Kebenaran hanya satu, sedangkan kebatilan itu banyak, namun semuanya kembali kepada dua fitnah : mengikuti syahwat dan syubhat!
Allah Ta'ala berfirman :
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(153) dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) yakni jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), alasannya yakni jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah semoga kalian bertakwa.
Ayat di atas dijelaskan maksudnya oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits shahih dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu dalam Musnad Imam Ahmad berkata :
خَطَّ لَنَا رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم خَطًّا ثُمَّ قَالَ : هَذَا سَبِيلُ الله، ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ: هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ، ثُمَّ قَرَأَ:
﴿وَإِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ ، فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ﴾
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggaris sebuah garis untuk kami, kemudian dia bersabda : 'Ini yakni jalan Allah', kemudian dia menggaris garis-garis di kanannya dan di kirinya, kemudian dia bersabda: 'Ini yakni jalan-jalan (lain), pada setiap jalan dari jalan-jalan tersebut ada setan yang mengajak (manusia) kepadanya', kemudian belaiu membaca (ayat yang artinya) :
Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) yakni jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), alasannya yakni jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya. ”.
Setan yang disebutkan dalam hadits di atas mengajak kepada kesesatan (jalan setan), maka ketahuilah permintaan setan itu ada dua macam, dan kedua macam permintaan setan itu diibaratkan dua kelompok jalan di kedua sisi jalan yang lurus dalam hadits di atas.
Adapun kedua permintaan atau godaan setan itu yakni permintaan kepada mengikuti syahwat, dan mengajak kepada mengikuti syubhat. Setan tidak peduli dengan permintaan yang mana ia berhasil menyesatkan manusia. Apabila setan melihat tipe orang yang suka teledor dan malas, maka ia goda orang itu dengan jebakan mengikuti syahwat.
Namun apabila setan melihat tipe orang yang semangat beribadah dan suka menjaga diri dari maksiat, maka ia goda orang itu dengan jebakan syubhat.
Sebagaimana ucapan sebagian Salafush Sholeh :
ما أمر الله سبحانه بأمر إلا وللشيطان فيه نزغتان: إما إلى تفريط وتقصير، وإما إلى مجاوزة وغلوّ. ولا يبالى بأيهما ظفر
“Allah Subhanahu tidaklah memerintahkan dengan suatu perintah kecuali setan mempunyai dua model tipu daya: (Pertama) jebakan menelantarkan dan teledor (terhadap perintah-Nya), atau jebakan melampaui batas dan berlebihan. Sedangkan setan tak peduli dengan model muslihat mana ia sanggup berhasil (menggoda manusia)”.
Ibnul Qoyyim rahimahullah menyampaikan :
وقَد نصَبَ الله سبحانه الجسرَ الَّذي يمُرُّ النَّاس منْ فوقِه إلى الجنَّة، ونصبَ بجانِبَيه كلاليبَ تَخطف النَّاسَ بأعمالهم ، فهكَذا كَلاليبُ الباطل مِن تَشْبيهات الضَّلال وشَهوات الغَيِّ تمنَع صاحبَها من الاستقامة على طريق الحقِّ وسلوكِه ، والمعصومُ من عصَمَه الله
“Allah Subhanahu telah memasang jembatan (Ash-Shiroth) yang insan melalui diatasnya untuk hingga ke surga, dan Allah-pun memasang di kedua sisi jembatan tersebut besi-besi penyambar yang menyambar insan sesuai dengan perbuatan mereka (sewaktu di dunia), maka demikian pula 'penyambar-penyambar yang batil', baik berupa fitnah syubhat yang menyesatkan dan fitnah syahwat yang menyimpangkan (dari kebenaran), keduanya menghalangi dari istiqomah di jalan yang haq dan menghalngi (seseorang) saat menitinya. Sedangkan orang yang terjaga (dari penyambar-penyambar) tersebut yakni orang yang dijaga oleh Allah”
Al-Qur`an Al-Karim obat penyakit hati
Dan obat dari dua induk penyakit hati tersebut yakni Al-Qur`an Al-Karim, Allah Ta'ala berfirman dalam surat Yunus ayat ke-57:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
(57) Hai manusia, bersama-sama telah tiba kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan obat bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Dan Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan bahwa makna ayat ini yakni didalam Al-Qur`an Al-Karim terdapat obat untuk mengobati banyak sekali penyakit dalam hati yang mencakup penyakit kebodohan, dan obatnya yakni akil dan mendapat petunjuk, serta mencakup pula penyakit penyimpangan, dan obatnya yakni mengamalkan ilmu dan petunjuk (rusyd). Dan kedua obat itu ada dalam Al-Qur`an Al-Karim.1
(Bersambung, in sya Allah)
Sumber: www.muslim.or.id
Sumber: www.muslim.or.id