Hampir Setiap Ayat Al-Qur`ān Ditutup dengan Penyebutan Nama atau Sifat-Nya.
Kalau kita perhatikan dengan baik isi Al-Qur`ān Al-Karīm, pasti kita akan mendapat bahwa hampir setiap ayat Al-Qur`ān ditutup dengan penyebutan nama atau sifat-Nya.
Perhatikanlah epilog beberapa ayat yang agung dalam surat Al-Mā`idah berikut ini,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۚ وَمَنْ قَتَلَهُ مِنْكُمْ مُتَعَمِّدًا فَجَزَاءٌ مِثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهِ ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ هَدْيًا بَالِغَ الْكَعْبَةِ أَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسَاكِينَ أَوْ عَدْلُ ذَٰلِكَ صِيَامًا لِيَذُوقَ وَبَالَ أَمْرِهِ ۗ عَفَا اللَّهُ عَمَّا سَلَفَ ۚ وَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللَّهُ مِنْهُ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ﴿٩٥﴾ أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ ۖ وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا دُمْتُمْ حُرُمًا ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ ﴿٩٦﴾ جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلَائِدَ ۚ ذَٰلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿٩٧﴾ اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿٩٨﴾ مَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ ﴿٩٩﴾ قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿١٠٠﴾ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ وَإِنْ تَسْأَلُوا عَنْهَا حِينَ يُنَزَّلُ الْقُرْآنُ تُبْدَ لَكُمْ عَفَا اللَّهُ عَنْهَا ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ ﴿١٠١﴾
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau membunuh hewan buruan, dikala kau sedang ihram. Barangsiapa di antara kau membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, berdasarkan putusan dua orang yang adil di antara kau sebagai had-yad yang dibawa hingga ke Ka’bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya ia mencicipi akhir jelek dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, pasti Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi memiliki (kekuasaan untuk) menyiksa. Dihalalkan bagimu hewan buruan maritim dan makanan (yang berasal) dari maritim sebagai makanan yang yummy bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) hewan buruan darat, selama kau dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kau akan dikumpulkan. Allah telah menimbulkan Ka’bah, rumah suci itu sebagai sentra (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menimbulkan yang) demikian itu semoga kau tahu, bahwa bersama-sama Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa bersama-sama Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Ketahuilah, bahwa bersama-sama Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa bersama-sama Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kau lahirkan dan apa yang kau sembunyikan. Katakanlah: “Tidak sama yang jelek dengan yang baik, meskipun banyaknya yang jelek itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, semoga kau mendapat keberuntungan”. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jikalau diterangkan kepadamu akan menyusahkan kau dan jikalau kau menanyakan di waktu Al Alquran itu diturunkan, pasti akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) perihal hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” (QS. Al Maidah: 95 – 101).
Tidaklah disebutkan perintah atau larangan-Nya dalam ayat-ayat Al-Qur`ān kecuali harmonis dengan perintah atau larangan-Nya tersebut. Oleh alasannya yaitu itu, benar-benar seseorang yang membacanya terdorong berpengaruh untuk ta‘at kepada Allāh, kembali kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya, serta melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Allāh Ta’ālā berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kau berputus asa dari rahmat Allāh. Sesungguhnya Allāh mengampuni dosa-dosa semuanya.’ Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar: 53).
Pada ayat di atas, Allāh Ta’ālā mengiringi penyebutan larangan berputus asa dari rahmat-Nya bagi orang yang malampaui batas dengan nama-Nya, yaitu Al-Gafūr Ar-Raḥīm. Hal tersebut mendorong hamba-Nya untuk memperbanyak memohon ampun, kasih sayang-Nya, dan bertaubat kepada-Nya.
Allāh Ta’ālā berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allāh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allāh, bersama-sama Allāh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Ḥasyr: 18).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kau jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) alasannya yaitu Allāh, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kau untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, alasannya yaitu adil itu lebih akrab kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allāh, bersama-sama Allāh Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan” (QS.Al-Maaidah: 8).
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Jika kau menampakkan sedekah(mu), maka itu yaitu baik sekali. Dan jikalau kau menyembunyikannya dan kau berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allāh akan menghapuskan dari kau sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allāh mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.Al-Baqarah: 271).
Demikian pula beberapa firman Allāh Ta’ālā tentang perintah dan larangan-Nya di atas, ditutup dengan info bahwa Allāh Maha Mengetahui apa yang dikerjakan oleh hamba-Nya. Hal ini menjadi salah satu pendorong terbesar bagi hamba tersebut untuk melaksanakan keta’atan sekaligus menjadu penghalang terbesar melanggar larangan-Nya.
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id