Oleh: Muhammad Mutawalli T.*
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami membuat kau dari seorang pria dan seorang wanita dan mengakibatkan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku semoga kau saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kau di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Al-Hujurat [49] : 13).
“Human is Created, not Evoluted” ini merupakan satu kesimpulan sebagai jawaban untuk menolak kepercayaan Teori Evolusi “Charles Darwin”. Teori Evolusi adalah salah satu teori dalam sains yang sudah usang dibantah oleh ratusan ilmuwan. Tulisan ini ialah sebagai “ulangan” beberapa bantahan dari banyak sekali sudut pandang, salah satunya dari sudut pandang Islam. Perspektif Islam menyatakan bahwa insan itu diciptakan oleh sang Maha Pencipta. Berbeda dengan prinsip Teori Evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup mengalami perubahan, pertumbuhan dan perkembangan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan. Tentu ini merupakan tanda bahwa mereka yang tidak meyakini insan itu diciptakan berarti tidak percaya adanya pencipta, melainkan proses adanya makhluk hidup ini terjadi dengan sendirinya melalui evolusi.
Sebelum masuk dalam pandangan Islam mengenai makhluk hidup terutama manusia, terlebih dahulu sedikit kita ketahui bagaimana isi dari Teori Evolusi.
Humanoid ada tiga: 1) Australopithecus, hidup pada zaman es dan diketahui sebagai insan purba pertama. 2) Cro-Magnon, insan pemburu dan peramu. 3) Neandhertal, yang hidup pada zaman pleistosen (2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu). Saat ini humanoid dipakai sebagai istilah untuk robot-robot yang diprogram mirip manusia.
Jika mundur ke belakang lagi, awalnya human evolution dimulai dari sebuah makhluk yang berjulukan Haikouichthys (530 juta tahun yang lalu), makhluk ini kalau dicari persamaannya mirip ikan sekarang. Kemudian berevolusi ke satu makhluk yang sudah tumbuh kakinya yaitu Tiktaalik (375 juta tahun yang lalu). Terus berevolusi hingga keluar dari air, menjadi makhluk mirip kadal, dinosaurus, mengecil lagi hingga menjadi kera, kemudian berevolusi menjadi Australophithecus yang dikenal sebagai insan purba pertama. Kemudian berevolusi lagi menjadi Homo Erectus dan balasannya hingga kini berevolusi menjadi insan yang ada ketika ini dengan sebutan Homo Sapiens (manusia cerdas).
Pertanyaannya, Apakah ini semua fakta? Tentu tidak, ini hanyalah sebuah teori dengan bukti-bukti yang sama sekali tidak kuat. Secara akal, kalau memang monyet atau monyet sebelumnya sudah berevolusi, mengapa monyet masih ada hingga sekarang? Sedangkan jenis-jenis makhluk di antara yang berevolusi antara monyet dan homo sapiens sudah usang punah. Jika memang berevolusi niscaya monyet sudah lebih awal punah dibanding dengan jenis-jenis insan purba sesudah monyet tersebut.
![]() |
(sumber foto: detik.com) |
Teori Evolusi ialah salah satu teori yang dibuktikan keberadaannya dengan penelitian dan inovasi fosil-fosil tengkorak yang mirip dengan insan ketika ini. Pierre-Paul Grasse, spesialis zoologi asal Perancis dan merupakan salah satu pendukung Teori Evolusi Lamarck pernah menulis : “Imajinasimu terlalu liar kalau kau percaya kita telah berevolusi dari monyet hanya alasannya ialah beberapa temuan tengkorak”.
Dari pernyataan ini, Teori Evolusi Lamarck dan Teori Evolusi Darwin tampak bertolak belakang walaupun sama-sama memakai istilah evolusi. Teori Evolusi Lamarck menggagas bahwa ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunan-keturunannya. Akan tetapi bukan mirip gagasan Teori Evolusi Darwin yang adanya variasi organisme terjadi dengan sendirinya.
Dan kedua teori ini memanglah hanya teori, tidak hingga kepada derajat fakta.
