Saturday, 7 December 2019

Modernisasi Harus Berasas Pada Turats


kmamesir.org 4/5/2016 Beberapa waktu kemudian Grand Syekh Al-Azhar, Dr. Ahmad Thayyib mendapatkan kedatangan Muhammad bin Syarifah, anggota Akademi Bahasa Arab Maroko, Dr. Esmat Dandash, guru besar Pendidikan Islam Universitas Muhammad V Rabat, Prof. Dr. Amar Thalibi, anggota Akademi Bahasa Arab. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas beberapa permasalahan penting menyangkut keilmuan dan intelektualitas di negara Islam.

Grand Syekh memaparkan wacana manhaj Azhar yang berpegang pada mazhab empat dalam fiqh dan beraqidah Asy’ari dalam usul. Inilah prioritas utama Azhar untuk menghasilkan ulama-ulama dan cendekiawan ahli dalam sejarah Islam, baik dulu maupun sekarang.

Ia menyampaikan bahwa Al-Azhar berperan penting dalam menyinkronkan antar mazhab untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat. Di samping itu juga Al-Azhar menjadi tameng dari segala hal yang mengacaukan persatuan, menjadi pelindung dari mereka yang mencari celah di sana sini untuk menghancurkan Islam. Dan Al-Azhar menentang keras siapa saja yang mengganggu keamanan bangsa Arab.

Mengenai permasalahan turats dan modernisasinya, Syekh Ahmad Thayyib menyampaikan bahwa sebuah pembaharuan tidak akan terlaksana tanpa berasas pada turats usang dan semua isinya. Setelah itu gres sanggup ditransformasikan dengan standar-standar yang dimiliki para ulama. Maka tidak sanggup diterima kalau ada orang yang menyampaikan bahwa jihad itu harus dihapus dari konstitusi umat Islam. Mereka hanya mengartikan jihad sebuah cara untuk mempertahankan diri, kehormatan dan tanah airnya. Jika benar apa yang dikatakan itu maka tidak kita temukan lagi menteri-menteri pertahanan di negara Arab ini.

Dr. Ammar Thalibi juga menyinggung wacana eratnya kekerabatan antara Al-Azhar dengan para pionir-pionir renaissance Aljazair. Ia menyampaikan Grand Syekh sebuah foto surat tiga era yang kemudian dari Syeh Abdel Hamid bin Badis, ketua persatuan ulama muslim kepada Syekh Azhar, Imam besar Mustafa Maragi. Ibn Badis menyampaikan bahwa ketika imperium Islam mulai meredup, Akl-Azhar muncul sebagai wadah keilmuan bagi negara Islam.

Adapun Muhammad bin Syarifah menghimbau akan pentingnya mengatur dan melestarikan tiga universitas Islam tertua (Al-Azhar-Kairo, Al-Qarawiyyin-Maroko dan Az-Zaitunah-Tunis). Karena ketiga universitas ini merupakan komplemen nutrisi terbesar Islam yang masih murni, terjaga dan diatur sesuai dengan sistem pendidikan dulu, menyerupai yang dilukiskan ulama besar Maroko Ibn Asyir dalam manzumahnya yang sangat populer: “Asy’ari dalam aqidah, Maliki dalam bermadzhab dan di jalan al Junaid dalam bertasawuf.” [MI]

Sumber: https://www.facebook.com/OfficialAzharEg/
banner

Related Posts: