Tgk. Amri Fatmi bersama istri (Ustz. Siti Ruhayya) dan kedua buah hatinya (Foto: Dok. KMA Mesir) |
Kmamesir.org (7/1/2018). Tgk. Amri Fatmi Anziz berhasil meraih gelar doktor Aqidah Filsafat dari universitas Islam tertua di dunia, Al-Azhar Asy-Syarif. Ia menjadi putra Aceh pertama yang meraih gelar prestisius ini. Gelar ini kian istimewa sesudah Tgk. Amri lulus dalam sidang disertasi dengan predikat Summa Cum Laude, pada Sabtu (6/1).
Penerima beasiswa LPSDM Aceh ini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kritik Ulama Al-Azhar Terhadap Pemikiran Materialisme Abad 20”. Setelah melewati proses persidangan selama tiga jam, gelar doktor resmi disematkan kepada Tgk. Amri di Auditorium Abdul Halim Mahmud Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar.
Sidang disertasi ini dipimpin eksklusif oleh pembimbing utama Prof. Dr. Ahmad Thalaat Al-Ghannam dan Prof. Dr. Gamal Saad Mahmud Gum'ah. Proses persidangan sendiri berlangsung lancar dan khidmat. Amri Fatmi berhasil menjawab semua pertanyaan rumit yang diajukan penguji dengan cukup baik.
Disertasinya yang berjudul orisinil “Mauqif Ulama Al-Azhar min Al-Fikri Al-Maddiy Khilal Al-Qarni Al-'Isyriin Al-Miladiy” ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari penguji sidang Prof. Dr. Ibrahim Abdul Syafi dan Prof. Dr. Hasan Muharram Al-Huwainy. Bahkan Prof. Dr. Ibrahim Abdul Syafi memuji penelitiannya dan tidak mengkritisi apapun dari isi disertasi.
Tgk. Amri Fatmi bersama pembimbing dan penguji sidang disertasi (Foto: Dok. KMA Mesir) |
"Al-Azhar sangat besar hati dengan penelitian disertasi ini. Peneliti menggambarkan dengan detail pedoman ulama Al-Azhar sepanjang kala 20 dalam menghalau materialisme. Bahkan terkadang dalam salah satu pembahasannya, saya merasa diingatkan untuk menolak setiap gerakan pedoman materialisme, alasannya ialah Al Azhar ialah tameng utama dalam menghalau pedoman yang tersebut," ungkap Prof. Ibrahim.
Baca juga: Azhary dan Kepekaan Terhadap Umat
Prestasi yang cukup membanggakan ini merupakan hasil kerja keras alumnus Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar sesudah melewati penelitian rumit dan panjang terhadap perilaku kritis ulama Al-Azhar terhadap pedoman materialisme.
Berangkat dari Keluarga Sederhana
Lahir dari keluarga petani biasa, tidak menciptakan Tgk. Amri menyurutkan niat menuntut ilmu di Al-Azhar. Pria kelahiran desa Ujoeng Leubat, Lueng Putu, Pidie Jaya ini mengisi masa kecilnya dengan membantu orang bau tanah di sawah dan mengembala ternak. Namun hal ini tidak memudarkan cita-citanya untuk melanjutkan studi di luar negeri.
Gelar Doktor yang Tgk. Amri raih menambah daftar mahasiswa Indonesia yang berhasil mengkhatamkan ilmu di Universitas Al-Azhar hingga tahap akhir. Tak banyak mahasiswa Indonesia yang berhasil meraih gelar Doktor di sini. Ia termasuk gigih dalam menggapai hal yang bagi sebagian mahasiswa dianggap sulit dengan sistem pendidikan Al-Azhar yang keras, kritis dan disiplin. Bahkan, ia menuntaskan masa studinya relatif cepat, lebih kurang tiga tahun.
Ia berpesan kepada setiap orang khususnya pendidik untuk tidak pernah mengecilkan semangat siswanya. Menurutnya, setiap anak dilahirkan dengan aneka macam keistimewaan yang berbeda-beda. Namun tanpa dorongan dari sekitar, kelebihan itu terus terpendam.
“Saya mendapat motivasi dan kasih sayang dari guru-guru yg mendidik saya semenjak sekolah dasar hingga kuliah. Saya tak pernah juara kelas, tapi tidak ada satu guru pun yang mematahkan semangat. Janganlah kita merasa hanya mereka yang juara saja pantas mendapat perhatian lebih atau punya kesempatan baik. Tapi hargailah anak didik kita dengan sama walau belum berprestasi,” pesan Tgk. Amri.
Tgk. Amri sangat bersyukur atas hasil yang diperolehnya dan berterima kasih kepada aneka macam pihak yang telah mendukungnya, khususnya kepada forum LPSDM Aceh yang memberikannya beasiswa penuh selama masa studi dan .
“Sungguh keinginan menuntaskan studi ini sanggup terealisasi alasannya ialah sanggup beasiswa penuh dari LPSDM Aceh. Sungguh kegiatan ini sangat berkhasiat bagi mahasiswa aceh yg menempuh jenjang pendidikan tinggi di belahan dunia,” tutupnya.
Ketua KMA Mesir, Khalid Muddatstsir sangat besar hati atas pencapaian Tgk. Amri. Khalid berharap banyak mahasiswa Aceh lainnya yang termotivasi dengan pencapaian Tgk. Amri.
Baca juga: Siapakah yang Disebut Azhari Sejati?
“Kita turut bangga, akhir-akhir ini semakin banyak mahasiswa Aceh di Mesir yang menuntaskan studinya, baik kegiatan master maupun doktoral dengan predikat sangat memuaskan, khususnya Tgk. Amri yang merupakan sesepuh di Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) di Mesir. Banyak sekali sumbangsih yang dia berikan kepada KMA. Semoga budaya nyata ini terus dipertahankan oleh warga KMA ke depannya,” tutur Khalid.[]
Farhan Jihadi