Wednesday 25 December 2019

Ilmu Saja Tidak Cukup

Syekh Said Ramadhan Al-Buthy
Oleh: Khalid Muddatstsir*
Dikisahkan oleh Syekh Said Ramadhan Al-Buthy bahwa pada kurun ke 5 Hijriah ada spesialis fiqih yang bernama Ibnu As-Saqa. Suatu hari Ibnu Al-Saqa dan kedua temannya, Ibnu Ashrun dan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, berniat mengunjungi seorang ulama besar pada masa itu, seorang wali shaleh yang bernama Syekh Yusuf Al-Hamzani.

Didalam perjalanan, mereka berbincang bincang mengenai tujuan mereka masing-masing dikala menjumpai Syekh Yusuf nanti. Ibnu As-Saqa berkata, "Niatku mengunjungi Syekh untuk menguji keilmuannya dan mengumumkan kebodohannya kepada khalayak." Ibnu Ashrun juga menimpali, "Saya ingin meminta ia untuk mendoakan aku semoga menjadi kaya dan diberikan harta yang banyak." 
Sementara Syekh Abdul Qadir Al-Jilani ikut berkomentar, "Sedangkan saya, banyak kabar yang aku terima mengenai keshalehan dan kealiman beliau. Makanya aku ingin menziarahi ia untuk keberkahan dan meminta ia mendoakan kebaikan buat saya."

Singkat dongeng tiga sekawan ini tiba di kediaman Syekh Yusuf. Ketika mereka masuk ke rumah Syekh, Syekh Yusuf melihat kearah Ibnu As-Saqa dan eksklusif berkata, "Aku melihat kekufuran di kedua matamu." Beliaupun menjawab pertanyaan yang tersimpan dalam hati Ibnu As-Saqa yang dipersiapkan untuk menguji Syekh tadi. Padahal Ibnu As-Saqa sendiri belum mengutarakan pertanyaannya.

Syekh Yusuf kemudian melihat ke arah Ibnu Ashrun dan berkata, "Harta itu akan tiba kesini." Sambil menunjuk kedada Ibnu Ashrun. 

Kemudian Syekh Yusuf berkata kepada Abdul Qadir Jilani, "Telapak kakimu berada di leher semua auliya di zamanmu." Yang artinya ia akan jadi tuannya para wali di zamannya.

Tepat mirip yang dikatakan Syekh Yusuf, Ibnu Saqa dan Ibnu Ashrun mendapat impian mereka. Ibnu Ashrun diberikan rezeki yang melimpah sehingga menjadi orang yang terkaya di zamannya. Sebuah kota di Damaskus bahkan dinisbahkan kepada kepada beliau, kota Ashruniyah.

Sedangkan Ibnu As-Saqa, Ia menjadi murtad dengan pindah ke agama Kristen. Ia tertipu dengan kebijaksanaan amis raja Katolik yang mengiming-iminginya dengan kecantikan putri raja dan memintanya pindah agamaKetika Ibnu As-Saqa bersedia pindah agama, raja Nasrani pun urung menikahkan putrinya denan Ibnu Saqa.

Bagaimana dengan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani? Kami rasa semua niscaya tahu akan derajat kewalian beliau. Ulama yang menggabungkan antara ilmu syariat dan hakikat yang perjalanan spiritualnya sangat diagungkan. Seperti doa Syekh Yusuf, Sidi Abdul Qadir menjadi seorang ulama panutan di zamannya, bahkan sampai hari ini. Syekh Abdul Qadir memang dikenal ulama yang zuhud, akhlaknya yang sangat mulia, dan jago ibadat. Rahimahullah.

Hakaza...
Ilmu agama yang luas tidak sanggup menghindarkan insan dari hawa nafsu dan godaan kenikmatan dunia. Seorang yang mempunyai segudang ilmu agama sekalipun juga sanggup terjerembab ke kubangan hawa nafsu apabila rasa cinta kepada Allah telah musnah dari hatinya. Ilmu tanpa cinta kepada Allah sanggup membinasakan. Berilmu tanpa cinta kepada Allah, mirip mau terjun ke medan perang dengan membawa pedang tajam tapi ia lupa bagaimana menghunuskannya.

(Disarikan dari Buku Al-Hubb fi Al-Qur’an karya Syekh Ramadhan Al-Buthy)

*Mahasiswa Jurusan Akidah dan Filsafat Universitas Al-Azhar.
banner
Previous Post
Next Post