*Fanny Putri Afsyalia
harvardmagazine.com |
Hari ini, dunia memperingati Hari Wanita Internasional yang dirayakan setiap tanggal 8 Maret tiap tahunnya. Peringatan ini ditujukan kepada seluruh perempuan di serpihan dunia atas dedikasinya yang turut mengambil andil dalam pembangunan masyarakat dan memajukan bangsa.
Bagaimana awal ditetapkannya Hari Wanita Internasional?
Hari Wanita Internasional pertama kali dirayakan pada tanggal 28 Februari 1909 di New York, Amerika Serikat. Dimulai pada tahun 1908, ketika 15 ribu perempuan berunjuk rasa di sepanjang jalanan kota New York, guna menuntut hak-haknya dalam memberikan bunyi dan aspirasi serta menuntut pembayaran upah para buruh dan karyawan secara adil. Pada dikala itu mereka juga menuntut hak beropini dan berpolitik.
Kemudian pada tanggal 8 Maret 1917, demonstrasi yang dilakukan oleh para perempuan di Petrograd ternyata memicu terjadinya konflik. Akhirnya pada tahun 1977, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meresmikan Hari Wanita Internasional jatuh pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya sebagai wujud verbal untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Sikap Al-Azhar Memandang Wanita dan Hari Wanita Internasional
Sehubungan dengan perayaan Hari Wanita Sedunia ini, Al-Azhar menekankan bahwa syari’at Islam juga sangat memuliakan wanita. Setelah diutusnya Rasulullah Saw. kedudukan para perempuan menjadi sama dengan para lelaki, bahkan derajatnya lebih mulia. Dalam suatu riwayat disebutkan perihal seseorang yang bertanya pada Rasulullah Saw. siapa yang harus dicintai lebih dulu, ayah atau ibu. Maka dia pun menjawab “ibumu”, pertanyaan tersebut diulang hingga tiga kali dengan balasan yang sama. Baru lalu sehabis ditanya keempat kalinya dia menjawab “ayahmu”.
Begitu tinggi penghormatan Islam atas pengorbanan seorang wanita. Sehingga ketika menjadi seorang ibu, maka perempuan mendapat derajat tiga kali lebih tinggi dibanding ayah. Dan seorang ibu kelak akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak.
Al-Azhar juga sangat mendukung emansipasi perempuan yang ditetapkan oleh syari’at, bekerjsama perempuan juga berhak mendapat hak-haknya sebagaimana para lelaki, dan melarang keras tindakan-tindakan kriminal atau pemerkosaan terhadap kaum wanita. Al-Azhar juga memutuskan keadilan dengan tidak membeda-bedakan antara lelaki dan perempuan. Selain itu, Al-Azhar memperlihatkan ruang gerak bagi para perempuan menyerupai halnya pria dalam menjalankan perannya, khususnya dalam membina sebuah keluarga yang baik serta memajukan bangsa dan negara.
Dalam laman resminya, Al-Azhar memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada perempuan di dunia, khususnya peremuan Mesir, dengan turut mendukung adanya Hari Wanita Internasional ini sebagai bentuk terima kasih atas tugas penting para perempuan Mesir dalam memajukan bangsa. Semoga Allah 'azza wa jalla membalas setiap jasa para perempuan dan senantiasa menjaga negara kita dalam lindungan-Nya.[]
*Penulis ialah mahasiswi tingkat 1 Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.