Kmamesir.org. 8/12/2016. Kamis (8/12), Maulid Akbar dalam rangka memperingati hari lahirnya Rasulullah Saw. yang dilaksanakan di Auditorium Shalah Kamil Universitas Al-Azhar berlangsung khidmat. Acara ini dilaksanakan oleh Sahah Indonesia bekerja sama dengan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir.
Peringatan maulid Nabi Muhammad Saw. yang dimulai pada pukul 12.00 ini turut dihadiri oleh ulama-ulama Al-Azhar, seperti: Syekh Muhammad Mahmud Abu Hasyim; Syekh Fathi Abdurrahman Hijazi; Syekh Jamal Faruq Ad-Daqqoq Al-Hassani; Syekh Usamah Sayyid Al-Azhari; Syekh Amru Wardani; Syekh ‘Ala Mustafa Na’imah Al-Hasani; Syekh Hisyam Kamil; dan lain-lain.
Acara terlebih dahulu dimulai dengan khataman Al-Qur’an dan pembacaan madah serta shalawat Rasul oleh mahasiswa Indonesia di Mesir. Peringatan maulid akbar tahun ini juga dimeriahkan oleh Grup Nasyid Syekh Abdul Qodir Mar’asyli dari Suriah. Kelompok nasyid ini juga melantunkan madah dan shalawat kepada Rasulullah Saw. selama berlangsungnya acara.
Ulama-ulama Al-Azhar yang berhadir sangat mengapresiasi perlaksanan peringatan maulid nabi yang dilaksanakan mahasiswa Indonesia di Mesir ini. Mereka berpesan perihal pentingnya menumbuhkan kesadaran akan cinta kepada Rasulullah Saw. Habibullah. Makhluk paling tepat yang diciptakan Allah untuk berbagi rahmat bagi segenap penjuru alam.
Para ulama Al-Azhar satu persatu memberikan pesan dan nasihat kepada mahasiswa Indonesia. Mereka umumnya berkisah perihal cinta; cinta alam ketika kelahiran nabi; cinta para sahabat kepada nabi; sifat-sifat cinta Rasulullah Saw.; dan bagaimana pentingnya cinta kepada Rasulullah dan mewujudkannya.
Syekh Fathi Hijazi mengisahkan sifat tawadhu’ Rasulullah Saw. yang tidak mau dihormati. Rasulullah Saw. melarang para sahabat bangun ketika bertemu dengannya layaknya orang ‘ajam memuliakan orang mahir di hadapan mereka. Namun ditanggapi berbeda oleh Hasan bin Tsabit. Ia yang tetap bangun menghormati dia meskipun dilarang. Pada ketika itu para sahabat yang lain duduk, Hasan bin Tsabit tetap berdiri.
“Qiyaami lil ‘azizi alaiya fardhun, wa tarkul fardhi ma huwa mustaqimu. ‘Ajibtu liman lahu ‘aqlun wa fahmun salim yara hazal kamaala wala yaqumu. (Aku bangun kepada orang yang mulia ialah wajib bagiku, dan meninggalkan hal yang wajib itu tidaklah benar. Aku heran kepada orang yang mempunyai nalar dan pikiran yang sehat, ketika melihat kesempurnaan ini (Rasulullah Saw.) tapi tidak berdiri.)”
Syekh Fathi Hijazi menukilkan kata-kata Hasan bin Tsabit. Suatu kewajiban bagi kita untuk senantiasa menyayangi dan memuliakan Rasulullah Saw.
Peringatan maulid akbar lalu ini diakhiri dengan doa dan makan malam bersama. Panitia dari Sahah Indonesia dan PPMI juga turut menyediakan kotak proteksi amal untuk korban gempa Pidie-Aceh.(FJ)