Bab kedua : INTI MATERI
Yaitu berisikan pembahasan wacana tiga landasan agama Islam, yaitu: Mengenal Allah, agama Islam dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
LANDASAN YANG PERTAMA, YAITU: MENGENAL ALLAH
Hal ini sebagai tanggapan dari pertanyaan kubur: “Siapa Rabbmu (Sesembahanmu yang haq)? ”
MATAN
Maka katakanlah: Rabbku yaitu Allah yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni’mat-Nya. Dan Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia.
Allah Ta’ala berfirman :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala kebanggaan kesempurnaan hanya milik Allah Pemelihara semesta alam.” (QS. Al-Faatihah : 1).
Semua yang ada selain Allah disebut alam (makhluk), dan saya yaitu penggalan dari semesta alam ini, segala sesuatu selain Allah yaitu alam (makhluk).
Selanjutnya, kalau anda ditanya : melalui apa anda mengenal Rabbmu? Maka hendaklah anda jawab : melalui gejala kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya.
Diantara gejala kekuasaan-Nya ialah : malam, siang, matahari dan bulan. Sedang diantara ciptaan-Nya ialah : tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.
Dan dalilnya firman Allah Ta'ala :
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara gejala kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan.
Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kalian bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, kalau kalian benar-benar hanya kepada-Nya lah beribadah.” (QS. Fushshilat : 37).
Dan firman-Nya Ta'ala:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah membuat langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia berada di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang, (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam.” (QS.
Al-A`raaf : 54).
Ar-Rabb inilah satu-satunya yang berhaq untuk disembah. Dalilnya yaitu firman Allah Ta’ala:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21)
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)
“(21) Wahai manusia! Sembahlah Tuhan kalian yang telah membuat kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, semoga kalian bertakwa.
(22)(Rabb) yang telah menimbulkan untuk kalian bumi
ini sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan (hujan) dari langit, kemudian dengan air itu Dia mengeluarkan dengannya segala buah-buahan sebagai rizki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengambil sekutu-sekutu bagi Allah (dalam peribadatan), padahal kalian mengetahui.” (Surat Al-Baqarah: 21-22).
Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala, menyampaikan : 'Hanya Sang Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak (dipersembahkan kepada-Nya) peribadatan'.”
[Sampai disini perkataan penulis rahimahullah]
PENJELASAN
Dalam pembahasan mengenal Allah Ta'ala, penulis membahas 3 point penjelasan, yaitu:
1. Allah yaitu satu-satunya Rabb (Pemelihara) seluruh makhluk, dan satu-satunya sesembahan mereka yang haq.
Dalil : QS. Al-Fatihah [1]: 2
2. Cara mengenal Allah Ta'ala
Cara mengenal bahwa Allah yaitu satu-satunya Rabb semesta alam, dan satu-satunya Tuhan yang berhak disembah yaitu dengan cara memperhatikan gejala (kekuasaan) dan makhluk-makhluk-Nya.
Dalil :
QS. Al-Fussilat [41]: 37
QS. Al-A’raf [7]: 54
3. Rabb yaitu Tuhan yang berhak disembah.
Dalil :
QS. Al-Baqarah [2]: 21
Dalil hal ini yaitu firman Allah subhanahu wa ta’ala:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia! Sembahlah Rabb-kalian yang telah membuat kalian dan orang-orang sebelum kalian, semoga kalian bertakwa.
PERINCIAN
1. Allah yaitu satu-satunya Rabb (Pemelihara) seluruh makhluk, dan satu-satunya sesembahan mereka yang haq.
Dalil :
Firman Allah Ta’ala :
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala kebanggaan kesempurnaan hanya milik Allah Pemelihara semesta alam.” (QS. Al-Faatihah : 1).
Alasan Pendalilan :
Pada ayat yang agung ini, alasan pendalilannya sangatlah jelas, sebab Allah sebutkan dalam ayat ini bahwa Allah adalah satu-satunya Rabb alam semesta/makhluk.
Maksudnya : Hanya Allah lah Sang Pencipta, Sang Pemilik, Sang Pemberi rezeki dan Sang Pengatur alam semesta/makhluk.
Catatan : Cakupan makna Ar-Rabb luas
Ar-Rabb yaitu salah satu dari nama Allah yang menunjukkan kepada makna yang luas, tidak hanya menunjukkan kepada satu makna saja.
Berkata Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah dalam kitabnya Fiqhul Asmaa' Al-Husna :
Makna Ar-Rabb yaitu Pemilik Rububiyyah atas seluruh makhluk-Nya, dari sisi penciptaan, kepemilikan, kekuasaan memperlakukan (alam semesta) dan pengaturan. Dan nama Ar-Rabb termasuk nama yang menunjukkan sejumlah makna, tidak hanya menunjukkan kepada satu makna saja.
Dalam ucapannya yang lain, ia berkata:
“Bahkan gotong royong nama ini kalau disendirikan penyebutannya, maka meliputi semua nama-nama Allah yang terindah dan Sifat-sifat-Nya yang paling mulia.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata wacana hal ini:
“Sesungguhnya Ar-Rabb yaitu Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Mencipta, Yang Maha Mengadakan, Yang Maha Membentuk (makhluk), Yang Maha hidup, Yang Maha Berdiri sendiri dan Menegakkan (selain-Nya), Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Melihat, Yang Maha Berbuat kebaikan, Yang Maha Memberi nikmat, Yang Maha Dermawan, Yang Maha Memberi dan Yang Maha Mencegah, Yang Mendatangkan Kemanfaatan dan Kemudharatan, Yang Maha Memajukan dan Mengakhirkan, Yang Menyesatkan siapa yang Dia Kehendaki dan Memberi hidayah kepada siapa yang Dia Kehendaki, Yang Membahagiakan siapa saja yang Dia Kehendaki, dan Menyengsarakan siapa saja yang Dia kehendaki, Memuliakan dan Menghinakan siapa yang Dia Kehendaki dan makna Rububiyyah-Nya selain itu, yang dari makna Rububiyyah tersebutlah terdapat nama-nama terindah yang berhak disandang oleh-Nya”.
2. Cara mengenal Allah Ta'ala
Dalil :
QS. Fushshilat : 37 dan QS. Al-A’raaf : 54
Alasan Pendalilan :
Allah Ta'ala menyebutkan dalam surat Fushshilat : 37 bahwa di antara gejala kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Dan yang dimaksud gejala kekuasaan-Nya di sini yaitu gejala yang menunjukkan kepada keberadaan Allah dan Keesaan-Nya dalam Rububiyyah-Nya dan Uluhiyyah-Nya2.
Sedangkan dalam surat QS. Al-A’raaf : 54, Allah Ta'ala menyebutkan bahwa hanya Dialah Sang Pencipta langit, bumi, matahari, bulan, bintang3 dan bahwa hanya Dia-lah Rabbul 'alamin .
Kesimpulan Dalil :
Dari surat Fushshilat : 37 dan QS. Al-A’raaf : 54 menunjukkan kepada keberadaan Allah dan bahwa Allah lah satu-satunya Rabbul 'alamin, dengan mengenal bahwa Allah-lah Sang Pencipta, Sang Pemilik dan Sang Pengatur malam, siang, matahari, bulan, bintang, langit dan bumi.
Dengan demikian, hakekatnya mengenal Ar-Rabb (Allah) sanggup melalui gejala kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya.
3. Rabb yaitu Tuhan yang berhak disembah
Dalil : Surat Al-Baqarah: 21-22.
Alasan Pendalilan :
Dalam surat Al-Baqarah: 21, Allah Ta'ala mememerintahkan kita untuk menyembah-Nya semata, dengan menyebutkan alasannya, yaitu : sebab hanya Dia lah Rabb kita yang telah membuat kita dan orang-orang yang sebelum kita.
Oleh sebab itu Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala, menyampaikan : 'Hanya Sang Pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak (dipersembahkan kepada-Nya) peribadatan'”.
Sedangkan dalam surat Al-Baqarah: 22, Allah Ta'ala menyebutkan bahwa sebab keberadaan-Nya sebagai Rabbul 'alamin itulah yang mengakibatkan Dia melarang kita mengambil sekutu-sekutu bagi-Nya (dalam peribadatan).
Dari sini sanggup disimpulkan bahwa : “Mengesakan Allah dalam Rububiyyah-Nya mengharuskan mengesakan-Nya dalam Uluhiyyah-Nya”.
Catatan :
Ulama rahimahumullaah telah menjelaskan wacana hubungan antara Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah, yaitu :
توحيد الربوبية مستلزم لتوحيد الألوهية
“Mengesakan Allah dalam Rububiyyah-Nya mengharuskan mengesakan-Nya dalam Uluhiyyah-Nya”Maksudnya :
Barangsiapa yang meyakini keesaan Allah dalam Rububiyyah-Nya, yaitu meyakini bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam perbuatan-Nya, menyerupai : membuat makhluk, mengatur, memberi rezeki, memberi manfa’at, menimpakan musibah/keburukan, menghidupkan, mematikannya serta selainnya dari makna-makna Rububiyyah-Nya, maka keyakinan tersebut mengharuskannya mengesakan-Nya dalam segala bentuk peribadatan.
Karena hanya Dzat yang bisa membuat makhluk, mengaturnya, memberi rezeki kepadanya, dan yang selainnya dari makna-makna Rububiyyah itu sajalah yang pantas dan wajib disembah, selain-Nya dihentikan dan tidak pantas disembah.
Referensi terjemah matan :
https://www.ayohijrah.net//search?q=al-ushul-ats-tsalatsah-dan-terjemah dengan perubahan seperlunya.
1. Dan disini maksudnya yaitu Sesembahan yang haq, meskipun pada asalnya Ar-Rabb yaitu Sang Pencipta, Sang Pemilik, Sang Pemberi rezeki dan Sang Pengatur alam semesta/makhluk, sebagaimana dalam catatan sesudah ini, in sya Allah.
2. Diringkas dari Hushulul Ma`mul, Syaikh Abdullah Al-Fauzan, hal. 58.
3. Diringkas dari Syarhu Tsalatsatil Ushul, Syaikh Muhammad Sholeh Al-'Utsaimin, hal. 49.