اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allah, Dialah yang membuat kalian dari keadaan lemah, kemudian Dia mengakibatkan (kalian) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia mengakibatkan (kalian) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia membuat apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Ar-Ruum: 54).Oleh alasannya ialah itu, masa muda menyimpan potensi dahsyat, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala ayat ke-13 dari surat Al-Kahfi dalam kitab Tafsirnya,
فذكر تعالى أنهم فتية -وهم الشباب- وهم أقبل للحق ، وأهدى للسبيل من الشيوخ ، الذين قد عتوا وعسوا في دين الباطل ؛ ولهذا كان أكثر المستجيبين لله ولرسوله صلى الله عليه وسلم شبابا . وأما المشايخ من قريش ، فعامتهم بقوا على دينهم ، ولم يسلم منهم إلا القليل .
“Allah Ta’ala mengabarkan bahwa mereka ialah fityah – yaitu para pemuda- dan mereka mempunyai sifat lebih mendapatkan kebenaran dan lebih besar mendapatkan petunjuk untuk meniti jalan yang lurus, dibandingkan para generasi bau tanah yang sombong dan bersikeras untuk tetap dalam agama yang batil. Oleh alasannya ialah inilah, kebanyakan orang (pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pent.) yang menyambut aliran Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah para pemuda. Adapun generasi bau tanah dari suku Quraisy, pada umumnya tetap berada pada agama mereka, tidaklah mereka memeluk agama Islam melainkan sedikit saja”.
وهذا هو الموسم الأعظم الذي يقع فيه جهاد النفس والهوى وغلبة الشيطان. وبصيانة هذا الموسم يحصل القرب من الله عز وجل، وبالتفريط فيه يقع الخسران العظيم، وبالصبر فيه عن الزلل يثنى على الصابرين، كما أثنى الله فيه على الصابر يوسف.
“Masa muda ialah masa yang terbesar yang terjadi didalamnya usaha dalam mengendalikan jiwa, menundukkan hawa nafsu dan mengalahkan setan. Dengan menjaga masa ini, maka seorang cowok akan bersahabat dengan Allah ‘Azza wa Jalla, sedangkan menelantarkan masa muda ini akan menelan kerugian yang besar. Sabar di masa muda dari kemaksiatan akan meraih kebanggaan (Allah) yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bersabar. Sebagaimana Allah memuji sang penyabar Nabi Yusuf ketika masa muda(nya)” (Masimil ‘Umri, Ibnul Jauzi, hal.45)2.
ولقد علم أعداء الإسلام هذه الحقيقة ، فسعوا إلى وضع العراقيل في طريقهم، أو تغيير اتجاههم ، إما بفصلهم عن دينهم ، أو إيجاد هوة سحيقة بينهم وبين أولي العلم
“Musuh-musuh Islam telah mengetahui ini (keistimewaan pemuda, pent.), maka musuh-musuh Islam segera membuat rintangan di jalan hidup yang dilalui para cowok Islam atau merubah cara pandang dan prinsip hidup mereka, dengan memisahkan mereka dari agama Islam atau membuat jurang pemisah antara mereka denganpara ulama” (Fatawa Bin Baz: 2/365)3.
Dari klarifikasi di atas, sanggup kita simpulkan bahwa para cowok ialah generasi yang sangat membutuhkan arahan, bimbingan, pencerahan, proteksi dan perhatian besar dari ulama dan bimbingan dari para tokoh perubahan dalam segala bidang kebaikan. Jangan hingga mereka melepaskan kedekatan dengan para ulama Ahlus Sunnah dan Umara kaum muslimin.
***
_______
- “Masa muda dan tua“, hal. 5
- Lihat: http://altawhed.net/articals/1435/889.htm
- Lihat: Islamqa.info/ar/139818
[serialposts]
Penulis: Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id