Monday, 27 January 2020

Nuruddin Zanki Al-Hanafi, The Forgotten Hero


Oleh: Khalid Muddatstsir  



Jika mengenang sejarah kejayaan tentara Islam pada perang salib, maka sosok yang pribadi terlintas di benak kebanyakan orang ialah Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Siapa yang tak kenal Shalahuddin Al-Ayyubi, sang pembebas kota suci Al-Quds yang populer dengan kealiman dan kesufiannya. Tapi tidak adil rasanya kalau kita mengabaikan satu tokoh lagi yang kiprahnya juga tidak kalah hebat. Namanya memang tidak setenar Shalahuddin, akan tetapi sejarah mencatat dari rahim beliaulah panglima perang sekokoh, seadil, dan seshalih Shalahudin dilahirkan. Beliau ialah “Sang Khalifah Keenam”, Nuruddin Zanki Rahimahullah.


Nama lengkapnya Nuruddin Abu Al-Qasim Mahmud bin Imaduddin Zanki Al-Kurdi Al-Hanafi. Lahir di kota Halb (sekarang Aleppo), Suriah, hari Ahad 17 Syawal 511 H. Nuruddin tumbuh berkembang dalam keluarga militer mirip ayahnya. Sejak kecil dia sudah populer mempunyai keberanian dan semangat pantang menyerah. Pada masa itu pula dia telah berguru bahasa Persia dan Romawi. Ayahnya, Imaduddin ialah raja Daulah Zankiyah, penguasa Aleppo dan Mosul (wilayah Iraq) yang juga seorang mujahid besar dikala itu. Ketika ayahnya terbunuh tahun 541 H, Nuruddin mewarisi kepemimpinan ayahnya dan membagi wilayah kekuasaan ayahnya menjadi dua. Aleppo dibawah kendalinya dan Mosul diberikan kepada saudaranya, Saifuddin Al-Ghazi.


Nuruddin Zanki merupakan raja dan panglima perang yang sangat berani, hebat dalam berperang, dan cekatan dalam berkuda. Beliau juga sangat jago dalam taktik kemiliteran. Ketika dia berkuasa tidak bosan-bosannya dia menanamkan semangat jihad kepada prajuritnya untuk membebaskan al Quds dari cengkeraman kaum salib. Hal lain yang menciptakan Nuruddin sangat istimewa ialah kebijaksanaannya dalam menyikapi konflik dengan sesama umat islam yang mana dia menentukan menghindarinya. 


Mengenai keberaniannya di medan perang, Ibnu Kasir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah mengisahkan bahwa suatu hari seorang faqih, Qutbuddin An-Naisaburi berkata kepada Sultan Nuruddin, “Demi Allah wahai Sultan, jangan engkau pertaruhkan nyawamu. Sungguh kalau engkau terbunuh, semua kaum muslimin akan dipenggal kepalanya dan negeri ini akan dirampas’. Nuruddin pun menjawab, “Siapalah Mahmud ini sehingga ia dielu-elukan sedemikian rupa? Memangnya siapa yang menjaga Islam selama ini dan sebelumnya? Itulah Allah yang tidak yang kuasa selain Dia.” Sontak para hadirin disana menangis tersedu-sedu.


Selain berhasil mengalahkan tentara salib, selama pemerintahannya Nuruddin berhasil mempersatukan Iraq, Syam, Mesir dan Yaman dibawah satu kekuasaan, yaitu Kerajaan Zankiyah atau Atabek.  


Sultan Nuruddin ialah seorang pemimpin yang adil. Selama berkuasa dia tidak membolehkan pemungutan pajak dalam bentuk apapun. Bukti lainnya bahwa Sang Sultan tidak pernah memperlihatkan eksekusi menurut tuduhan atau praduga bersalah, melainkan menghadirkan beberapa saksi terlebih dahulu.


Beliau juga mendirikan Daar al-‘Adl (rumah keadilan). Disanalah dia mendengarkan pribadi keluhan-keluhan rakyatnya dari semua kalangan. Beliau mendiami Daar al-‘Adl tersebut 2 kali dalam seminggu. Pendapat lain menyampaikan 4 kali dalam seminggu. Dengan ditemani Qadhi Kamaluddin Al-Syahrazuri dan beberapa ulama jago fiqih dari banyak sekali mazhab, Nuruddin menuntaskan permasalahan yang dialami rakyatnya tanpa pilih kasih. Dengan adanya lembaga ini, kesejahteraan dan kenyamanan rakyat semakin terjamin. Karena sang Sultan selalu siap melayani seluruh orang yang terzalimi meskipun ia berasal dari bangsa yahudi, dan menghukum siapa saja yang berbuat zalim meskipun itu keluarganya sendiri.


Sultan Nuruddin Zanki juga populer dengan pribadi yang sangat zuhud. Beliau tidak pernah mengambil harta negara untuk keperluan pribadi, apalagi memperkaya diri. Beliau selalu memalingkan hatinya dari kekayaan duniawi, padahal dia ialah seorang raja. Bahkan setiap hadiah yang diberikan kepadanya, dia waqafkan ke mesjid-mesjid atau rakyatnya yang membutuhkan.


