Sunday 17 November 2019

Kma Mesir Adakan Temuramah Dan Silaturahmi Dengan Rektor Iain Malikussaleh

DR. H. Hafifuddin Irsyad bersama ketua KMA Tgk. Khalid Muddatstsir (kanan)

Kmamesir.org. (2/05/2017). Senin (1/5), Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) mengadakan program temuramah dan silaturahim dengan Rektor IAIN Malikussaleh Lhokseumawe, Bapak DR. H. Hafifuddin Irsyad. Acara ini bertujuan untuk menyambung tali silaturrahmi, berdiskusi serta mengupas potensi dan isu-isu yang ketika ini sedang marak di Aceh.

Acara yang diadakan di Meuligoe KMA ini, dimulai dengan pembacaan kalam suci yang kuasa dan kata-kata sambutan oleh ketua KMA Kairo-Mesir. Dalam kata-kata sambutannya, Khalid Mudatstsir mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Hafifuddin Irsyad atas waktu dan kunjungan ke Meuligoe KMA. Menurut Khalid, kehadiran ia sedikit sanggup mengobati rasa kerinduan para warga KMA dengan kampung halaman tercinta. 

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Hafifuddin, selaku ayahanda kami yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengunjungi kami para warga Aceh yang ada di kairo. Tentunya, dengan kedatangan Bapak ke Meuligoe KMA ini, sanggup sedikit mengobati rasa rindu kami akan orang renta dan kampung halaman tercinta,” ujarnya. 

Dalam kata-kata sambutannya, Khalid juga meminta nasehat serta wejangan yang ditujukan kepada warga KMA dalam hal menuntut ilmu. serta hal-hal yang akan dihadapi dan harus dipersiapkan khususnya oleh warga Aceh yang ada di kairo, sebelum jadinya nanti bertolak kembali ke tanah air. 

“Dan kami juga sangat mengharapkan nasehat serta petuah-petuah dari Bapak selaku orang renta kami, yang kiranya sanggup kembali aben semangat kami, para Mahasiswa Aceh yang berada di Mesir ini dalam hal menuntut ilmu. serta kami juga sangat mengharapkan sedikit paparan wacana citra umum perihal keadaan serta fenomena yang kerap terjadi di Aceh ketika ini, sehingga kami sanggup lebih mempersipakan diri, sebelum jadinya bertolak kembali ke nanggroe tercinta,” tuturnya. 

Dalam pemaparannya, Bapak Hafifuddin memberikan bahwa semangat pendidikan di Indonesia terutama di Aceh masih sangat minim, khususnya pendidikan Agama. Ini ditandai dengan masih kurangnya SDM yang mumpuni dalam hal tersebut di setiap daerah. Dalam penyampaiannya ia sangat menaruh impian besar kepada para perjaka dan pemudi Aceh, khususnya mahasiswa Aceh yang berada di kairo-Mesir ketika ini, sehingga kedepan sanggup menggebrak dan menangani permasalahan yang kerap terjadi di Aceh ketika ini. 

Dalam penjelasannya, ia menuturkan, hal tersebut bukanlah suatu kasus yang mudah. Dibutuhkan keseriusan dan waktu yang panjang untuk membangun Aceh yang lebih berjaya dalam bidang pendidikan serta penerapan syariat Islam kedepan yang lebih baik. 

“Jika kita ingin merubah suatu kaum dari suatu keburukan yang telah usang mendarah daging, maka setidaknya kita membutuhkan waktu yang sama panjang sesuai dengan lamanya keburukan tersebut terjadi, semoga kita sanggup merubah suatu keburukan itu, menjadi suatu kebaikan yang mendarah daging pula. Bahkan saya pernah mendengar Prof. Dr. Ali Juma’ah sendiri menyampaikan bahwa setidaknya Aceh memerlukan waktu sedikitnya empat puluh tahun lamanya untuk sanggup menggebrak kembali syariat Islam yang kokoh nan bermartabat,” ungkapnya.

Bapak Hafifuddin juga menegaskan, hal tersebut hanya akan terjadi dengan sebuah catatan besar. Dibutuhkannya keseriusan, tekad, serta rasa mempunyai yang besar lengan berkuasa oleh masyarakat Aceh untuk Aceh itu sendiri. 

“Maka bila Anda bertanya kepada saya, apa yang harus kita lakukan untuk kemajuan masyarakat Aceh kedepan? dan bagaimana caranya? Maka jawabannya yaitu wakafkankanlah diri anda lillahi ta’ala! Khususnya dalam pengaplikasian amar ma’ruf nahi mungkar kepada masyarakat, demi kemajuan negeri kita tercinta kedepan,” tegasnya. 

“Dan ingat! Bukan wacana kekuasaan, dan juga bukan wacana tingginya pendidikan anda. Akan tetapi wacana bagaimana ucapan anda sanggup masuk dan diterima ke dalam dada orang yang mendengarnya. Maka dari itu, selaku orang yang sedang menuntut ilmu agama, saya sangat berharap dengan sangat kepada kalian semua, bila sekiranya suatu ketika kalian pulang ke tanah air dan mau tidak mau akan berhadapan dengan masyarakat. Maka hendaklah terlebih dahulu kalian membaca kondisi, serta isu-isu yang sedang beredar di dalam masyarakat itu sendiri sehingga pengaplikasian amar ma’ruf nahi mungkar pun dirasa nantinya akan lebih gampang kalian jalankan dan juga akan berdampak lebih gampang untuk diterima oleh masyarakat luas. Hal ini tentunya sudah sesuai dengan dosis serta kadar yang dihadapi dan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut,” terang bapak yang kerap disapa Pak Hafif ini. 

Alhamdulillah, program yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Ini ditandai dengan para hadirin yang begitu larut dan fokus menyimak penyampaian yang sangat berisi dan padat oleh sosok yang ramah serta humoris ini. Acara inipun jadinya ditutup dengan penyerahan cendera mata oleh ketua KMA, diakhiri sesi foto bersama.(NT)

DR. H. Hafifuddin Irsyad bersama warga KMA di Mesir

banner
Previous Post
Next Post