Pada suatu hari Jumat, sebelum matahari menyingsing sesudah shalat Subuh, ia pergi ke rumah kakek-neneknya di sebuah desa akrab kotanya. Dia pergi bersama dengan teman-temannya dengan tujuan untuk membagi-bagikan kurma kepada fakir-miskin, dan juga membagikan buku-buku dan kaset-kaset dakwah disana. Setelah kiprah mereka selesai, teman-temannya kembali pulang sementara ia tetap di rumah kakek-neneknya.
Ketika tiba waktunya tidur, perjaka ini ingin tidur di ruang tamu, tapi kakeknya menyuruhnya untuk tidur di ruang belakang sehingga tidurnya lebih nyenyak, dan ia sanggup berdiri untuk shalat Subuh. Pemuda ini pun pergi ke ruang di belakang rumah, menggelar matrasnya, berdzikir sejenak, kemudian tidur. Di rumah itu juga bekerja seorang pembantu berparas cantik.
Saat lewat jam dua dini hari, si perjaka berkata, “Aku merasa pintu ruanganku terbuka dan tertutup beberapa kali, tapi saya tidak terlalu memperhatikannya. Kupikir saya sedang bermimpi dan belum sepenuhnya terbangun. Kemudian, tiba-tiba saya merasa ada orang yang berbaring di sampingku, memelukku, dan mulai menciumku dari belakang.” Makara si perjaka pribadi berdiri dari kasurnya, mendorong gadis itu dengan tenaganya, dan menampar wajah gadis itu.
Secepat mungkin si perjaka pribadi menggunakan pakaiannya, dan pribadi bergegas keluar rumah menuju masjid. Dia sangat ketakutan dan terus duduk di masjid sambil menangis hingga adzan Subuh. Pagi pun tiba menjelang, kemudian perjaka ini pulang dan memberitahu kakeknya atas apa yang terjadi. Lalu kurang dari seminggu gadis pembantu itu dipecat.
Seseorang yang menceritakan kisah ini kepada saya berkata: “Kemudian saya melihat temanku (pemuda tersebut) jadi sering muram sesudah insiden ini, alasannya ialah betapa besarnya situasi yang dialaminya, dan alasannya ialah rasa takutnya yang besar kepada Allah. Aku bertanya padanya, dan terus-menerus bertanya, hingga ia memberitahuku perihal kisah ini dan menyuruhku berjanji biar tidak menceritakan ini pada siapapun.”
Orang yang mengisahkan ini berkata pada saya, “Demi Allah saya tidak menceritakannya kecuali alasannya ialah ada pesan yang tersirat dibaliknya. Aku menganggap ia sebagai salah seorang dari tujuh orang yang akan dinaungi Allah pada hari dikala tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu seorang laki-laki yang diajak berzina perempuan bagus dan berstatus tinggi, namun ia berkata, ‘Sesungguhnya saya takut pada Allah!’”
Bayangkanlah apabila anda yang ada di posisinya dan mendapatkan ujian ini. Bayangkanlah diri anda ada diuji seberat ini! Tidak ada yang melihat atau mendengar anda kecuali Dia yang Maha Melihat dan Mendengar.
Makara apakah anda akan membuat-Nya menjadi saksi atas perbuatan dosa yang anda lakukan? Masya Allah! Dia menangis semalaman di masjid sesudah berhasil menjaga keimanannya pada insiden itu, sementara banyak orang lain yang tertawa dan menunggu-nunggu kesempatan menyerupai ini. Mereka tertawa, tetapi demi Allah, mereka akan menangis dan meratapi perbuatan mereka di darul abadi nanti. Akhir kata, saya mendo’akan semoga Allah selalu menjaga anda!