Thursday 21 November 2019

Mdp 2016-2017 Kukuhkan Khalid Muddatstsir Sebagai Panglima Gres Kma Mesir

Penyerahan jabatan dari Tgk. Azwani Putra (kanan) kepada ketua KMA terpilih Tgk. Khalid Muddatstsir (kiri)



Kmamesir.org. 04/03/2017. Sabtu (4/03) Muhasabah Dewan Pengurus periode 2016-2017 kukuhkan Khalid Muddatstsir sebagai ketua gres , menggantikan Azwani Putra Azwani Putra. Sidang Muhasabah Dewan Pengurus merupakan aktivitas rutin tahunan KMA yang dilaksanakan sebagai aktivitas pertanggungjawaban kepengurusan dan pemilihan ketua gres KMA.

Sidang muhasabah yang dipimpin Ahmad Yani dan Farhan jihadi berlangsung penuh hikmat. Acara berjalan dengan tertib dan lancar. Semua penerima sidang terlihat sangat antusias mengikuti dan menyaksikan proses pemilihan ketua baru, mulai dari pemungutan sampai penghitungan suara.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang diisi tiga calon ketua, tahun ini, dengan segala pertimbangan sulit Dewan Majelis Syura sebagai forum tertinggi KMA hanya menentukan dua calon kuat: Khalid Muddatstsir dan Thaiburrifqi Ananda.

Khalid Muddatstsir kemudian berhasil terpilih sebagai ketua gres KMA dengan perolehan bunyi 78, unggul tipis 11 bunyi dari Thaiburrifqi Ananda yang mendapat 67 suara. Dengan ini, Khalid berkewajiban memimpin Keluarga Mahasiswa Aceh Mesir selama setahun, dalam rentang waktu 2017 sampai 2018 ke depan.

Dalam kata-kata sambutannya, sehabis dikukuhkan sebagai ketua gres KMA, Khalid Muddatstsir berterimakasih telah dipercayakan mengemban amanah sebagai ketua KMA. Ia juga menjelaskan bahwa menjadi ketua KMA merupakan amanah yang sangat berat dan ia tidak dapat mengembannya sendiri tanpa pemberian dari seluruh anggota .

“Saya sangat berharap kawan-kawan dapat membantu aku meng-khidmah KMA dalam kepengurusan kali ini. Siapapun nantinya yang diminta untuk menjadi pengurus membantu KMA tolong untuk tidak menolaknya. Saya juga sangat berterimakasih kepada sahabat aku Thaiburrifqi yang pribadi menyetujui dapat membantu dalam kepengurusan tahun ini saat aku minta. Semoga kawan-kawan yang lain juga dapat meneladani perilaku bijaksana menyerupai beliau,” ujar Khalid dalam bahasa Aceh yang kental.

Khalid Muddatstsir juga menjelaskan, Keluarga Mahasiswa Aceh bukan forum pribadi, tapi milik bersama, sebuah keluarga. KMA ini ada alasannya yaitu kita selalu bersama, saling membantu dan berjuang bersama. KMA terus eksis dan berkarya sampai kini tidak terlepas dari usaha, usaha dan kerjasama yang solid dari seluruh anggotanya.


“Bukanlah KMA, tanpa kolaborasi dan sama-sama bekerja untuk kesuksesan bersama. KMA ada alasannya yaitu kita selalu bersama. Sekali lagi, aku sangat berharap dukungan tengku-tengku sekalian untuk dapat membantu aku ke depan,” pesan Khalid dengan nada penuh harap sebelum menutup kata sambutannya.(FJ)
banner
Previous Post
Next Post