Thursday 21 November 2019

Metode Berdakwah Kepada Non-Muslim (2)

 Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin hafizhahullah menyampaikan Metode Berdakwah Kepada Non-Muslim (2)


Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin hafizhahullah mengatakan,

لا بدَّ أوَّلاً من ترسیخ العقیدة وبیان الإیمان وتقریر أصول الدین، ثم بعد ذلك ینتقل إلى بیان الأحكام الشرعیة والأوامر والنواھي والأخلاق والآداب

“Seharusnyalah yang pertama kali didahulukan ialah mengokohkan aqidah, menjelaskan keimanan dan menetapkan dasar-dasar agama Islam, kemudian sehabis itu beralih kepada klarifikasi hukum-hukum syar’i, perintah dan larangan, akhlaq serta adab”.

Lalu beliau hafizhahullah menjelaskan bahwa seorang dai apabila hendak berdakwah, maka hendaklah ia memulai dengan dakwah mengajak kepada tauhid yang merupakan makna dari syahadat La ilaha illallah, alasannya ialah alasan berikut ini:

1. Tidak Sah Suatu Amal Kecuali dengan Tauhid

Tauhid ialah dasar terbangunnya amalan, tidak adanya tauhid mengakibatkan tidak bermanfaatnya amalan, bahkan akan gugur seluruh amalan seseorang, alasannya ialah tidak sah ibadah itu bila disertai kesyirikan, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَن يَعْمُرُواْ مَسَاجِدَ الله شَاهِدِينَ عَلَى أَنفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ

Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amalannya, dan mereka infinit di dalam neraka” (QS. At-Taubah: 17).

2. Mengenal Makna Syahadat La ilaha illallah ialah Kewajiban Pertama Seorang Hamba

Inilah manhaj dakwah seluruh nabi dalam berdakwah mengajak insan kepada Allah, pertama kali mereka mengajak insan untuk mentauhidkan Allah dan memberantas kesyirikan, kemudian mereka mengajarkan syari’at Allah yang lainnya (setelah tauhid) kepada orang yang telah bertauhid.

Demikian pula metode dakwah epilog para nabi, yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikut dia shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik. 

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih mereka berdua, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat mengutus Mu’adz ke negeri Yaman, dia bersabda kapadanya,

إنَّك تأتي قوماً من أھل الكتاب، فلیكن أوّلَ ما تدعوھم إلیه شھادةُ أن لا إله إلاّ الله وفي روایة: -أن یوحدوا الله- فإن ھم أطاعوك لذلك، فأعلمھم أنَّ الله افترض علیھم خمسُ صلوات في كلِّ یوم ولیلة، فإن ھم أطاعوك لذلك فأعلمھم أنَّ الله افترض علیھم صدقةً تؤخذ من أغنیائھم فتردّ على فقرائھم، فإن ھم أطاعوك لذلك فإیّاك وكرائم أموالھم واتَّقِ دعوةَ المظلوم فإنَّه لیس بینه وبین الله حجاب

Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari jago Kitab, maka kasus yang pertama kali kamu sampaikan kepada mereka ialah syahadat La ilaha illallah, dalam sebuah riwayat: (supaya kalian mengesakan Allah), maka bila mereka mematuhi apa yang telah kamu sampaikan, kemudian beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Apabila mereka mematuhi apa yang telah kamu sampaikan, selanjutnya beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di kalangan mereka kemudian diberikan kepada orang-orang faqir di kalangan mereka. Jika mereka pun mematuhi apa yang kamu dakwahkan, maka jagalah dirimu dari perbuatan mengambil zakat mereka dari harta yang paling mahal. Dan jagalah dirimu dari doa orang yang terzalimi, alasannya ialah tidak ada penghalang (doa) antara dirinya dengan Allah”.

[Bersambung]

***
[serialposts]

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post