Pengertian Ijtihad secara bahasa adalah berasal dari kata ijtahada, yang memiliki arti mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha sungguh-sunggu dan bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan menurut istilah pengertian ijtihad adalah mencurahkan tenaga (memeras pikiran) untuk menemukan aturan agama (syara') melalui salah satu dali syara' dan dengan cara-cara tertentu (istinbath) dari Al-Quran dan Hadits.
Sebab tanpa dali syara' dan cara-cara tertentu, maka perjuangan tersebut merupakan pedoman dengan kemauan sendiri semata-mata dan sudah barang tentu cara ini tidak disebut ijtihad. Sedangkan orang yang melaksanakan ijtihad disebut mujtahid dan duduk kasus yang dipertimbangkan disebut dengan mujtahad fih.
Objek Ijtihad
Tidak semua aturan Islam sanggup menjadi objek ijtihad melainkan beberapa larangan tertentu saja. Lapangan aturan yang sanggup menjadi objek ijtihad yaitu sebagai berikut :
- Nash yang dhanny (nash yang masih sanggup ditafsirkan dengan arti lain), baik dari segi kedudukannya maupun dar segi pengertiannya, dan nash yang ibarat ini ialah Hadits. Cara ijtihad dalam hal ini ialah ditujukan kepada segi sanad dan pensahihnya serta pertailannya dengan aturan yang sedang dibahas.
- Nash yang qath'iy kedudukannya, tetap dhanny pengertiannya dan nash yang ibarat ini terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Objek ijtihad di sini ialah dari segi pengertiannya saja.
- Lapangan yang dibawa oleh nash yang dhanny kedudukannya, tetapi qath'iy pengertiannya, hal ini hanya terdapat dalam Al-Hadits. Objek ijtihad dalam hal ini hanya dari segi sanad, sahihnya Hadits, dan pertaliannya dengan Rasul
- Lapangan yang tidak ada nashnya atau tidak diijma'kan dan tidak pula diketahui dari agama secara pasti. Di sini seorang mujtahid mempergunakan qiyas, istihsan, 'urf dan dengan cara-cara lain. Daerah ijtihad di sini lebih luas daripada lapangan-lapangan orang lain.