kmamesir.org - Kairo. Hubungan diplomatik antara Aceh dan turki beberapa masa silam diseminarkan di Meuligoe KMA, kemarin Senin, (2/12). Acara ini diselenggarakan atas kerjasama para pelajar Turki dan Keluarga Mahasiswa Aceh Mesir.
Hadir dalam seminar ini DR. Fahmi Lukman, M.Hum., pakar sejarah dari Indonesia yang turut didampingi oleh Teungku Ridwan Muhammad Yusuf, Lc dari Aceh. Seminar ini juga menghadirkan para penggiat budaya dan sejarah Turki Ust. Najamuddin dan Ust. Arman Islami.
Apa yang terjadi di Aceh akhir-akhir ini ibarat banyaknya ditemukan bukti sejarah adanya relasi Turki Ustmani di Aceh, menjadi salah satu penyebab besar program ini dilaksanakan.
Seminar yang membahas wacana relasi antara Aceh dan Turki semenjak awal masuknya Islam ke Nusantara terang sekali menggambarkan bagaimana eratnya relasi persaudaraan ini. Khusus untuk tema ini dibahas secara lugas oleh DR. Fahmi, ia menggambarkan dengan detail bagaimana proses masuknya Islam ke Nusantara melalui Aceh serta relasi kesultanan Aceh dan Turki Ustmani kala itu.
“Hubungan yang pernah terjadi antara kesultanan Aceh dan Turki Ustmani bukanlah sebuah khayalan semata, ini merupakan fakta secarah yang tidak dapat diganggu gugat. Eratnya relasi persaudaraan yang ada mengakibatkan mereka bagai lahir dari saru rahim dan satu bapak” ungkap DR. Fahmi.
Fakta sejarah ini dibenarkan oleh Ustad Arman, “Kesultanan Aceh dan Turki Ustmani memang memiliki relasi kerjasama yang kuat. Sejak Islam ada pada masa ke-7 dan penyergapan garis pelayaran Nusantara oleh Portugal dan Spanyol merupakan awal relasi ini lahir. Surat Sultan Aceh Darussalam kepada Khalifah Turki Ustmani menjadi bukti sejarah yang masih tersimpan di Turki. Bantuan armada perang dengan persenjataan lengkap dikirimkan lansung bersama para bala proteksi tentara untuk menghadapi para Portugal dan Spanyol; merupakan bukti sejarah relasi Aceh dan Turki silam”.
Ust. Ginanjar yang menjadi moderator mengantarkan seminar ini secara khidmah sampai penghujung acara. (ZS)