wahai hamba yang beriman- untuk memperingatkan Anda dan memberitahu Anda akan ancaman yang ada dihadapan Anda. Jika demikian halnya, pantaskah merasa berat melaksanakan perintah atau meninggalkan larangan-Nya?

Sisi Kedua

Dorongan dan Seruan untuk Mensyukuri Nikmat Iman dengan Cara Tunduk yang Sempurna kepada Allah Ta’ala
Ketundukan yang tepat kepada Allah Ta’ala itu direalisasikan dengan melaksanakan perintah Allah Ta’ala dan menghindari larangan-Nya. Dan sisi ini hakikatnya ialah klarifikasi dari Allah Ta’ala tentang bagaimana bentuk bersyukur kepada Allah Ta’ala secara terperinci.
Jadi, tatkala Allah Ta’ala menyeru mereka dengan firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
Wahai orang-orang yang beriman”, kemudian Allah Ta’ala menyebutkan perintah atau larangan-Nya, maksudnya ialah wahai orang-orang yang telah dianugerahi nikmat iman, syukurilah nikmat keyakinan tersebut, dengan melaksanakan perintah Allah Ta’ala atau menghindari larangan-Nya, sebab bersyukur itu berarti tunduk dan ta’at kepada Allah Ta’ala.
Keimanan ialah Anugerah Allah yang Terbesar
Keimanan seorang hamba ialah anugerah dan nikmat Allah yang terbesar. Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam beberapa ayat-Nya bahwa keimanan ialah karunia dan nikmat dari-Nya, Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
(7) Dan ketahuilah bahwa di tengah-tengah kalian ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauan kalian dalam banyak urusan, benar-benarlah kalian mendapat kesusahan, akan tetapi Allah mengakibatkan kalian menyayangi  keimanan dan mengakibatkan keimanan itu indah di dalam hati kalian serta mengakibatkan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
(8) Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana(QS. Al-Hujuraat: 7 – 8).
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا ۖ قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ ۖ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
(17) Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: “Janganlah kau merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, bersama-sama Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kau kepada keimanan jikalau kau ialah orang-orang yang benar” (QS. Al-Hujuraat: 17).
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
___
banner
Previous Post
Next Post