3. PELAJARAN YANG DIAMBIL DARI DZIKRULLAH DALAM MANASIK HAJI : BERUSAHA SENANTIASA INGAT ALLAH
Allah Ta'ala telah mensyari'atkan kepada hamba-Nya ibadah haji untuk menegakkan dzikrullah.
Dzikrullah inilah yang menjadi maksud dari ibadah haji, bahkan maksud dari seluruh ibadah yaitu dzikrullah!
Tidaklah kita diperintahkan untuk melaksanakan ibadah kecuali semoga kita dzikrullah.
Dzikrullah yaitu maksud dan ruh seluruh ibadah, sebuah ibadah tidaklah bermakna kalau tidak ada dzikrullah, mengingat Allah.
Cakupan dzikir atas ibadah, menyerupai cakupan ibadah atas kehidupan. Jika kita hidup itu untuk beribadah (sebagaimana surat Adz-Dzariyat : 56), maka kita beribadah untuk dzikrullah, mengingat Allah.
Dzikrullah merupakan pintu mendekatkan diri hamba kepada Allah yang terbesar, pintu Allah ini akan senantiasa terbuka selama hamba tidak menutupnya dengan lalai dari dzikrullah.
Oleh sebab itulah, hakekatnya semua manasik haji itu dzikrullah.
Dzikrullah yaitu maksud dan ruh ibadah haji, ibadah haji tidaklah bermakna kalau tidak ada dzikrullah, tidak ada mengingat Allah.
Banyak didalam ayat-ayat Quran wacana manasik haji terdapat perintah untuk dzikrullah.
a) Misalnya, Allah Ta'ala memerintahkan orang yang berhaji untuk menyebut nama Allah pada 10 hari pertama di bulan Dzul Hijjah dan saat akan menyembelih hadyu :
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
(27) Dan serulah insan untuk mengerjakan haji, pasti mereka akan tiba kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang (unta-unta tersebut) tiba dari segenap penjuru yang jauh,
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
(28) Supaya mereka menyaksikan banyak sekali manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah (saat akan menyembelih hadyu) pada hari yang telah diketahui, atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa hewan ternak. [Al-Hajj:28].
Allah Ta'ala memerintahkan orang yang berhaji untuk menyebut nama Allah pada hari yang telah diketahui, yaitu : 10 hari pertama di bulan Dzul Hijjah, dan inilah tafsir dari Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan selain mereka dari pakar tafsir. Dan menurut hadits yang shahih, siang dari 10 hari pertama di bulan Dzul Hijjah yaitu siang hari terbaik dalam setahun, yaitu dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
Tidak ada hari yang lebih mulia di sisi Allah dan tidak ada amal pada hari-hari tersebut yang lebih dicintai-Nya daripada sepuluh hari pertama di bulan Dzul Hijjah, maka perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid pada hari-hari tersebut. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Arnauth).
b) Allah Ta'ala memerintahkan orang yang sedang berhaji untuk dzikrullah di Muzdalifah, selepas wuquf, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ
(198) Maka apabila kalian telah bertolak dari 'Arafat (selepas wuquf), lakukan dzikrullah di Masy'arilharam (Muzdalifah).
c) Allah Ta'ala memerintahkan orang yang telah menuntaskan seluruh manasik ibadah hajinya untuk istighfar dan dzikrullah, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
(199) Kemudian bertolaklah kalian dari daerah bertolaknya orang-orang banyak (yaitu: 'Arafah untuk menuntaskan manasik haji setelahnya) dan mohonlah ampun kepada Allah; bersama-sama Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
(200) Apabila kalian telah menuntaskan ibadah haji kalian, maka lakukan dzikrullah. [Al-Baqarah: 198-200], maksudnya: Takbir, Tahmid , dan Tsana`.
d) Allah Ta'ala memerintahkan orang yang sedang berhaji untuk dzikrullah di hari-hari Tasyriq, menyerupai : mencakup dzikrullah ketika lempar jamrah, dan takbir sesudah sholat wajib, Allah Ta'ala berfirman :
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
(203) Dan berdzikirlah kalian (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. [Al-Baqarah: 203]
Perhatikanlah dalam beberapa ayat di atas, Allah perintahkan seorang yang berhaji untuk dzikrullah di banyak sekali daerah ibadah dalam manasik haji.
Orang berhaji ketika wuquf, diperintahkan dzikrullah, ketika di masy'aril haram diperintahkan dzikrullah, ketika akan menyembelih hadyu diperintahkan dzikrullah, di hari-hari tasyriq diperintahkan dzikrullah, maka dzikrullah yaitu maksud dari ibadah haji.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إنَّما جُعل الطوافُ بالبيت، والسعيُ بين الصفا والمروة ورميُ الجمار لإقامة ذكر الله عزَّ وجلَّ
Thawaf di sekeliling Baitullah, sa'i antara bukit Shofa dan Marwah, serta melempar jamrah (kerikil) ssemua itu disyari'atkan semata-mata untuk menegakkan dzikrullah.
[HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, hasan shahih]
Ibadah sholat yang dilakukan di sela-sela manasik hajipun, hakekatnya juga dzikrullah dan dilakukan dalam rangka untuk mengingat Allah.
Allah Ta'ala berfirman :
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
(14) Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
HAKEKAT DZIKRULLAH
Hakekat dzikrullah yaitu tidak lalai, dan tidak lupa Allah, hadir di hati seorang yang dzikrullah : Kemahabesaran Allah, Keagungan-Nya, Kemahaindahan-Nya, dan Kemahasempurnaan-Nya, sehingga menguat kecintaan hamba tersebut kepada Allah, takut dimurkai oleh-Nya dan berharap rahmat-Nya yang semua ini melahirkan ketaatan kepada-Nya.
Sehingga orang yang pulang dari berhaji, dibutuhkan sudah terlatih untuk dzikrullah, ingat Allah, dan tidak lupa Allah, ketika malas beribadah menyerangnya, ia dzikrullah, contohnya dengan istighfar, dan berdoa kepada Allah, maka hatinyapun ingat Allah sehingga kembali taat kepada-Nya.
Saat muncul nafsu melaksanakan kemaksiatan, ia dzikrullah dengan istighfar, iapun ingat Allah sehingga menahan diri dari kemaksiatan.
Jadi, dibutuhkan sepulang dari berhaji, ia menjadi orang yang lisannya banyak dzikrullah, hatinya ikut menghayati ucapan dzikirnya sehingga banyak ingat Allah yang melahirkan ringan melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan menghindari larangan-Nya. Inilah haji yang mabrur.
Dzikrullah yaitu maksud dan ruh ibadah haji, ibadah haji tidaklah bermakna kalau tidak ada dzikrullah, tidak ada mengingat Allah!
DENGAN APA SESEORANG DZIKRULLAH?
Dzikrullah itu dengan hati, verbal dan anggota tubuh.
Dzikrullah dengan hati yaitu dengan mempelajari dan memikirkan dalil wacana Allah, nama, sifat, serta perbuatan-Nya, memikirkan dan mempelajari dalil wacana perintah Allah dan larangan-Nya sehingga faham hukum-hukum-Nya, serta memikirkan dan mempelajari pesan yang tersirat dan diam-diam pada makhluk Allah (tadabbur alam dan makhluk) yang membuahkan kecintaan kepada Allah dan pengagungan Allah.
Dengan hati berdzikir, maka dibutuhkan selalu ingat Allah, sehingga cinta kepada Allah, takut bermaksiat kepada Allah dan taat kepada-Nya.
Dzikrullah dengan lisan, maksudnya verbal mengucapkan lafazh-lafazh dzikir yang mengandung pensucian Allah (tasbih), memuji Allah (tahmid) dan mengagungkan Allah (tamjid/takbir), yang dihayati oleh hati. Dengan verbal berdzikir dan dihayati oleh hati, maka dibutuhkan selalu ingat Allah, cinta Allah sehingga takut bermaksiat kepada Allah dan taat kepada-Nya.
Dzikrullah dengan anggota tubuh zhahir yaitu seseorang memakai anggota tubuh zhahir untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, sehingga hakekatnya ia ingat Allah yang dibuktikan dengan anggota tubuhnya untuk taat kepada-Nya. Oleh sebab itu sholat disebut dzikrullah oleh Allah dalam Quran :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah (shalat Jum'at) dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu kalau kau mengetahui. (Al-Jumu'ah :9).
Dzikrullah membuahkan ketaatan kepada Allah, bahkan dikrullah sendiri yaitu ketaatan yang besar kepada Allah!
Karena dengan seseorang berdzikrullah, Allah akan memperhatikannya sehingga menolongnya.
Karena dengan dzikrullah hati jadi hening sehingga khusyu' dan gampang taat kepada Allah.
Dan sebab dengan dzikrullah, setan jadi terkalahkan!
Allah Ta'ala berfirman :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُون
Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku pasti Aku memperhatikan kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku. (Al-Baqarah ; 152)
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.(Ar-Ra'du : 28)
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan kalau syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah kontribusi kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Fushshilat : 36)
Dzikrullah yaitu cahaya hati seorang hamba, hiasan lisannya, dan keindahan pada perbuatan anggota tubuhnya, sikap dan perilakunya.
Hati yang kosong dari dzikrullah yaitu hati yang mati, verbal yang tak pernah berdzikir menyerupai verbal yang bisu, dan anggota tubuh yang jauh dari dzikrullah menyerupai tubuh yang lumpuh. Itulah tipe orang yang kosong dan lalai dari dzikrullah!
Hakekat dzikrullah yaitu tidak lalai, dan tidak lupa Allah, hadir di hati seorang yang dzikrullah : Kemahabesaran Allah, Keagungan-Nya, Kemahaindahan-Nya, dan Kemahasempurnaan-Nya, sehingga menguat kecintaan hamba tersebut kepada Allah, takut dimurkai oleh-Nya dan berharap rahmat-Nya yang semua ini melahirkan ketaatan kepada-Nya.
(Bersambung, in sya Allah)