Saturday 14 March 2020

Hadits - Wacana Zuhud

عَنْ أَبي العَباس سَعدِ بنِ سَهلٍ السَّاعِدي رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النبي صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُول الله: دُلَّني عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمَلتُهُ أَحَبَّني اللهُ، وَأَحبَّني النَاسُ؟ فَقَالَ: (ازهَد في الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وازهَد فيمَا عِندَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ) – حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة

Terjemahan:

Dari Abul ‘Abbas, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radhiallahu ‘anhu, ia berkata: “Seorang pria tiba kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kemudian berkata: ‘Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang bila saya mengerjakannya, maka saya dicintai Allah dan dicintai manusia’. Maka sabda ia : ‘Zuhudlah engkau pada dunia, niscaya Allah mencintaimu dan zuhudlah engkau pada apa yang dicintai manusia, niscaya insan mencintaimu”. (HR. Ibnu Majah dan yang lainnya, Hadits hasan)

[Ibnu Majah no. 4102]

Penjelasan:

Ketahuilah, bergotong-royong Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menganjurkan supaya menahan diri dari memperbanyak harta dunia dan bersikap zuhud.
Sabda ia :
“Jadilah kau di dunia ini laksana orang ajaib atau pengembara”.

Sabda ia pula :
“Cinta kepada dunia menjadi pangkal segala perbuatan dosa”.

Sabda ia ;
“Orang yang zuhud dari segala kesenangan dunia mengakibatkan hatinya nyaman di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang yang menyayangi dunia hatinya menjadi galau di dunia dan di akhirat”.

Ketahuilah bahwa orang yang tinggal di dunia ini yaitu tamu dan kekayaan yang di tangannya yaitu pinjaman. Sedangkan tamu itu akan pergi dan barang kontribusi harus dikembalikan. Dunia ini bekal yang sanggup dipakai oleh orang baik dan orang jahat. Dunia ini dibenci oleh orang yang menyayangi Allah, tetapi dicintai oleh para penggemar dunia. Maka siapa yang bergabung bersama pecinta dunia, dia akan dibenci oleh pecinta Allah.

Beliau menasihatkan kepada penanya supaya menjauhkan diri dari menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain. Jika seseorang ingin dicintai kemudian meninggalkan kecintaannya kepada dunia, maka mereka tidak mau berebut dan bermusuhan hanya alasannya mengejar kesenangan dunia.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

“Barang siapa yang mengakibatkan alam abadi sebagai cita-citanya, maka Allah akan menyatukan kemauannya, hatinya dijadikan merasa kaya dan dunia tiba kepadanya dengan memaksa. Sedangkan barang siapa yang bercita-cita mendapat dunia, maka Allah mengakibatkan kemauannya berantakan, kemiskinan senantiasa membayang di pelupuk matanya, dan dunia hanya didapatnya sekadar apa yang telah ditaqdirkan baginya”.

Orang yang beruntung yaitu orang yang menentukan kenikmatan infinit daripada kehancuran yang ternyata adzabnya tiada habis-habisnya.
banner
Previous Post
Next Post