Sunday 6 October 2019

Altovart Chapter 4 – Misteri Altovart



Rohs, Sevon, dan Shan dikala ini mereka bertiga sedang menuju rumah Paman Togan untuk menemui Beka. Perjalanannya tidak terlalu jauh namun memakan waktu cukup lama. Tak banyak yang dapat mereka bicarakan dikala di perjalannan namun didalam hati mereka masing - masing menyimpan pertanyaan besar. Rohs merasa ada yang asing dengan adanya Shan alasannya yakni beliau gres tau bahwa Beka bukanlah orang satu satunya yang tiba dari bumi. Pertanyaan lebih besar ada dalam diri Sevon. Seperti yang beliau ketahui sebagai orang yang mengamati bumi hampir sangat tidak mungkin orang bumi dapat hingga di altovart, dan terlebih lagi mereka tidak hanya satu dan mungkin masih ada orang lain lagi yang belum beliau ketahui yang kini entah berada di mana. Dari ke tiga orang tersebut mungkin san lah yang paling penasaran, berada di dunia yang sangat asing baginya dan bahkan tak tau samasekali bagaimana beliau dapat hingga disini.


Dalam  keheningan  itu tiba tiba Rohs bersuara “ Hei tinggu bukankah akan lebih cepat jikalau kita lewat lipatan dimensi?” Tanya Rohs. Sevon yang mendengarnya pun menjawab “ Mungin kita berdua dapat tapi kita belum Shan juga. Saat beliau kutemukan beliau sedang pingsan sehabis melewati lipatan dimensi. Makara kita belum tau pengaruh melewati lipatan bagi insan bumi.” Jawabnya. “Oh oke kalau begitu, jalan kaki juga tidak terlalu buruk.” Jawab Rohs.

Sementara itu di kediaman Paman Togan, Beka sedang melanjutkan pembicaraan nya. Pembicaraan itu berlangsung serius walaupun kadang kala disesali dengan gurauan-gurauan konyol khas mereka berdua. Beka yang ingin tau dengan keanehan-keanehan altovart pun tiba – tiba teringat perkataan Rohs yang menyampaikan bahwa di altovart tidak ada kematian.

“Paman, bergotong-royong ada yang ingin saya tanyakan lagi. Saat saya bertemu Rohs, beliau sempat memberitahu bahwa tidak ada maut di altovart. Apa maksudnya itu?” Tanya Beka. “Heemm, bagaimana cara menjelaskannya yah? Pernyataan itu tidak sepenuhnya benar. Mahluk altovart tetap dapat mati alasannya yakni tidak ada mahluk awet di dunia ini. Hanya saja ada alasan yang menyebabkan kami tidak mati walau pun dilukai bahkan dipotong sekalipun. Semua itu alasannya yakni  alto energy yang tak terbatas di altovart.” Jawab Paman Togan. “Apa itu alto energy?” Tanya Beka lagi. 

“Sederhananya alto energy yakni energy yang diharapkan semua mahluk untuk hidup bahkan oleh kalian insan bumi sekalipun. Perbedaan fundamental antara bumi dan altovart yakni sumber alto energy nya. Di altovart alto energy mempunyai sumber tak terbatas yang kami sendiripun tak dapat pahami hingga sekarang. Namun sangat jauh berbeda dengan bumi. Di bumi produksi alto energy sangat terbatas dan sedikit. Manusia pada hakekatnya akan selalu menyerap alto energy tapi alasannya yakni jumlah yang sangat sedikit itulah insan mempunyai batas umur. Manusia bumi jaman dahulu mempunyai sumber yang lebih banyak sehingga umur mereka pun lebih panjang dari insan bumi dikala ini. Di altovart kami dapat mengendalikan alto energy secara sadar untuk kepentingan regenerasi kami. Makara tak dilema walau badan kita terluka atau terpotong sekalipun kita akan dapat menyembukannya dengan cepat. Tapi…” belum akhir Paman Togan menjelaskan, tiba-tiba terdengar bunyi dari pintu depan. “Kakek saya pulang.” Ternyata itu bunyi Rohs yang gres hingga beserta Sevon dan Shan.

Tanpa basa bau lagi Sevon eksklusif berlari kearah Beka sambil berteriak “ HEI, APA KAU ORANG BUMI ITU?”. Beka yang melihat ada seorang gadis asing meneriakinya eksklusif bertanya pada Paman Togan “ Paman, siapa gadis itu? Aneh sekali, apa beliau punya dilema dengan ku ?”. Paman Togan yang mendengarnya pun tertawa “Hahaha, mungkin saja. Kurasa mulai kini kamu harus berhati-hati. Dia itu sahabat Rohs, dan sedikit terobsesi dengan bumi daerah tinggalmu. Tapi tak dipungkiri dari semua keanehannya beliau yakni gadis yang baik.”. Oh, begitu rupanya.” Tanggap Beka memaklumi keanehannya.
Namun tiba-tiba pandangan Beka teralihkan kepada seseorang disamping Rohs, matanya terbelalak seketika dikala melihat Shan. Sesuatu dalam dirinya seketika bertanya-tanya “Apakah mungkin itu dia? Apa beliau yakni Shan yang itu?”.

Sebenarnya siapa gadis berjulukan Shan ini? Nantikan kelanjutannya di chapter berikutnya….
banner
Previous Post
Next Post