Apa yang membedakan dikala membaca Al-Quran sebagai kalamullah dengan buku-buku yang lain. Hakikatnya membaca Al-Quran itu berpahala. Namun cukupkah membaca Al-Quran tanpa memperhatikan cara baca yang benar. Nah berikut kalau anda belum terlalu lancar membaca Al-Quran dan tips memperbaiki bacaannya biar benar dan indah.
Pertama. Setiap pembelajar Al-Quran harus menyempurnakan harakat atau baris karakter hijaiyyah, dalam bahasa arab disebut Itmam al-harakah. Dengan kategorinya adalah:
- Memperbaiki serta memperhatikan bentuk baris dari setiap huruf.
- Mempelajari dan memahami bagaimana cara pegucapkan setiap harakat; fathah, kasrah dan dhammah dengan sempurna.
- Membiasakan untuk membaca dengan tepat setiap harakat, fathah(baris atas), dhammah (baris atas bengkok), kasrah ( baris bawah). Teruskan hingga terbiasa dan tidak lagi sering tertukar dan terbolak-balik antar harakat.
Kedua. Memperbaiki makharijul karakter atau daerah keluar huruf. Dengan step yang dilalui adalah:
- Mengetahui serta memahami makhraj setiap huruf.
- Meperhatikan serta membiasakan untuk mengucapkan dan mengeluarkan karakter pada makhrajnya (tempat keluarnya) masing-masing.
- Membedakan setiap karakter yang makhrajnya berdekatan seperti; tsa(ث) dan dza (ذ), sin (س) dan shad(ص), kaf(ك) dan qaf (ق).
- Pastikan sanggup mengucapkan setiap karakter dengan tepat dan sanggup membedakan huruf-huruf yang makhrajnya berdekatan.
Ketiga. Memperbaiki sifat-sifat huruf. Ini dilakukan dengan cara:
- Memperhatikan dan mempelajari makna dari setiap sifat huruf; tebal, tipis, rakhawah, syiddah, isti'la, istifal, dll.
- Membiasakan untuk menerapkan setiap sifat pada masing-masing karakter dengan sempurna.
- Membedakan setiap karakter yang mempunyai kedekatan pada sifat ibarat zaii (ز), sin (س) dan shad (ص) yang sama-sama mempunyai sifat ash-shafir.
- Membiasakan untuk membaca dan menunjukkan hak semua karakter dengan sempurna, serta tidak tertukar dan terbolak-balik ibarat dzal (ذ) dan dha (ظ) alasannya kedua karakter ini berdekatan pada makhraj tetapi berbeda pada sifat-sifatnya.
- Memperhatikan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis) pada setiap huruf, alasannya tafkhim dan tarqiq sanggup memengaruhi makna.
- Mempelajari sifat-sifat tazyiniyah (penyempurnaan sifat-sifat huruf).
Keempat. Mempelajari setiap mad dalam Al-Quran. Ini biasanya dijalani dengan model berikut:
- Memahami dan mempelajari makna dan pembagian mad.
- Mengetahui ukuran panjang setiap mad.
- Bisa membedakan cara membaca kalau dua mad bertemu dalam satu waktu.
Kelima. Mempelajari hukum-hukum tajwid secara umum ibarat izdhar, ikhfa, idgham iqlab, dll.
- Mempelajari dan memahami setiap aturan dengan baik dan benar.
- Mengetahui makna setiap aturan dengan sempurna.
- Membiasakan untuk membaca dengan menerapkan setiap aturan sesuai dengan kaidah masing-masing.
Keenam. Mempelajari azminatul ghunan (masa atau ukuran panjang dengung). Dan juga memperhatikan hal-hal berikut:
- Setiap ghunnah (dengung) masa atau ukuran panjangnya tidak sama.
- Ada ghunnah akmal (paling panjang atau sangat sempurna), kaamil (sempurna atau lebih pendek dari akmal), naaqish (kurang tepat atau lebih pendek dari kaamil), anqash (sangat tidak tepat atau lebih pendek dari naaqish0.
- Biasakan membaca dengan membedakan ukuran dengung setiap hukum, ukuran dengung pada ikhfa yang berbeda dengan ukuran dengung pada idgham, dll.
Ketujuh. Mempelajari dan memahami waqaf (tempat berhenti) dan ibtida' daerah memulai kembali). Prosesnya adalah:
- Memperhatikan macam-macam waqaf dan ibtida'.
- fokus bagaimana cara berhenti dan memulai bacaan dengan baik dan benar sebagaimana diajarkan oleh para ulama. Karna kalau berhenti atau mulai sembrangan terkadang sanggup mengubah arti dari Al-Quran.
Kedelapan. Memperhatikan adab-adab dalam membaca Al-Quran.
- Kita juga perlu mengetahui dan memperhatikan adab-adab membaca Al-Quran, ibarat memperkecil atau menurunkan bunyi ketika ada kalimat-kalimat untuk Allah swt contohnya pada kalimat :قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ
- Mengetahui bagaimana caranya memulai bacaan kalau tiba-tiba berhenti baik, sengaja atau tidak, apakah di mulai dengan bismillah lagi atau pribadi di teruskan.
- Memperhatikan adab-adab diluar bacaan ibarat bersuci, menghadap kiblat, dll.
Kesembilan. Belajar dengan bertalaqqi (membaca pribadi di depan syaikh atau guru yang hebat dalam Al-Quran). Jangan berguru dan mempraktekkan setiap aturan sendiri tanpa bimbingan guru, alasannya ilmu tajwid ini ialah ilmu praktek, dan begitulah Rasulullah saw mengambil dari malaikat Jibril, begitu pula para sahabat mengambil dari verbal Rasulullah saw begitu juga para ulama hingga hingga kepada kita. Maka dari itu, tidak akan pernah berhasil kalau kita hanya mempelajari secara teori saja.
Setelah semua tahap ini kita dilalui, insyaAllah kita akan mendapat kenikmatan dalam membaca Al-Quran atau bahkan kecanduan. Tentu semua ini tidak mudah, butuh kepada perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Jika guru atau syaikh kita sudah mengakui bacaan Al-Quran kita baik dan benar barulah mencari ijazah atau sanad Al-Quran yang bersambung hingga kepada Rasulullah, saw, janganlah menjadi pemburu sanad, bacaan Al-Quran belum jelas, ilmu tajwid belum paham sudah ingin punya ijazah atau sanad. Menjadi pewaris ilmu tidak sebercanda itu.
Untuk Al-Quran, berikan ia cinta yang luar biasa, insya allah semuanya akan allah mudahkan. Semoga Allah jadikan kita semua pencinta Al-Quran yang akan menjadi penyelamat bagi kita di dunia dan akhirat. []
*Mahasiswa tingkat 1 Dirasat al-Islamiyyah, Universitas Al-Azhar Mesir. Murid pribadi Syeih Abd al-Qadil al-Djibouti.