Saturday 23 November 2019

Keindahan Islam (7)

yang mengetahui aneka macam macam kesyirikan yang terjadi di tengah Keindahan Islam (7)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam Mengajak Manusia untuk Mengesakan Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam yang mengetahui aneka macam macam kesyirikan yang terjadi di tengah-tengah umat dikala itu tidaklah tinggal diam. Beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mendakwahi mereka dan menyeru mereka semoga beribadah kepada Allah semata serta meninggalkan peribadahan kepada selain-Nya. Allah Ta’ala berfirman, menjelaskan wacana dakwah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi was sallam,

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Katakanlah, ‘Hai insan sebenarnya saya yakni utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kau kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kau menerima petunjuk” (QS. Al-A’raaf: 158).

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan insan dari aneka macam kegelapan kepada cahaya dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (QS.Ibrahim: 1).

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS.Al-Bayyinah: 5).

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, semoga kau bertakwa” (QS.Al-Baqarah: 21).

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kau jangan menyembah selain Dia” (QS.Al-Israa`: 23).

Ironisnya, kaum musyrikin yang menyembah selain Allah itu mengakui bahwa Allah lah satu-satunya Sang Pencipta, Yang Maha Memberi rezeki, sebagaimana firman-Nya,

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Katakanlah, ‘Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah tuhan (menciptakan) indera pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab, ‘Allah.’ Maka katakanlah, ‘Mengapa kau tidak bertakwa (kepada-Nya)?’” (QS. Yunus: 31).

Namun, mereka menyembah selain Allah dengan keyakinan mereka bahwa sesembahan selain Allah itu sebagai mediator antara mereka dengan-Nya dalam beribadah, sebagaimana firman-Nya,

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak sanggup mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu yakni mediator kami di sisi Allah’ (QS. Yunus: 18).

Dengan demikian, nampak sekali bahwa hadirnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam membawa agama Islam di tengah-tengah masyarakat yang ibarat itu, benar-benar mengeluarkan insan dari aneka macam macam bentuk kegelapan -terutama kegelapan syirik- kepada cahaya tauhid dan ketaatan kepada Allah.

[Bersambung]

***

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

[serialposts]
banner
Previous Post
Next Post