Friday 22 November 2019

Tafsir Surat An-Najm 19-23: Ngalap Berkah Yang Salah (2)

ini semakin nampak apabila kita renungi ayat kesatu hingga kedelapan belas dari surat An Tafsir Surat An-Najm 19-23: Ngalap Berkah Yang Salah (2)  1.

Di samping itu, ketiga berhala dan patung mereka tersebut tidak bisa membuat mereka mencapai kedudukan yang tinggi sebagaimana yang Allah jadikan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiga berhala dan patung itupun tidak bisa membuat malaikat yang mulia sebagaimana Allah membuat malaikat Jibril ‘alaihis salam.

Lalu apakah layak berhala dan patung menyerupai itu dianggap sebagai sekutu-sekutu Allah Azza wa Jalla? Demikianlah seluruh pertanyaan-pertanyaan dalam Quran Al-Karim yang bebentuk tantangan (tahaddi) dan pembuktian ketidakmampuan (ta’jiz), maka tidaklah mungkin bisa dijawab oleh kaum musyrikin hingga hari Kiamat tiba.

Siapa al-laata, al-uzza dan manaah? Bagaimana Kaum Musyrikin Menyembah Mereka?

Allah Ta’ala berfirman:

أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ

(19) Maka apakah patut kau (hai orang-orang musyrik) menganggap al Laata dan al Uzza.

Al-Laata

Terdapat dua tafsiran Ulama rahimahumullah terhadap {اللَّاتَ}, yaitu2.

Pertama:

Tanpa mentasydidkan huruf ta` (ت): al-laata (اللَّاتَ), Dan bacaan tanpa tasydid ini ialah bacaan jumhur ulama3. Al-laata adalah kerikil besar halus, berwarna putih dan terukir. Jadi, Al-laata adalah sebuah patung di kawasan Thaif milik Bani Tsaqif. Kaum musyrikin dahulu mencari keberkahan darinya, meminta pemenuhan hajat mereka kepadanya dan meminta kepadanya biar terangkat petaka yang menimpa kepada mereka.

Dengan demikian, al-laata adalah kerikil atau patung yang dikeramatkan dan dicari keberkahannya. Oleh alasannya ialah itu, kesyirikan para penyembah al-laata adalah ngalap berkah (tabarruk bil ahjaar) kepada batu-batu yang dikeramatkan.

Mereka menamai kerikil yang dikeramatkan tersebut dengan (اللَّاتَ), karena mengambil dari (الإله), dengan anggapan bahwa al-laata memang sesembahan yang layak untuk dimintai barakah, maslahat, dan keselamatan. Demikianlah para kaum musyrikin di zaman sekarang, mereka menamai sesembahan-sesembahan mereka dengan nama yang berdasarkan mereka indah dan mengandung kekhususan Ilahiyyah sehingga banyak orang yang tertipu dengannya, sehingga mereka mengagungkan dan menyembah sesembahan-sesembahan tersebut.

Camkanlah baik-baik! Bahwa jurus melariskan dagangan kesyirikan berupa menamai kesyirikan dengan nama yang mengandung kesan indah sebenarnya ialah jurus nenek moyang musyrikin semenjak tempoe doeloe.

[Bersambung]
  1. Tafsir Al-Qurthubi, QS. An-Najm: 19 ini semakin nampak apabila kita renungi ayat kesatu hingga kedelapan belas dari surat An Tafsir Surat An-Najm 19-23: Ngalap Berkah Yang Salah (2)
  2. Dintisarikan dari I’anatul Mustafid, Syaikh Sholeh Al-Fauzan, hal. 215 ini semakin nampak apabila kita renungi ayat kesatu hingga kedelapan belas dari surat An Tafsir Surat An-Najm 19-23: Ngalap Berkah Yang Salah (2)
  3. Lihat: Taisiirul Aziziil Hamiid, Syaikh Sulaiman bin Abdillah, hal. 175 ini semakin nampak apabila kita renungi ayat kesatu hingga kedelapan belas dari surat An Tafsir Surat An-Najm 19-23: Ngalap Berkah Yang Salah (2)

***
[serialposts]

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post