Untuk menghadapi tiga perspektif ini antara lain Islam, Evolusi Lamarck, dan Evolusi Darwin. Prof. Dr. Quraisy Shihab, alumni Universitas Al-Azhar spesialis Tafsir dan Ilmu Al-Quran punya jawaban yang begitu bijak. Dalam Channel Youtube anaknya Najwa Shihab, Beliau ditanya siapa yang lebih awal? Nabi Adam As. atau insan purba? Prof. Quraisy Shihab mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
“Dalam al-Quran ada menceritakan proses insiden manusia. Namun juga diceritakan bahwa sebelum insiden insan (Nabi Adam) ini sudah ada makhluk-makhluk lain,”
Beliau melanjutkan “Tapi tidak diterangkan apa makhluk-makhluk lain itu. Boleh jadi, makhluk-makhluk lain itu. Boleh jadi, makhluk-makhluk lain itu insan purba.”
Menurut beliau, ketika al-Quran berbicara mengenai penciptaan Adam As. yang tertera hanyalah pernyataan bahwa Adam As. itu diciptakan dari tanah, kemudian dihembuskan ruh maka jadilah manusia. Dan ini yang dimaksudkan sebagai insan modern (homo sapiens). Namun al-Quran tidak menjelaskan apa yang terjadi sesudah penciptaan dari tanah dan sebelum ditiupkan ruh.
Setelah itu dia menegaskan bahwa kalau ada pertanyaan benarkah atau sanggup dijadikan faktakah Teori Darwin atau New Darwinism itu? Bisa kita katakan, Islam tidak membahas itu.
Oleh karenanya, penulis mengambil dua kesimpulan besar terkait Teori Evolusi, terutama teori yang digagas oleh Charles Darwin:
1. Bisa jadi, insan yang dimaksudkan dalam al-Quran itu hanyalah homo sapiens. Yaitu insan normal yang ada dengan fisik, mental dan daya pikir ketika ini. Jika insan purba memang ada yang dibuktikan dengan inovasi fosil dengan segala ciri khasnya, al-Quran tidak menunjuk makhluk-makhluk itu sebagai manusia.
2. Bisa jadi, makhluk mirip insan purba ialah makhluk yang secara fisik, mental dan daya pikir berbeda dengan insan sekarang. Mereka ialah insan yang memang tidak hingga risalah dakwah. Dalam teori, mereka juga makhluk yang dipercaya mempunyai bahasa. Kita tidak tahu apakah bahasa dan kehidupan mereka terbentuk oleh kumpulan akal, budaya dan pemikiran sebagaimana homo sapiens.
Pelajaran penting yang sanggup dipetik dari pembahasan ini ialah terkadang pelajar-pelajar yang ada di sekolah juga belum sanggup membedakan antara fakta dan teori. Karena ketika ini teori sains yang diajarkan di sekolah disampaikan dengan gaya yang seperti itu fakta. Teori sifatnya masihlah sebuah pendapat yang didukung dengan penelitian, penemuan, dan didukung dengan argumentasi yang ada. Akan tetapi hakikatnya sebuah teori tidak akan hingga ke derajat fakta selama memang belum mencukupi syarat untuk disebut sebagai sebuah fakta.
Teori Evolusi Darwin bertentangan dengan isi al-Quran sebagai sumber autentik paling atas dalam Islam. Teori Evolusi hanyalah sebuah teori dan al-Quran bukanlah kitab teori melainkan kitab fakta. Manusia tidak berevolusi melainkan diciptakan oleh-Nya.
Bukan berarti dalam goresan pena ini penulis menghina teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin, melainkan ini sebagai kritik bahwa sebagai muslim, kita tidak boleh meyakini Teori Evolusi sebagai sebuah fakta. Selain Teori Evolusi yang dikemukakan, Charles Darwin juga pernah beropini bahwa semua makhluk hidup berasal dari air. Pendapat ini boleh kita percayai alasannya ialah sesuai dengan isi al-Quran yang sudah lebih awal turun ketimbang pendapat Darwin tersebut. Allah Swt. berfirman:
أَوَ لَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ كَانَتَا رَتۡقٗا فَفَتَقۡنَٰهُمَاۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَيۡءٍ حَيٍّۚ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bekerjsama langit dan bumi itu keduanya dahulu ialah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Qs. Al-Anbiya : 30).
Wallahu A’laa wa A’lam
*Penulis ialah Mahasiswa Tingkat 2 Fakultas Ushuluddin Univrsitas Al-Azhar Kairo.