Tuesday, 10 December 2019

Tsalatsatul Ushul (9) : Yang Mempersembahkan Ibadah Untuk Selain Allah, Dia Musyrik Dan Kafir

 Yang Mempersembahkan Ibadah Untuk Selain Allah  Tsalatsatul Ushul (9) : Yang Mempersembahkan Ibadah Untuk Selain Allah, Ia Musyrik Dan Kafir


Barangsiapa yang mempersembahkan salah satu saja dari semua macam ibadah untuk selain Allah, maka ia yaitu musyrik dan kafir. Dalilnya yaitu firman Allah Ta’ala berikut ini.
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya perihal itu, maka benar-benar kesannya ada pada Tuhannya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu” (QS. Al-Mu`minun: 117).

Kesimpulan Dalil

Barangsiapa yang mempersembahkan ibadah untuk selain Allah, maka ia yaitu musyrik dan kafir.

Penjelasan Dalil

Di awal ayat tersebut, Allah Ta’ala sebutkan perihal orang-orang yang menyembah sesembahan lain di samping (menyembah) Allah, kemudian di selesai ayat, Allah sebutkan akhir dari perbuatan mereka, yaitu:
  1. Ditiadakan Al-Falah (keberuntungan) secara totalitas, hal itu disimpulkan dari mashdar nakirah dalam konteks abolisi yang terkandung dalam لَا يُفْلِحُ lā yufli‘tiada beruntung’ yang menunjukkan bahwa seluruh keberuntungan ditiadakan akhir dari penyembahan kepada selain Allah. Peniadaan kebruntungan tersebut diperuntukkan bagi orang kafir. Mereka di akhirat, tidak mendapat keberuntungan sama sekali, sehingga masuk kedalam neraka awet selama-lamanya.
  2. Allah menamakan orang-orang yang menyembah sesembahan lain di samping (menyembah) Allah sebagai orang-orang yang kafir (al-kafirin). Ini menunjukkan bahwa perbuatan mereka tersebut yaitu perbuatan kekafiran (kufur akbar) sekaligus merupakan kesyirikan (syirik akbar), dikarenakan telah mempersembahkan ibadah untuk selain Allah disamping untuk Allah. Dengan demikian, benarlah apa yang dikatakan oleh sang penulis kitab Tsalatsatul Ushul ,Syaikh Muhammad At-Tamimi rahimahullahu di atas, “Barangsiapa yang mempersembahkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia yaitu musyrik dan kafir.”

Faedah Besar

Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ…
“Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalilpun baginya perihal itu…”
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan kekejian syirik dan kejamnya pelaku kesyirikan (musyrikin) dengan menyatakan bahwa kesyirikan, apapun bentuknya, niscaya tidaklah mempunyai pembenaran dan dalil, baik dalil syar’i maupun dalil nalar sehat.
Namun, kenyataannya, masih saja ada orang-orang yang menyekutukan Allah dalam peribadatan. Hal itu dikarenakan mereka mengikuti hawa nafsu atau godaan setan. Padahal seandainya mereka mau memperhatikan dalil-dalil dalam Al-Qur`an maupun As-Sunnah yang shahihah, tanpa perlu mengkaji terlalu dalam, asalkan didasari hati yang bersih, maka akan terperinci bahwa mentauhidkan Allah yaitu wajib dan berbuat syirik yaitu haram.
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner

Related Posts: