Agar Doa Dikabulkan
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan syarat dan watak yang penting dalam berdoa pada Allah.
Beberapa watak yang penting dalam berdoa dapat dirangkum sebagai berikut:
- Kehadiran dan kosentrasi hati secara totalitas terhadap kasus yang diperlukan dalam doa.
- Mencari waktu dikabulkannya doa.
- Berdoa dengan hati yang khusyu’, merasa tak berdaya di hadapan Allah, merendahkan diri dan tunduk kepada-Nya, serta lembut (dalam berdoa).
- Menghadapnya hamba yang berdoa ke arah kiblat.
- Dalam keadaan suci.
- Mengangkat kedua tangan (memohon) kepada Allah.
- Memulai (doanya) dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya.
- Bershalawat untuk hamba dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Memulai dengan bertaubat dan beristigfar (kepada Allah) sebelum menyebutkan keperluan (lainnya).
- Menghadap kepada Allah, memelas dalam berdoa, dan merendahkan diri kepada-Nya
- Menggabungkan harap dan cemas dalam berdoa kepada-Nya.
- Bertawassul dengan nama dan sifat-Nya dengan mentauhidkan-Nya.
- Mendahului doa dengan bersedekah.
- Memilih lafal doa yang Nabi shallallahu’alaihi wa sallam beritakan bahwa lafal tersebut berpotensi untuk dikabulkan atau mengandung nama-Nya yang agung.
Maka doa yang ibarat ini tidak akan tertolak, hanya saja ada suatu kasus yang diwanti-wanti oleh para ulama, ialah seseorang yang sedang berdoa, di samping memenuhi watak dan syarat biar doa dikabulkan, juga perlu memenuhi konsekuensi dan penyempurna doa berupa berusaha dengan sungguh-sungguh mengambil lantaran untuk meraih kasus yang diminta dalam doanya.
Disebutkan dalam Majmu’ul Fawa’id waqtinashil Awabid, karya Ibnu Sa’di rahimahullah, “Permohonan hidayah kepada Allah itu menuntut (seseorang yang berdoa) melaksanakan seluruh lantaran yang dengannya diperoleh hidayah, baik berupa lantaran (mencari) ilmu maupun lantaran (mengamalkan) amal (shalih).
Permohonan rahmah dan ampunan kepada Allah, menuntut (seseorang yang berdoa) melaksanakan (seluruh) lantaran yang memungkinkan dengannya diperoleh rahmah dan ampunan, dan sebab-sebab tersebut telah diketahui dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah. Apabila seseorang yang berdoa mengucapkan
اللهم أصلح لي ديني الذي هــــو عصمة أمري ، وأصلح لي دنياي التي فيهـا معاشي … » (1) إلى آخره
“Ya Allah perbaikilah agamaku untukku yang dia merupakan benteng pelindung bagi urusanku dan perbaikilah duniaku untukku yang dia menjadi kawasan hidupku…(sampai selesai doa ini).”
(Maka) doa dan permohonan dukungan kepada Allah ini menuntut seorang hamba berusaha memperbaiki agamanya dengan mengenal kebenaran dan mengikutinya, serta mengenal kebatilan dan menjauhinya, serta menolak fitnah syubhat dan syahwat.
Doa inipun menuntut (seorang hamba) untuk berusaha dan mengambil lantaran yang dengannya menjadi baik urusan dunianya, dan sebab-sebab tersebut beraneka ragam sesuai dengan keadaan makhluk.
[Bersambung]
Daftar link artikel ini:
Modal Dasar Berdoa pada Allah (2)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (3)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (4)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (5)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (6)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (7)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (8)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (9)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (3)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (4)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (5)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (6)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (7)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (8)
Modal Dasar Berdoa pada Allah (9)
Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Artikel: Muslim.or.id
Artikel: Muslim.or.id