Saturday 5 October 2019

Ustazah Wirdah Pada Grand Opening Wihdah: Azhariah Punya Tugas Besar

Ustazah Wirdah Fachiroh memberikan bahan dan pesan pada Grand Opening Wihdah. (Foto: Dok. Rahmiatul Aini/Kmamesir.org)
Kmamesir.org (28/3/2019). Dalam Grand Opening Wihdah Inklusif yang menghadirkan Ustazah Wirdah Fachiroh Fachri, Lc., MA, sebagai narasumber untuk mengisi obrolan terbuka, memberikan bahwa mahasiswi Al-Azhar (Azhariah) mempunyai tugas cukup besar dalam masyarakat dan umat. Acara yang bertema "Memperteguh Identitas Mahasiswi Indonesia yang Prestatif, Inovatif, dan Kontributif" ini diselenggarakan pada Rabu, 27 Maret 2019, di Markaz Da’wah PCIM Mesir, Suq Sayyarat. 


Dialog terbuka tersebut dimulai sehabis seremoni pembukaan dan sambutan, serta penampilan tari saman dari keputrian Aceh. Dalam paparannya, Ustazah Wirdah menyebutkan bahwa perempuan mempunyai tugas yang begitu besar, lebih lagi kita sebagai seorang Azhariah, dia megatakan bahwa kehidupan mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) ini terbagi ke dalam beberapa unsur, di antaranya manusia akademis, manusia aktivis, tim sosialita dan hura-hura; ada juga yang berbisnis.

“Ada saatnya unsur-unsur yang saya sebutkan tadi itu harus balance, harus seimbang, kenapa? Kita ini sebagai perempuan harus include semuanya, al ummu madrasatul ula, sebagaimana halnya sebuah sekolah di dalamnya terdapat kreativitas, intelektual dan unsur-unsur pendidikan yang lain,” ujar Ustazah Wirdah.

Beliau menegaskan bahwa kita tidak sanggup mencukupkan diri dengan berguru atau berorganisasi saja, melainkan itu semua harus dikolaborasikan sebagai modal kita menjadi seorang ibu di masa depan. 

Para penerima sangat antusias mendengarkan paparan dari Ustazah Wirdah, hal ini dibuktikan dengan aktifnya penerima dalam melontarkan pertanyaan, di antaranya sebuah pertanyaan dari seorang mahasiswi Darul Lughah (DL) yang menanyakan perihal tugas seorang mahasiswi DL dalam kegiatan organisasi, apakah sebagai mahasiswi gres kita harus berkecimpung di organisasi atau mencukupkan diri dulu dengan pemantapan bahasa dan hafalan Al-Quran?

Ustazah Wirdah yang merupakan alumni Univesitas Al-Azhar di Fakultas Bahasa Arab dan kini sedang melanjutkan studi S3-nya di bidang linguistik ini menganalogikan seorang mahasiswi Darul Lughah dengan seorang bayi yang gres lahir, seorang mahasiswi gres yang disodorkan organisasi sama halnya ibarat seorang bayi yang gres lahir diberi makan nasi dan ayam, apa yang lalu terjadi? Tentu saja itu akan berakibat fatal alasannya ialah diberikan tidak pada waktunya, begitu kira-kira jawaban dia terhadap pertanyaan Indah, mahasiswi gres asal Aceh. Di dalam obrolan terbuka tersebut, Ustazah Wirdah memberikan banyak pesan kepada Mahasiwi Indonesia di Mesir, mulai dari cara berguru hingga cara hidup.

“Belajar itu ada caranya, kenapa ada orang rajin tapi enggak sukses? Karena ada yang salah di situ, cara belajarnya, saya kurang melihat Masisir murajaah, berguru sana-sini tapi enggak murajaah! Padahal murajaah itu sangat penting,” papar Ustazah asal Jakarta ini.

Beliau juga berpesan semoga para mahasiswi menjaga identitasnya sebagai Azhariah. “Azhariah, tapi hobinya nongkrong di cafe sama lelaki, pulang menjelang subuh, ketawa cekikikan di jalan,” komentar dia terhadap fenomena yang terjadi di kalangan sebagian Masisirwati.


Acara yang bertujuan untuk mengenalkan kita cara memaksimalkan tugas sebagai seorang Azhariah ini dimulai pukul 14.00 dan berlangsung hingga Maghrib. Dialog terbuka tersebut lalu disusul bedah buku bersama Ustaz Cecep dan diakhiri oleh penampilan akustik dari perwakilan "Komuntitas Akar".

“Selamat berkarya, selamat menawarkan hal-hal nyata untuk Masisirwati, jangan pernah luntur menawarkan manfaat kepada orang lain,” ujar Saeful Jihad sebagai ketua PPMI mengakhiri kata sambutannya di pembukaan acara.[]

Rahmiatul Aini
banner
Previous Post
Next Post