Beliau tidak pernah menggunakan sesuatu yang diharamkan dalam syariat, mirip sutera, emas dll. Suatu dikala dia dihadiahkan imamah dari Mesir yang sangat mahal nan indah yang dihiasi dengan emas.  Akan tetapi dia menolak hadiah tersebut, bahkan enggan memandangnya. Beliau malah meminta hadiah yang mahal tersebut diberikan kepada seorang sufi untuk keperluan dakwahnya.


Ibnu Atsir dalam Al-Kamil fi at-Tarikh juga mengisahkan, suatu hari istri sang Sultan mengeluhkan ihwal beratnya penderitaan hidupnya. Maka Sultan Nuruddin memperlihatkan 3 toko pribadinya di Homs. Kemudian dia berkata, “Hanya ini yang saya miliki. Dan jangan harap saya akan menyentuh harta umat yang telah diamanatkan kepadaku. Aku tidak akan mengkhianatinya. Dan saya tidak akan menceburkan diriku kedalam azab Allah hanya alasannya ialah dirimu”.


Benarlah Ibnu Atsir yang mengatakan, “Aku telah membaca sejarah para raja, namun tidak kudapati sehabis Khulafaur Rasyidin dan Umar bin Abdul Aziz seorang raja yang lebih hebat dan lebih adil daripada Nuruddin Zanki Rahmatullah ‘alaih.


Sultan Nuruddin Zanki ialah sosok pemimpin jago ibadah yang tidak pernah bosan bermunajat kepada Allah. Beliau selalu melakukan shalat sempurna waktu yang dilakukan dengan berjamaah. Beliau dan istrinya Ashamat ad-din Khatun ialah pasangan yang kecanduan shalat malam dan puasa. Beliau juga suka berbuat kebaikan dan selalu membaca Al-Qur’an dengan mentadabburinya. Tidak pernah pernah sekalipun terdengar kata-kata kotor keluar dari mulutnya.


Meskipun ganas di medan perang, tidak menimbulkan Nuruddin melupakan ilmu pengetahuan. Beliau sendiri termasuk orang yang sangat cerdas, berwawasan luas, dan jago ilmu agama. Faqih dalam mazhab hanafi dan beraqidah Ahlussunnah wal jamaah. Seperti diriwayatkan Ibnu Kasir bahwa disela-sela memimpin sebuah kerajaan, dia juga banyak menelaah kitab-kitab keagamaan. Jika dilihat dari kealiman dan keshalihannya, dia lebih ibarat seorang ulama daripada seorang raja dan panglima perang. Bahkan kalau dilihat dari amalan harian dia berupa wirid dan zikir khusus juga dari kezuhudannya, penulis menilai bahwa dia ialah seorang sufi dan waliyullah. Wallahu a’lam.


Beliau sangat menghormati para ulama dan para sufi. Beliau percaya bahwa sebuah kerajaan rabbani haruslah ditopang dan disokong oleh orang-orang rabbani pula, yaitu para Ulama. Kaprikornus tidaklah heran kalau dia banyak berkonsultasi dengan mereka dan sering meminta didoakan kepada para ulama sufi tersebut. Tidak jarang dia menghadiri pengajian-pengajian yang dipaparkan oleh ulama besar dikala itu. Nuruddin sendiri ialah murid Imam Ibnu ‘Asakir dan banyak meriwayatkan hadis dari beliau. Ketika menghadiri majelis ilmu, dia terlihat mirip kebanyakan murid lainnya. Bak hamba sahaya, dia tidak meminta perlakuan khusus dan duduk dihadapan gurunya dengan tawadhuk.


Sebagai bukti kecintaannya kepada ilmu, Sultan yang sering bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ini mendirikan beberapa Madrasah Diniyah (akademi keagamaan) di Syam dan Mesir. Tujuan utamanya untuk mengonter aliran-aliran menyimpang mirip syiah yang dikala itu sedang gencar-gencarnya membuatkan ideologi mereka melalui Daulah Fatimiyah Ismailiyah di Aleppo, Damaskus, dan Mesir. Madrasah-madrasah tersebut ialah Madrasah Syafi’iyah, Hanafiyah, Hanabilah, dan Malikiyah. Ini memperlihatkan bahwa dia tidaklah ta’assub terhadap mazhab yang dia ikuti.


Sultan Nuruddin wafat pada hari Rabu, 11 Syawal 569 H dan dimakamkan di Damaskus. Disamping kuburan dia didirikan sebuah mesjid yang kemudian dinamakan dengan namanya. Mesjid yang hingga kini lantunan zikir dan gema shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masih terdengar disana.


Itulah Nuruddin Zanki Rahimahullah. Sosok yang luar biasa dalam sejarah Islam. Masih banyak cerita heroik dan pola dia yang tidak sempat kami tuangkan disini. Umat Islam patut berbangga pernah mempunyai pemimpin adil nan alim dalam sosok Nuruddin Zanki. Dan patut bersedih juga alasannya ialah hari ini umat Islam miskin pemimpin-pemimpin mirip beliau.


Penulis ialah Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Jur. Aqidah Filsafat.


banner

Related Posts: