Tuesday 24 December 2019

Warna-Warni Markaz Lughah

Suasana belajar-mengajar di salah satu ruang Markaz Lughah

Markaz Lughah mulai aktif kembali. Mahasiswa gres pada tiap musthawa (tingkatan) dibagi menjadi dua bagian, berguru pada pagi hari dan siang hari, ibarat pada tahun lalu.

Minimnya ruang kelas Markaz Lughah menjadi alasannya. Jumlah ruang kelas tidak dapat menampung keseluruhan Mahasiswa yang berjumlah ratusan bahkan ribuan orang dalam satu waktu. Bukan hanya Mahasiswa Indonesia saja, tetapi semua wafidin atau mahasiswa asing.

Kebijakan ini dilakukan semoga semua Mahasiswa mendapat kelas. Kelas pagi hari dimulai dari pukul 08.00 WK hingga 12.30 WK. sedangkan kelas siang mulai dari pukul 13.00 WK dan keluar pada pukul 17.30 WK.

Walaupun demikian, ternyata kelas juga tidak cukup untuk menampung lonjakan mahasiswa. Hal ini disebabkan karena sebelum maba Indonesia masuk, Markaz Lughah sudah dipenuhi dengan pelajar Malaysia yang berjumlah 1000 orang. Tambahan 500 maba Indonesia melebihi batas kuota yang tersedia, belum lagi maba dari negara-negara yang lain, seperti: Negeria, Brunei Darrusalam, Kamboja, Thailand, Pakistan, Suriah, Albania dan Turki.

Untuk menanggulangi hal tersebut, ruang kantin dan ruang guru terpaksa dijadikan ruang belajar. Kuota kelas yang terbatas ini juga mengakibatkan kelas Mutamayyiz harus rela melepaskan ruang mereka untuk maba baru.
"Ustadz Zayed, kelas kita digunakan oleh bawah umur baru, kita gak punya kelas ustadz," ucap seorang mahasiswa berjulukan Fazri Maulana kepada sang ustaz saat ia gres saja datang untuk mengajar. Setelah dicek ternyata kelas mereka telah diberikan kepada mahasiswa gres atas izin Direktur.

Akhirnya sehabis terjadinya hiwar singkat antara ustaz Zayed, Direktur dan belahan keamanan, kelas mutamayyiz dilanjutkan di lantai tiga Mesjid. Walau jarang digunakan, ruang tersebut masih tergolong layak pakai dengan prasarana yang lengkap untuk standar berguru Markaz Lughah.

Akhirnya proses berguru mengajar di Markaz Lughah sanggup terkendali. Terkadang senior mesti menyerah kepada bau kencur semoga terciptanya relasi sosial yang bersinergi. (MDF)


banner
Previous Post
Next Post