
Dalil isti’adzah (memohon perlindungan) yaitu firman Allah Ta’ala,
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
“Katakanlah ‘Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai shubuh’” (QS. Al-Falaq :1).
Dan firman-Nya
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
“Katakanlah ‘Aku berlindung kepada Rabb Manusia, Penguasa manusia’” (QS. An-Nas: 1).
Kesimpulan Dalil
Ayat tersebut merupakan dalil bahwa di antara jenis isti’adzah (meminta perlindungan) ada yang tergolong ibadah.
Penjelasan Dalil
Dalam kedua ayat tersebut, Allah Ta’ala memerintahkan kepada Nabi-Nya yang mulia –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk memohon pertolongan hanya kepada Allah. Tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kecuali Dia mengasihi dan ridha dengan sesuatu yang Dia perintahkan tersebut. Berarti sesuatu yang Dia perintahkan tersebut masuk dalam definisi ibadah.
Dengan demikian, ibadah isti’adzah tersebut dihentikan ditujukan kepada selain Allah dan barangsiapa yang menujukan ibadah isti’adzah kepada selain Allah, dalam bentuk memohon pertolongan (isti’adzah yang jenis ibadah) kepada selain-Nya, maka berarti beliau telah menyembah selain-Nya, dikarenakan telah mempersembahkan suatu bentuk ibadah kepada selain-Nya.
Dalil Ibadah Istighatsah (memohon pertolongan untuk diselamatkan)
Dalil istighatsah (memohon pertolongan untuk diselamatkan) yaitu firman Allah Ta’ala :
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ
“(Ingatlah) tatkala kalian memohon pertolongan kepada Rabb kalian untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), kemudian dikabulkan oleh-Nya bagi kalian” (QS. Al-Anfal : 9).
Penjelasan Dalil
Ayat tersebut merupakan dalil bahwa di antara jenis istighatsah (meminta pertolongan untuk diselamatkan) ada yang tergolong ibadah.
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa Allah memuji para sahabat di bawah pimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memohon pertolongan untuk diselamatkan dari kesulitan dalam peperangan Badar (kemenangan) dan Allah pun mengiringi kebanggaan tersebut dengan suatu akhir baik berupa pengabulan. Pujian dan akhir baik tersebut menunjukkan bahwa Allah mengasihi istighatsah mereka, sehingga disimpulkan bahwa istighatsah dalam konteks ini yaitu ibadah dan dihentikan ditujukan kepada selain Allah. Barangsiapa yang beristighatsah kepada selain Allah Ta’ala, berarti beliau telah menyembah selain-Nya
[bersambung]
***
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id