Saturday 2 November 2019

Kiat Istiqomah (16)

Banyak dalil yang mengatakan adanya kekuatan hati berupa kekuatan ilmiah dan amaliah Kiat Istiqomah (16)

(Lanjutan kaedah kesembilan)

Dalil wacana kekuatan hati
Banyak dalil yang mengatakan adanya kekuatan hati berupa kekuatan ilmiah dan amaliah, ibarat dalam surat Al-Baqarah ayat ke-1 hingga 5, 186, dan 177, Al-A'raaf: 157, serta surat Al-Ashr1.
Berikut ini klarifikasi Ibnul Qoyyim rahimahullah tentang surat Al-Ashr :
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan hanya menyebut setiap nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
وَالْعَصْرِ
(1) Demi masa.
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
(2) Sesungguhnya insan itu benar-benar dalam kerugian,

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
(3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan surat tersebut :

فأقسم سبحانه وتعالى بالدهر الذى هو زمن الأعمال الرابحة والخاسرة، على أن كل واحد فى خسر، إلا من كمل قوته العلمية بالإيمان بالله، وقوته العملية بالعمل بطاعته. ...... فكمل نفسه بالعلم النافع والعمل الصالح، وكمل غيره بتعليمه إياه ذلك، ووصيته له بالصبر عليه 
 
Allah Subhanahu wa Ta'ala (dalam surat ini) bersumpah dengan masa yang merupakan waktu untuk beramal, baik amal yang menguntungkan maupun yang merugikan (pelakunya) bahwa setiap orang berada dalam merugi, kecuali orang yang menyempurnakan kekuatan ilmiah dengan beriman kepada Allah dan menyempurnakan kekuatan amaliah dengan bersedekah taat kepada-Nya.... , maka dia menyempurnakan dirinya dengan ilmu yang bermanfaat dan bersedekah sholeh, serta menyempurnakan orang lain dengan mengajarkan kepadanya hal itu, dan berwasiat kepadanya dengan bersabar atas hal itu 2

Ucapan emas bagi orang yang mencintai hatinya biar sanggup istiqomah!

Ibnul Qoyyim rahimahullah bertutur dalam Ighotsatul Lahfan min Mashaidisy Syaithan, hal. 22:
Hendaknya (seorang hamba) ketahui bahwa kedua kekuatan (hati) ini3, tidak pernah berhenti beraktifitas4, bahkan (kemungkinan yang ada) yaitu :
  1. Jika tidak dia gunakan kekuatan ilmiahnya untuk mengenal kebenaran dan mencarinya, maka dia akan gunakan kekuatan tersebut untuk mengetahui sesuatu yang selaras dan cocok dengan kebatilan.
  2. Begitu pula, kalau tidak dia gunakan kekuatan kehendak amalnya untuk bersedekah shaleh, maka dia akan gunakan untuk sesuatu yang bertentangan dengan amal shaleh.
Jadi, (Kesimpulannya) bahwa insan itu, secara tabiat, disifati dengan “Harits” dan “Hammam”, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ta'ala 'alaihi wa alihi wa sallam,

أَصْدَقُ الأَسْمَاءِ: حَارِثٌ وَهَمَّامٌ
Nama yang paling jujur yaitu Harits dan Hammam”.5

Harits yaitu orang yang (suka) beraktifitas.
Sedangkan Hammam yaitu orang yang banyak berkeinginan/selera (“ham”6).
Karena, bahu-membahu jiwa itu sifatnya dinamis dan gerakan kehendak jiwa itu (hakekatnya) yaitu bab dari konsekwensi dzatnya.7
Sedangkan kehendak itu mengharuskan bahwa sesuatu yang dikehendaki akan tergambar pada jiwanya dan mempunyai keistimewaan tersendiri berdasarkan jiwanya.
Jadi, kalau jiwa (manusia) tidak menggambarkan kebenaran, mencarinya dan menghendakinya,maka akan menggambarkan kebatilan, mencarinya dan menghendakinya. Dan itu pasti!”

Setelah kita mengetahui klarifikasi Ibnul Qoyyim rahimahullah maka sanggup disimpulkan bahwa keistiqomahan seorang hamba dipengaruhi oleh dua kekuatan hati tersebut, alasannya apabila kekuatan hati itu baik, maka baik pula ucapan dan amalan seluruh anggota badan lainnya.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ , وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

Ingatlah seseungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baik pula seluruh jasad, dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu yaitu hati![Hadits dalam Shahihain].

Sebaliknya, apabila dua kekuatan hati itu rusak, maka hal itu akan merusak keistiqomahan seorang hamba, dan ketahuilah bahwa syahwat dan syubhat yaitu induk penyakit yang merusak dua kekuatan hati!
(Bersambung, in sya Allah)
Sumber : www.muslim.or.id


1. Ighotsatul Lahfan, hal. 21-22

2. Ighotsatul Lahfan, hal. 22.

3. Kekuatan ilmiah dan kehendak yang membuahkan amal.

4. Sepanjang hidupnya.

5. Shahih, HR. Abu Dawud dan yang lainnya.

6. “Ham” itu permulaan dari sebuah kehendak dan cikal bakalnya.

7. Sehingga ada terus sepanjang hidupnya.

banner
Previous Post
Next Post