Tuesday, 3 December 2019

Metode Al-Qur’An Dalam Memerintah Dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman (12)

an Dalam Memerintah dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman  Metode Al-Qur’an Dalam Memerintah dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman (12)


Allāh Ta’ālā berfirman,
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَقْدِرُوا عَلَيْهِمْ ۖ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Kecuali orang-orang yang taubat (di antara mereka) sebelum kau sanggup menguasai (menangkap) mereka; maka ketahuilah sebetulnya Allāh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Mā`idah: 34).
Ayat ini menjelaskan ihwal perampok dan aturan baginya dikala mereka bertaubat sebelum tertangkap. Di dalam ayat ini terdapat penyebutan dua nama Allāh, yaitu Al-Gafūr (Yang  Maha Pengampun) dan Ar-Raḥīm (Yang Maha Penyayang). Al-Gafūr menunjukkan bahwa Allāh mengampuni dosa mereka yang bertaubat, tentulah ini mendorong para pelaku perampokan untuk bertaubat kepada Allāh. Sedangkan Ar-Raḥīm menunjukkan bahwa Allāh menyayangi mereka dengan menggugurkan hukuman ḥadd bagi para perampok, dan inipun mendorong para pelaku perampokan semakin mengasihi Allāh dan bersemangat untuk ta’at kepada-Nya.
Demikian besar dampak nama dan sifat Allāh terhadap ketakwaan seorang hamba, bagaimana tidak, bukankah mengenal Ar-Rabb dengan cara mengetahui nama, sifat, dan perbuatan-Nya merupakan salah satu tujuan penciptaan makhluk? Sebagaimana disebutkan dalam firman Allāh Ta’ālā,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allāh-lah yang membuat tujuh langit dan menyerupai itu pula bumi. Perintah Allāh berlaku padanya, biar kalian mengetahui sebetulnya Allāh Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allāh ilmu-Nya benar-benar mencakup segala sesuatu” (QS.A-Ṭalāq: 12).

1. Penjelasan bahwa Allāh yaitu Pelindung bagi Hamba-Nya yang Beriman

Terkadang di dalam Al-Qur`ān, Allāh Ta’ālā menyeru orang-orang yang beriman untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan dengan cara menjelaskan bahwa Allāh-lah satu-satunya   Tuhan yang menjadi tujuan seluruh hamba-Nya dalam kembali (inābah), memohon perlindungan, pertolongan, dan petunjuk dalam setiap keadaan. Allāh juga menjelaskan bahwa hal itu yaitu pokok dari kebahagiaan dan kebaikan hamba-Nya serta menjelaskan bahwa kalau seorang tidak dilindungi oleh Allāh, maka akan diombang-ambingkan oleh musuhnya dan setan, sampai orang tersebut terluput dari aneka macam macam manfa’at dan terjatuh kedalam lubah ancaman dan kerugian.
Apabila di dalam hati orang yang beriman mempunyai keyakinan bahwa Allāh-lah satu-satunya Tuhan yang menjadi tujuan seluruh hamba-Nya dalam kembali (inābah), memohon perlindungan, pertolongan, dan petunjuk dalam setiap keadaan, maka dia akan menngesakan Allāh dalam peribadatan, semangat mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Metode Qur`ānī ini disebutkan dalam Al-Qur`ān dengan aneka macam ungkapan dan bentuk penjelasan. Allāh Ta’ālā berfirman,
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ
يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Allāh yaitu Penolong orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, penolong-penolong mereka ialah sesembahan mereka (selain Allāh), yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan (kekafiran). Mereka itu yaitu penghuni neraka; mereka awet di dalamnya” (QS. Al-Baqarah: 257).
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Allāh-lah Penolong orang-orang yang beriman, Dia-lah yang menolong mereka dan memberi hidayah taufik kepada mereka, oleh sebab itulah mereka mendekatkan diri mereka kepada-Nya, memohon kepada-Nya, serta melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post