Thursday, 9 January 2020

Bu Illiza Dan Keluarga Saweu Kma

Kmamesir.org. 06/03/2015 Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) adakan temu ramah dengan Bu Illiza Sa’aduddin Djamal, walikota Banda Aceh, ditemani suami, Bapak Ir. Amir Ridha dan sang kakak, Inayati Sa’aduddin Djamal. Kedatangan dia dan keluarga disambut hangat oleh warga KMA. Acara dimulai sempurna pukul 17.30 CLT tak usang sesudah Bu Illiza dan keluarga hingga di Meligoe KMA.

Setelah kalam suci Al-Quran dilantunkan oleh Tgk. Muhar Rafsanjani dan Tgk. Muhibbussabri memberikan kata-kata sambutan, Tgk. As’adi selaku MC mempersilakan Bapak Amir Ridha untuk berbicara terlebih dahulu.

Beliau mengutarakan maksud kedatangannya dan keluarga ke Mesir. Yaitu untuk mengantarkan anak tertua mereka, Muhammad Hakiki yang berkeinginan mengkhatamkan hafalan Al-Qur'an di negeri kinanah ini. Ia juga berpesan pada seluruh warga KMA supaya mencar ilmu lebih sungguh-sungguh di negeri penuh ilmu ini.

Kemudian dilanjutkan oleh Bunda Illiza. Bu Walikota memberikan banyak hal perihal keadaan Aceh sekarang. Di samping pembangunan fisik yang terus berjalan, dia juga berambisi menegakkan syariat Islam di Banda Aceh khususnya. Salah satu wujud penerapannya ibarat mendatangkan para syaikh untuk berdakwah dan zikir bersama setiap malam Jumat di masjid.

Selain itu dia berusaha mendisiplinkan salat sempurna waktu pada para staff pekerja, dan banyak lagi upaya penerapan syariat Islam di Banda Aceh. Menurut pengakuannya, di balik kesuksesannya memimpin selalu ada sang suami yang siap mendukung dan menguatkan.

Suasana haru sempat terasa dikala dia menceritakan perihal sang putra, Muhammad Hakiki. Sejak menamatkan SMA, Hakiki sudah mengutarakan keinginannya untuk mengahafal Al-Qur’an. Namun keinginannya sempat terbentur dengan jadwal kuliah yang padat dan lingkungan yang kurang mendukung.

Hingga beberapa waktu kemudian ia kembali mengungkapkan keinginannya untuk berhijrah. Ke mana saja, asalkan ia dapat mengkhatamkan hafalannya. Hingga hasilnya terpilihkah negeri para Nabi ini sebagai tujuannya. “Saya titipkan anak saya kepada Allah. Semoga Allah menjaga Kiki dan menjadikannya anak yang saleh,” ujar Bu Illiza dengan mata berkaca-kaca.

Berikutnya dalam sesi diskusi, Bu Inayati ditanya bagaimana solusi untuk membenahi Aceh yang sudah usang dirusak oleh bermacam-macam masalah. Beliau menjawab bahwa semuanya harus dimulai dari keluarga. Karena keluarga yaitu fondasi masyarakat. Ketika keluarga baik, otomatis masyarakat juga akan membaik.

Acara temu ramah berjalan lancar, ditutup dengan foto bersama dan santapan malam dengan sajian Istimewa gulai itik. (HN)
banner

Related Posts: